Di Tempat Ini

4.1K 269 76
                                    

"Kak Syarlaaaa," pekik Nabila sambil melihat layar ponselnya.

Syarla dan Salma yang juga baru masuk rumah terkejut dengan teriakkan Nabila.

"Kenapa sih Nab?" tanya Syarla yang kini sudah berdiri di samping adiknya.

Sementara Salma lebih memilih memperhatikan kedua anak gadisnya dengan duduk di sofa.

"Kak Anggis pulang, Kak," jelas Nabila dengan mata berbinar dan genggaman erat pada lengan Syarla.

"Demi apa?" Binar di mata Syarla juga mulai bersinar.

Nabila segera menunjukkan sebuah pesan yang sudah dia baca sebelumnya, sebuah ajakan bertemu untuk dia dan Syarla.

Sabit terlukis di wajah manis Syarla, ia segera menarik Nabila mendekat dengan sang Mami seraya minta izin untuk keluar besok.

"Mami... besok Syarla sama Nabila izin keluar ya, Kak Anggis ngajak ketemu," rengek Syarla berupa minta izin dari sang Mami.

"Siapa Kak Anggis?" kali ini Rony yang bertanya, ia baru saja memasuki rumah.

"Kak Anggis itu kakak kelas Nabila sama Kak Syarla, dulu waktu ada singing camp, dia jadi mentor kita," jelas Nabila.

Meminta izin ke Papi dan Mami harus dengan jelas, kapan, dimana, dan bersama siapa.

"Kalau nanti malam, kalian ada rencana?" bukannya merespon kalimat Nabila, Rony memilih mengajukan pertanyaan lain.

"Wededeh, nanyain nanti malam segala. Mau ngajakin kita malam mingguan?" ledek Salma menanggapi kalimat Rony yang sangat tiba-tiba.

Pasalnya jam malam untuk laki-laki itu seringkali adalah jam tidur nyenyak.

"Iya kita jalan-jalan malam ini, ada yang mau ikut?"

Syarla dan Nabila saling pandang, mereka yang dibiasakan sudah di rumah sebelum jam sembilan, merasa aneh dengan tawaran jalan-jalan malam.

"Lama banget kita enggak keluar malam Ron. Biasanya malam di jalan kalau enggak ada urusan ya pulang dari rumah Mamak. Jarang banget jalan-jalan." Salma seakan mendapat angin segar.

Meski jalan-jalan malam kali ini, belum tentu berakhir dengan kesegaran seperti yang diharapkan Salma dari tatapan antusiasnya.

"Kita ikut." Nabila dan Syarla turut mengaminkan ajakan sang Papi.

Dua gadis itu turut antusias, meskipun tidak tahu apa yang akan terjadi di sepanjang jalan pulang nantinya.

0_0

Kerlip cahaya membanjiri ibu kota, baik berasal dari kendaraan, lampu jalan, juga taburan bintang di langit malam.

Sayangnya, rembulan tertutup awan. Entah mengapa awan hanya menutup sebagian langit saja, seakan menyembunyikan bulan, tetapi membiarkan bintang-bintang bersinar.

Kendaraan roda empat yang terisi keluarga kecil Rony mulai menepi, memasuki jajaran cafe dengan berbagai rupa warna warni.

"Kita mau ke kafe, Pi?" tanya Syarla yang mengamati Rony memilih tempat parkir di depan sebuah kafe.

"Ini tempat Papi reguleran dulu," Jawaban Rony membuat Salma tersentak, menoleh sekilas ke arah Rony tanpa mengatakan apapun.

"Berhubung baru selesai renovasi, Papi diundang lagi, buat pembukaan suasana baru kafe ini," tutur Rony menjelaskan.

Syarla dan Nabila mengangguk mengerti, antusias mereka sedang tinggi. Ingin tahu bagaimana awal mula karier sang Papi saat mencari pundi-pundi rupiah.

Berbeda dengan dua anaknya, Salma justru menarik napas panjang, seakan dirinya butuh persiapan lebih banyak hanya untuk memasuki kafe ini saja.

Mencoba Mencari Celah dalam Hatimu (MMCDH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang