Perjanjian Kita

3.9K 294 50
                                    

"Jadi maksud rapat adalah pertemuan diam-diam dengan Diman?" lirih Rony yang kini sangat dekat dengan Salma, otomatis pertanyaan itu dapat didengar dengan baik oleh Salma.

Gerakan menghapus keringat berhenti mendadak, pertanyaan yang diajukan Rony seakan memanggil tatapan tajam Salma untuk menatap ke arahnya, "jangan nethink deh Ron."

"Gua cuma tanya, kenapa jadi emosi sih?" kali ini Rony bertanya sambil menampilkan senyuman tipisnya.

"Emosi ya gua? maaf ya," tukas Salma yang kini sudah dipastikan kehilangan senyumnya.

"Sebenarnya yang seharusnya emosi, gua sih ya. Diam-diam istri gua ketemu sama mantannya. Kesel nggak tuh," lagi-lagi Rony berkata lirih.

"Ron!" teriak Salma tiba-tiba, membuat Rahman dan Diman yang sebelumnya memperhatikan pasangan tersebut, sontak mengalihkan pandangan mereka.

"Seneng banget ya neriakin suaminya di depan mantan? Nunjukkin kalau kita sering berantem biar dia ada celah buat masuk ke hubungan kita?" tanya Rony masih dengan senyum yang terpasang di wajah.

"Ron, please, cukup."

"Udah ya Sal. Gua ke sini cuma mau nganter charger, kalau enggak jadi dipakai. Gua bawa pulang lagi. Gua enggak mau kedatangan gua, jadi alasan rusaknya mood lu yang barusan berbunga-bunga karena ketemu mantan," tukas Rony, kemudian berlalu meninggalkan Salma.

Salma menghela napas panjang, kemudian berteriak, "Gua ikut pulang. Tunggu di mobil!"

Sementara Salma berlari ke arah Rahman dan Diman untuk pamit lebih dulu, Rony justru berjalan menuju mobil dengan menunduk.

Ingatannya berputar cepat pada pertemuannya dengan perempuan di masa lalunya.

"Bener enggak makan, Ron?" tanya perempuan yang kini sudah memegang semangkuk bubur ayam.

"Gua ikut ke sini bukan buat dengerin basa-basi."

Perempuan itu tertawa ringan, "Hidup sama Salma bikin lu gak sabaran juga ya. Bisa nular gitu ya kesabaran setipis tisunya."

"Kalau lu gak segera ngomong, gua pergi," ancam Rony pada perempuan yang sengaja mengulur waktu untuk bersama dengan Rony.

"Oke. Biarin gua makan satu suap, habis itu cerita."

Rony diam tidak menanggapi, kakinya terus bergerak karena bosan. 

Kebosanan itu akhirnya ditangkap oleh mata perempuan di sampingnya yang kini meletakkan sendok dan menghadap Rony.

"Lu tahu alasan Diman balik ke sini?" tanya perempuan itu membuka pembicaraan yang udah ditunggu Rony.

Rony menggeleng, "nggak," balasnya pendek.

"Dia mau terjun ke dunia musik lagi."

"Ya udah sih, fans dia juga masih banyak, suara dia bagus, lagu-lagu yang dulu dia bikin selalu meledak. Terus masalahnya apa?"

"Dia mau gabung ke manajemen yang sama kayak Bang Rahman."

Kalimat itu membuat Rony terdiam beberapa saat.

Meskipun Rony tidak terlalu tertarik dengan perusahaan Neyl, tetapi Rony tahu bahwa Rahman berada di manajemen artis yang masih jadi bagian perusahaan Bapaknya.

Itu berarti semua yang berhubungan dengan perusahaan masih berhubungan dengan Salma.

"Itu berarti dia bakal ketemu Salma, harusnya sih mereka udah ketemu karena Diman sempet bilang bakal join di panggung Rahman."

Rony menggeleng, "enggak, Salma belum ketemu Diman."

"Tahu dari mana?"

"Salma enggak bilang kalau udah atau bakal ketemu Diman."

Mencoba Mencari Celah dalam Hatimu (MMCDH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang