Kehadirannya

3.9K 256 32
                                    

Rony mengakhiri penampilannya dengan sangat baik, gemuruh tepuk tangan menjadi penutup penampilan solonya.

"Wah, kayaknya lagu yang dibawakan mewakili perasaan ya," ucap Josse yang sudah berdiri di atas panggung menemani Rony.

"Gimana Bang?" tanya Rony yang belum mengerti kemana arah pembicaraan Josse.

"Iya, lagu itu, mewakili ungkapan hati lu kan Ron? tentang tempat ini yang jadi tempat penuh kenangan, di mana pertemuan pertama lu sama seseorang di masa lalu?"

Rony menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mungkin baginya kenangan serupa ketombe yang membuatnya ingin menggaruk kepala.

"Panggil Salma buat ke sini aja deh Bang," tukas Rony akhirnya, mengalihkan pembicaraan.

Meskipun mic sudah dijauhkan, suara Rony tetap terdengar karena tertangkap mic yang dipegang Bang Josse.

Bang Josse setuju, ia mengangguk mengerti.

"Setelah bernostalgia dengan penampilan solo Rony, mari kita kembali bernostalgia dengan duet spektakuler, Rony dan Salma."

Gemuruh tepuk tangan kembali menggelegar. Pasalnya semakin malam pengunjung kafe juga semakin memadati ruangan.

Salma melangkah menuju panggung, langkahnya yang berkharisma dengan senyum manis menghias wajah bahkan mampu membius pengunjung tanpa mendengar suaranya.

Sebuah uluran tangan dari Rony begitu Salma hendak menaiki panggung membuat beberapa pengunjung histeris.

Mereka bukan pasangan muda, tetapi daya pikatnya masih sampai hingga remaja dan dewasa muda.

Tidak terkecuali kedua putri mereka, seperginya Salma dari bangku, Nabila dan Syarla turut pindah ke meja depan yang kosong.

"Widih, Mami sama Papi bisa sosweet juga ya Kak," celetuk Nabila membuat Syarla tertawa ringan.

"Mereka bisa sosweet kalau di panggung saja deh kayaknya. Buktinya kalau di rumah, Papi lebih sering bikin Mami marah," balas Syarla mengungkap rahasia keluarganya.

"Setuju banget Kak, penampilan tadi siang di sekolah Mami sama Papi juga keren banget." Nabila meneguk minuman berwarna cokelat pucat.

"Kamu sama Om Paul juga kece abis Nab. Sampai bikin heboh seisi sekolah." Kali ini Syarla mengatakan hal yang serius dengan nada menggoda, membuat Nabila sontak tersedak.

"Kak Syarla!!!" rengek Nabila, sikap merajuknya sebagai anak bungsu mulai muncul di permukaan.

Kedua gadis itu mengakhiri tawa mereka ketika mendengar Papi Rony bersuara.

"Berhubung tadi siang kami berdua sudah membawakan lagu 'Jangan ada dusta di antara kita', jadi sekarang kami mau bawakan lagu yang lain."

Alunan masuk merambat masuk, menyapa gendang telinga setiap insan di dalam kafe.

Seakan menghentikan segala bincang-bincang dan aktivitas pengunjung untuk fokus menyaksikan duet nostalgia Rony dan Salma.

"Jika ada yang bilang ku lupa kau, jangan kau dengar..." suara serak-serak basah khas Rony menjadi pembuka penampilan mereka.

Kursi pengunjung yang mulai penuh, masih aman, masih saling menikmati.

Hingga suara Salma mengambil bagian, detik berikutnya tidak ada lagi keheningan.

"Jika ada yang bilang ku tak baik..." suara Salma mulai menyapa.

"Siapa orangnya?" timpal Rony yang membuat pengunjung mulai histeris.

Khususnya bagian sekelompok remaja putri yang sedang beramai-ramai menempati beberapa meja.

Membuat Syarla dan Nabila saling pandang dan menggelengkan kepala bersama-sama.

Mencoba Mencari Celah dalam Hatimu (MMCDH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang