Kala Syarla Membeku

4.5K 237 28
                                    

"Alvin?" cetus Salma yang menyusul Syarla karena tidak segera kembali.

Laki-laki berwajah tirus tersenyum mendengar namanya di panggil, sementara Syarla pada detik ini kehilangan ekspresi di wajahnya.

"Apa kabar Sal?" tanya Alvin, membalas sapaan Salma dengan ramah.

"Baik, lu sendiri? Kok bisa di sini?" pertanyaan bertubi-tubi Salma seakan mewakili tatapan Syarla yang tidak berkedip.

Seakan ingin menanyakan sesuatu, tetapi tidak mampu mengutarakannya.

"Gua, baik juga, ya di sini karena diundang," jelas Alvin dengan singkat.

Salma mengangguk menanggapi sambil melirik ke arah Syarla yang kini diam seribu bahasa.

"Kamu baik-baik aja Syarla?" tanya Salma yang melihat anak sulungnya membeku, seakan elsa baru saja meniup salju ke arah Syarla.

Syarla hanya mengangguk dan menggenggam botol minuman air mineral semakin kuat.

"Oh iya Vin kenalin, ini Syarla, anak sulungku." 

"Alvin," balas Alvin sambil menepuk dada seakan memperkanlkan dirinya tanpa menyerahkan tangan untuk berkenalan.

Mungkin karena Alvin tahu bahwa Syarla tidak mungkin membalas uluran tangannya, karena tangan Syarla yang telah penuh dengan botol air mineral.

Syarla lebih dulu menelan saliva, seakan tenggorokannya butuh aliran air karena mendadak kering.

"Syarla..." ucap Syarla menyebutkan namanya dengan sekali tarikan napas.

"Mau ngobrol-ngobrol dulu? Gabung sama kita yok di sana," ajak Salma pada Alvin.

Alvin mengangguk, mengamini ajakan Salma untuk bergabung dengan keluarga kecilnya.

"Gua bayar minum dulu," tukas Alvin setelah kemudian mengimbangi langkah Salma dan Syarla.

Salma berjalan memimpin, membiarkan Syarla yang yang berjalan diam di belakang.

"Syarla, mau gua bantu bawa botol minumnya?" tanya Alvin yang sebelumnya memperhatikan Syarla dari belakang, tampak kerepotan dengan botol minum di dua tangannya.

Sementara minuman soda yang dibelinya sudah masuk ke saku celana cargo yang dikenakannya sekarang.

Syarla menggeleng, "saya.. bisa bawa sendiri..." ucapnya terbata.

Entah mengapa pasokan oksigen Syarla terasa cepat habis ketika berada di dekat Alvin. 

Bahkan ketika sampai di meja tempat Rony, Nabila, dan Paul berkumpul, ekspresi wajah Syarla masih belum muncul juga.

"Guys kenalin, Alvin Jo, Justin Bieber nya Indonesia," ungkap Salma begitu mereka bertiga tiba di meja.

"Enggak.. enggak, gua bukan Justin Bieber," sanggah Alvin dipertegas dengan gerakan tangan menolak.

Salma menoleh, "Oh ya?" 

"Maksudnya gua lebih keren dari Justun Bieber," ralat Alvin membuat tawa membanjiri meja.

Seakan memberi warna pada meja yang pucat karena kehilangan personil sebelumnya--Salma dan Syarla.

Tetapi jokes yang sudah dilontarkan Alvin, tetap tidak mampu mengusir kabut di wajah Syarla.

Syarla yang sebelumnya berisik, seakan kehilangan suara, kehilangan ekspresi muka, seperti baru saja melihat hantu yang membuatnya kini terdiam membisu.

"Syarla, kamu sakit?" Rony yang berada di sampingnya, segera mengetahui perubahan yang terjadi pada putri sulungnya.

"Enggak kok Pi," jawab Syarla singkat.

Rony mengabaikan pembicaraan yang memenuhi meja, setelah berkenalan dengan Alvin, ia lebih memusatkan perhatian kepada Syarla yang secara tiba-tiba seakan kehilangan energinya.

"Sorry guys, sudah jadwalnya penutupan, harus manggung nih," pamit Alvin undur diri dari meja kantin yang dihuni keluarga Rony.

"Good luck boy!" ucap Salma mengantarkan kepergian Alvin dengan berdiri.

"Kalau kamu sakit, ayo pulang saja," ajak Rony yang masih membujuk Syarla.

"Kamu kenapa sih nak, kok mendadak diam begitu, ngomong aja, cerita sama Mami ada apa sebenarnya." Salma kini mengusap puncak kepala Syarla, menenangkan anak sulungnya.

Syarla meneguk minuman yang dibelinya tadi, kemudian bertutur, "kita pulang setelah lihat penampilan terakhir ya," ucapnya lebih bersemangat.

Syarla lebih dulu bangkit, berlari menuju panggung, mengabaikan empat pasang mata yang melihatnya dengan terkejut.

Salju yang sebelumnya memeluk Syarla, seakan telah luruh dan menghilang dari tubuhnya. 

Senyum congkak mentari siang ini seakan baru saja menyiraminya dengan semangat yang membara.

"Tapi ku tak dapat membohongi hati nurani...." bait bagian prechorus mulai disenandungkan ketika Syarla mencapai panggung.

Kemudian disusul Rony, Salma, Nabila dan Paul yang masih keheranan dengan tingkah Syarla, berubah 180 derajat.

Kini bahkan Syarla sudah turut bernyanyi mengikuti lirik lagu yang dibawakan oleh Alvin. 

Warna suara alvin yang menjadi ciri khas dirinya, mampu menghipnotis siapa pun yang mendengarnya, tidak terkecuali Salma.

Salma yang sebelumnya memang fokus mengamati Syarla, pada akhirnya dibawa larut oleh penampilan Alvin. 

Di sampingnya Nabila dan Paul juga turut menikmati lagu itu bersama.

Satu-satunya yang tidak terusik hanyalah Rony, laki-laki itu memilih bersindekap sambil mengamati Paul Nabila, juga Syarla dan Salma, seakan memikirkan sesuatu tetapi tidak terbaca apa itu.

0_0

"Aaaaaa!!!" teriak Syarla ketika memasuki mobil.

Membuat Nabila yang berada di sampingnya menutup telinga, dan kedua orang tuanya menoleh ke arah Syarla.

"Mami kok enggak bilang kalau kenal Alvin Jo?" tanya Syarla ketika mendapati Salma menoleh ke arahnya.

"Kamu enggak pernah nanya," balas Salma yang kini telah kembali menghadap depan.

Sama dengan Salma, Rony kini sudah fokus ke depan dan membawa kendaraan roda empat yang dikemudinya meninggalkan pelataran sekolah.

"Jadi, kamu diam tadi karena ada Alvin Jo?" kali ini Rony bertanya.

Laki-laki itu sepertinya telah menemukan banyak jawaban setelah memperhatikan reaksi Syarla yang cukup histeris saat menyaksikan penampilan Alvin.

Bukannya menjawab pertanyaan Rony, Syarla justru tertawa menanggapi.

"Ya siapa yang enggak kaget, tiba-tiba disamperin, Pi. Syarla kan belum siap-siap harus bersikap seperti apa kalau ketemu sama dia," ujar Syarla dengan jujur.

"Jadi, Kak Syarla suka sama Alvin Jo?" kali ini Nabila turut berkomentar.

"Dia tuh ganteng banget Nab, ya kayak orang korea gitu gak sih? Udah gitu cool lagi, eh tapi bisa muji juga. Aduh."

Salma tertawa mendengar penjelasan anak sulungnya.

"Jangan berlebihan kalau suka sama orang Syarla, enggak baik," tutur Rony mengingatkan.

"Ih Papi enggak seru. Pasti Papi enggak pernah suka sama orang yang buanget-banget ya." Kalimat terakhir Syarla menjadi perbincangan terakhir di mobil.

Karena setelah kalimat itu diutarakan, senyap perlahan merayap, meringkus tawa dan menebarkan keheningan.

🍣🍣🍣

Asupan Salmon lagi banyak banget. Jadi kekenyangan sampe lupa lanjutin kisahnya di sini.
Maaf ya teman-teman 🙏😁
Terima kasih banyak sudah membaca ❤️❤️❤️









Mencoba Mencari Celah dalam Hatimu (MMCDH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang