Aku Begini Adanya

6.2K 415 186
                                    

Riasan khas pengantin telah mempercantik wajah Salma, meski dengan kesibukan membalas klien dan pekerjaan kantornya melalui ponsel yang belum juga ditinggalkan.

"Salma! Kau taruh dulu ponselmu. Kau itu mau nikah, masih saja sibuk bekerja," teguran Novia hanya mendapat balasan senyum unjuk gigi dari Salma.

"Ya Salma nikah juga untuk perusahaan Mamak, jadi prioritas tetap pekerjaan."

"Jangan bilang kau tak ambil cuti?" tanya Novia yang kini mendekat ke anak menantunya.

"Cuti kok Mamak. Salma ambil cuti sampai acara pernikahan ini selesai. Setelah itu langsung cuss balik kantor."

Jawaban itu membuat Novia geram, bisa-bisa menantunya begitu jujur bahkan di hadapan perias  yang masih menata alisnya.

Beberapa menit berlalu, Gaun putih menutup indah tubuh Salma dengan riasan sederhana tetapi semakin menonjolkan kecantikan si empunya wajah.

Mamak Novia menemani Salma berjalan menuruni tangga setelah prosesi akad nikah terselesaikan oleh pihak suami.

Rony dengan balutan jas putih telah siap menunggu di bawah tangga sambil didampingi oleh Neyl dan Paul.

"Ternyata, Salma bisa cantik juga ya," bisik Paul sambil menggerakkan sikunya.

Tetapi yang diajaknya berbicara hanya diam, Rony begitu fokus melihat Salma yang berjalan menuruni tangga.

Bagai bidadari yang diturunkan Tuhan dari Surga.

Salma yang biasanya hanya mengenakan celana berpadu hoddie atau jas atau blazer, semakin menawan ketika kini mengenakan gaun putih.

Riuh pujian seakan tidak bisa Rony dengar, kali ini alat indra milik Rony yang hanya berfungsi hanya mata.

Semua tubuhnya kaku, Rony benar-benar terpaku.

Hingga sebuah tepukan kasar mendarat di lengannya.

"Ron, tangan Ron," titah Salma penuh penekanan.

Senyuman yang tadi sudah terukir di wajah mendadak sirna ketika mendapati Rony hanya bergeming seperti manekin.

Tanpa kata Rony segera mematuhi perintah Salma untuk membentuk sudut siku-siku dan detik berikutnya, tangan Salma melingkar di sana.

Gemuruh tepuk tangan menyambut perjalanan kedua pengantin menuju singgasana di luar rumah.

Segala prosesi dilakukan, tanpa sadar, waktu merangkak cepat, Salma yang berjanji akan kembali ke kantor malam ini untuk persiapan meeting besok lupa.

Karena banyaknya tamu yang entah dari mana datangnya.

"Malam ini adalah malam yang bahagia untuk dua sahabat saya. Rony sebagai pengantin pria akan menyanyikan sebuah lagu untuk Salma. Please come forward  Rony Parulian..."

Paul yang kali ini bertugas sebagai pembaca acara pada pernikahan Rony dan Salma sangat antusias.

Sebelum Rony menuju ke depan, Salma lebih dulu menariknya, "Heh Ron, mau bawa lagu apa?"

"Rungkad," tukas Rony sambil melepaskan tangan Salma dari bajunya.

"Mana ada pengantin pria bawain lagu rungkad. Ron.. Ron.." Salma melipat tangan, memperhatikan dengan baik lagu apa yang akan dibawakan oleh lelaki yang kini menjadi suaminya itu.

Denting piano mengalun, Rony tersenyum tipis, tampak menyembunyikan rasa senang karena tidak ingin terlihat terlalu senang.

"Not sure if you know this..."

"But when we first met..."

"I got so nervous, i couldn't speak..."

Salma terpaku, bagaimana bisa Rony membawakan lagu itu. Lagu yang menurutnya dulu terlalu romantis.

Mencoba Mencari Celah dalam Hatimu (MMCDH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang