Insiden

3.9K 303 45
                                    

Malam hari ini memeluk Rony dan Salma dalam kegelisahan. Salma yang gelisah atas tatapan mata Flora kepada Rony ketika marah dengan Anggis, sementara Rony gelisah dengan sikap Diman yang cukup spesial untuk Syarla.

Meski berdua di ruangan yang sama, Rony dan Salma telah sibuk dengan pikiran masing-masing hingga membuat mereka terlelap.

0_0

"Mami baru bangun?" Nabila terkejut melihat Salma yang baru keluar kamar.

Salma hanya menarik ujung bibirnya," Maaf ya Mami baru bangun. Kalian sudah sarapan?" tanya Salma yang kini melangkah bersama Nabila menuju ruang makan.

"Aku bikinkan nasi goreng spesial buat Mami sama Papi," Syarla keluar dari dapur sambil membawa dua piring nasi goreng.

Melihat itu Salma kembali tersenyum, sambil berjalan mendekat ke arah Syarla, Salma memeluk anak sulungnya sambil mengecup keningnya.

"Papi mana Mi?" Nabila mencari sosok Papinya yang belum tampak pagi ini.

"Hai Nab, kamu kangen sama Papi?" tanya Rony yang mendadak sudah mengisi kursi meja makan sambil menyuap nasi goreng bikinan Syarla.

"Hm.. enak banget," tutur Rony setelah menyelesaikan satu kunyahan.

"Thanks Papi, hari ini kita berangkat sama siapa Pi?" tanya Syarla yang tidak menemukan tanda-tanda kehadiran Om Paul yang mengantarnya kemarin, juga keadaan orang tua mereka yang belum siap untuk mengantar.

"Sama Papi aja yok, mau berangkat sekarang?" Rony segera beranjak, menunda sarapan untuk mengantar kedua bidadarinya ke sekolah.

"Papi makan dulu aja, Syarla sama Nabila tunggu."

"Enggak usah, nanti kalian terlambat, pamit sama Mami, Papi tunggu di mobil ya," Rony segera berlalu, ia tahu bahwa Salma masih belum ingin berbincang dengannya, maka dengan sengaja Rony membiarkan Salma dan tidak mengajaknya bicara.

Di antara riuh dan padatnya kendaraan di jalanan ibu kota, seperti biasa Rony menyalakan pemutar musik untuk menghidupkan suasana mobil.

Tentu saja hal itu disambut baik dengan Syarla dan Nabila yang kini turut bernyanyi mengikuti lagu yang sedang diputar.

Sesekali Rony mengintip dari arah spion mobil dalam, melihat wajah berseri-seri bidadarinya membuat harinya sedikit membaik.

Senyuman Syarla yang selintas terbit ketika salah menyanyikan lirik lagu, turut membuatnya tertular senyum, tetapi ingatan akan sikap Diman masih saja mengganggu pikirannya.

"Papi awas!" teriak Nabila mengejutkan Rony yang reflek menginjak rem.

Mobil yang dikendarainya menepi di jalan, sambil mengusap wajah kasar Rony mulai kembali menyalakan mesin setelah merasa tenang.

Tetapi tangan Syarla menahan lengan Rony, "Pi, are you okay? Kalau Papi lagi ada pikiran jangan maksain nganter kita."

"Papi baik sayang," jawab Rony tidak ingin menunjukkan gemuruh isi kepalanya.

Kembali mengemudikan mobil dengan teratur, Rony berhasil membawa Syarla dan Nabila tiba dengan selamat di sekolah mereka.

Sayangnya, kejadian yang sama kembali terulang ketika Rony menuju perjalanan pulang.

Entah bagaimana fokusnya bisa terpecah hingga membuatnya harus mengalami kecelakaan ringan. Meski tergolong ringan, padatnya jalan menjadikan kecelakaan itu menjadi kerumunan besar yang mengharuskan dirinya dibawa ke rumah sakit.

Naasnya, nomor kontak bernama 'My Queen Salma' tidak bisa dihubungi ketika orang-orang berusaha menghubungi keluarga terdekatnya.

0_0

"Maa.. Maa.. Maa..." teriakan Paul mengguncang Salma yang sedang tertidur  di meja makan.

Salma terkesiap, "Lu kenapa sih Paul, teriak-teriak kayak ada apa aja."

Hendak memberi tahu maksud kedatangannya, tetapi Paul urung ketika melihat dua piring nasi goreng yang masih utuh.

"Lu mau makan? atau emang baru bangun tidur?" tanya Paul yang kini duduk di samping Salma sambil berusaha menetralkan degup jantungnya sebab berlarian.

"Mau makan Paul, tapi nunggu Rony balik dari nganter anak-anak, tau deh tuh orang lama banget, sampai bikin gua ketiduran di sini."

Paul meringis tipis, "Rony kecelakaan Ma."

Kalimat yang terdiri dari tiga kata berhasil membuat Salma membola, "lu jangan aneh-aneh deh Paul. Masih pagi ini," tukas Salma tidak mempercayai apa yang dikatakan Paul.

"Beneran, gua barusan dapat telepon dari rumah sakit. Katanya mereka ngehubungi lu tapi gak bisa."

Pernyataan itu membuat Salma teringat bahwa ponselnya sedang dalam mode isi daya di kamar. Kekhawatiran tergambar jelas pada wajah Salma.

"Ayo ke tempat Rony, Paul," Salma beranjak, tetapi Paul menahannya.

"Rony udah baik-baik aja Sal, lu mendingan makan dulu, daripada di sana entar lu pingsan."

Salma terdiam sejenak, kemudian menuju dapur mengambil kotak makan, nafsu makannya sedang hilang sekarang, tapi mengabaikan masakan Syarla juga bukan pilihan yang benar.

Lagian Salma bisa menggunakan bekal nasi goreng untuk alibi kehadirannya menemui Rony, seperti yang mereka tahu bahwa mode puasa ngomong masih berlaku bagi keduanya.

Tentu saja Salma tidak ingin menunjukkan kekhawatiran atas kondisi Rony, karena gengsi masih menguasai diri.

Tetapi kenyataan memang tidak bisa dibohongi, Salma adalah orang yang paling ingin tahu keadaan Rony saat ini, turun dari mobil Paul ia segera menuju resepsionis, menanyakan dimana ruangan suaminya, dengan sedikit berlarian, akhirnya Salma menemukan di mana Rony berada.

Sayangnya pemandangan tidak baik menyambut indra penglihatannya.

Flora tengah berdiri di tempat tidur pasien, dengan tarikan napas tiga kali dan mengabaikan panggilan Paul, Salma dengan mantap memasuki ruangan.

"Nah ini Salma, gua kebetulan lagi ada di rumah sakit, terus lihat ada ramai-ramai, ternyata Rony kecelakaan, makanya gua kesini," ungkap Flora yang langsung menjelaskan mengapa dirinya bisa ada di situ.

Salma berjalan mendekat, mengambil ruang sisa di antara Flora dan Rony, mengambil alih kedekatan di antara dua masa lalu itu.

"Makasih udah berkunjung, Flo," ucap Salma berusaha ramah.

Sekali lagi Rony terjebak di antara dua orang yang tidak seharusnya bertemu, ia tahu betul suasana hati Salma belum membaik atas kejadian kemarin.

"Gua minta maaf soal kemarin ya, Sal," Flora berkata lembut.

"Jangan bahas soal kemarin di sini bisa, Flo? Biar Rony istirahat dulu," tukas Salma pelan dengan gerakan cepat melucuti bekal nasi goreng yang dibawanya dari rumah.

"Kamu belum sempat sarapan karena nganter anak-anak kan sayang? sini aku suapin dulu." 

Mendengar kalimat itu Rony terkejut, dengan senyum yang terbit malu-malu, ia mencoba memposisikan diri untuk duduk tentu dengan dibantu Salma yang mendadak lemah lembut.

Flora segera pamit undur diri, sebelumnya ia berpesan, "Sal, kalau ada yang ingin lu tanyakan tentang apapun, jangan ragu buat hubungin gua."

Gerakan sendok Salma yang ingin memberikan suapan pertama kepada Rony terhenti, ia justru mempertanyakan apa yang dimaksud Flora melalui tatapan matanya kepada Rony.

🍣🍣🍣

Selamat Pagi 🥳
Jangan pada overthinking ya🤣
Ini cerita buat seru-seruan aja, jadi mari berenang bersama kisah mereka wkwk
Semoga konfliknya enggak jadi beban buat kalian ya🤣

Jangan lupa vote Salmon guys🤗

Happy Reading 🥳

Mencoba Mencari Celah dalam Hatimu (MMCDH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang