Permata Hatiku

4.7K 259 38
                                    

"Pak Rony, Bu Salma?" sebuah suara menginterupsi.

Membuat bucket hat yang sebelumnya menutup mata diangkat sedikit ke atas, tanpa intruksi keduanya melakukan hal yang sama secara bersamaan.

Mata Salma lebih dulu menangkap sosok perempuan yang menyapa mereka dan berdiri di sebelahnya.

Dengan sedikit terkejut bibir yang hampir mengekspresikan keterkejutan segera diatur untuk tersenyum.

"Bapak dan Ibu kenapa melihat penampilan Nabila dari sini? Di sini panas loh, Bu. Sebaiknya di tempat tamu undangan saja. Mari ikut saya." 

Perempuan yang diketahui merupakan salah satu guru di sekolah ini, segera menggiring Salma dan Rony untuk mendekat ke arah dekat panggung.

Langkah mereka seirama dengan riuh tepuk tangan.

Bukan tepuk tangan menyambut ke datangan mereka, melainkan tepuk tangan karena penampilan Paul dan Nabila yang kini mencapai puncak.

Balutan emosi yang tergambar melalui mimik wajah seakan memberi nyawa pada lagu yang mereka bawakan.

"Chemistry mereka cakep banget," bisik Rony yang berjalan di samping Salma.

"Iya Ron. Suara mereka juga nyatu gitu. Sungguh di luar ekspektasi," balas Salma yang juga berbisik.

Setelah mencapai barisan tempat duduk di depan panggung, perempuan yang teridentifikasi sebagai guru, tidak segera mempersilahkan kedua wali murid tersebut untuk duduk.

"Akan sangat terhormat bagi sekolah kami, apabila bapak dan ibu berkenan menyumbang satu dua lagu," tutur lembut ibu guru membuat Salma dan Rony saling pandang.

Ingin menolak tak nyaman, ingin mengiakan sangat enggan.

"Itu pun kalau bapak ibu tidak keberatan," imbuh Ibu Guru yang jika diperhatikan dengan seksama memiliki nama Rosalina, terlihat dari nametag  di seragam.

Salma menaikan alis berulang kali untuk bertanya pada Rony tanpa mengatakan sepatah katapun.

Setelah berkomunikasi cukup lama melalui tatapan mata dan gerakan alis, Rony akhirnya mengangguk, dan menyampaikan kesediaannya.

0_0

Penampilan demi penampilan berlalu, karya seni yang disajikan siswa siswi untuk merayakan ulang tahun sekolah sangat beragam.

Penampilan pembuka yang disajikan oleh Paul dan Nabila ternyata memanggil banyak masa hingga membuat sisi-sisi panggung terisi penuh.

Hingga seorang MC mengambil ruang untuk menyampaikan sebuah kabar penting.

"Apakah semangat masih membara?" tanyanya dengan suara lantang.

"Penampilan band dari alumni yang harusnya mengajak kalian jingkrak-jingkrak sekarang, terpaksa ditunda."

Paduan suara yang menyuarakan kekecewaan memenuhi lapangan sekolah.

"Eits, tenang. Euforia yang tertunda akan digantikan oleh penampilan manis nan romantis, dari duet legendaris. Ada yang tahu siapa?"

Gaung suara tidak, membuat MC segera memanggil guest star  yang kini saling menenangkan diri di samping panggung.

Rony dan Salma saling menggenggam tangan sambil merapalkan doa dan menyakinkan satu sama lain.

Mereka memanggil nyawa masa muda saat duet dahulu kala, hingga semesta terhipnotis oleh sajian penampilan mereka.

Bisik-bisik penonton mulai memadati suasana, tebak menebak tentang siapa bintang tamu yang diundang membuat riuh kembali memadati ruangan.

Mencoba Mencari Celah dalam Hatimu (MMCDH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang