Kalau ada Makanan di Meja

5.7K 301 5
                                    

Gim yang disarankan oleh Mamak Novia adalah gim sambung lagu, di mana saat ini Syarla berkesempatan menyanyikan lagu dan berhenti di kata 'kalau'.

Aksi saling pandang terjadi antar semua pemain, berusaha menelisik lagu apa yang mungkin muncul di kepala lawan.

Spontan Rony angkat tangan, "kalau ada..." sambil melirik Salma yang duduk di samping Nabila.

"Makanan di meja.." sambung Salma dengan membenarkan nada.

"Mejanya yang ku makan," lanjut Rony dan Salma bersamaan.

Syarla dan Nabila yang melihat tingkah orang tuanya hanya saling pandang dan tertawa pelan, sementara Paul menanggapi dengan gelengan.

"Bukan lanjut lagunya, lanjut kata terakhir pakai lagu baru. Kalian bisa main atau nggak?" nyalak Mamak Novia, membuat Neyl harus menepuk pundak istrinya agar tidak marah.

Tetapi kelakuan anak dan anak memantunya tidak bisa dibenarkan juga, karena sudah berulang kali Rony melanjutkan lagu bukan menyambung lagu baru dari kata terakhir.

Apalagi dukungan Salma terhadap cara main suaminya tersebut, memang menyebabkan gelak tawa, yang seakan menunjukkan bagaimana chemistry pasangan tersebut sangat kuat.

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat bersama permainan yang berujung diakhiri, karena tujuan pertemuan mereka, yaitu makan bersama akan segera terlaksana.

Mamak Novia baru saja duduk setelah membawa menu utama yang merupakan makanan kesukaan Rony.

Sepi menyeruak masuk diantara dentingan piring dan sendok yang beradu, masing-masing kepala fokus pada makanan di hadapannya.

"Sal, soal konser alumni Idol, bagaimana?" tanya Neyl sambil menyuap beberapa sendok.

"Tadi baru selesai meeting dengan perwakilan angkatan, Bapak," jelas Salma.

Anak menantu Neyl itu memang baru saja mengusaikan pertemuan penting, projek utama perusahaan yang belum sempat terlaksana saat masa pimpinan Neyl.

Tentu dengan didampingi sang suami, meski di seperempat rapat Rony harus izin keluar karena ada panggilan darurat dari dalam diri untuk memejamkan mata di kafetaria kantor.

Ia selalu percaya bahwa Salma mampu menyelesaikan semuanya dengan tepat dan akurat.

"Mamak dan Bapak, kau undang juga?" tanya Novia yang tampak tertarik dengan obrolan kantor kali ini.

"Memangnya Mamak alumni Idol sampai harus diundang segala?" kali ini Syarla yang menyela, sepanjang yang Syarla tahu, neneknya adalah penguasa dapur, bukan penguasa panggung.

"Kau tanya pada Bapak Neyl, bagaimana bapak jatuh cinta pada Mamak setelah duet," jawab Novia dengan bangga.

Sementara Neyl melanjutkan kegiatan makan dan tidak menanggapi jawaban istrinya.

"Tidak mau mengaku dia, padahal dia peluk Mamak ketika lagu berakhir dan membuat penonton histeris," lanjut Novia.

Sementara itu Salma kesulitan menelan makanannya ketika menyinggung soal duet, apalagi setelah pandangan Rony langsung didapatkannya ketika ia melirik ke arah suaminya.

Satu-satunya yang tertawa di meja ini adalah Paul, sambil menepuk punggung Rony yang sudah menghentikan kegiatan makannya.

"Kenapa Om Paul tertawa? Apa Mamak hanya bercanda?"

"Tentang duet romantis, bukan hanya terjadi pada Mamak dan Bapak saja, Syarla. Ada yang lebih spektakuler, meski mengaku tidak hapal lirik lagu di H-1 konser," jelas Paul sambil berusaha menahan tawanya yang hampir meledak.

"Papi dan Mami?" kali ini Nabila menebak.

"Sudah Nabila, Syarla, kalau kalian sudah selesai makan, bantu Mami membawa piring kotor ke belakang," perintah Salma menahan Paul mengatakan lebih jauh kepada anak-anak.

"Om Paul, setelah cuci piring, nanti cerita ke Syarla sama Nabila ya," ucap Syarla sambil berkedip.

Anak sulung Salma dan Rony seakaan mengetahui ada yang sedang ditutupi oleh ibunya, apalagi setelah rona merah di pipi Salma yang mendadak timbul dengan jelas.

"Sudah Syarla, bantu Mami sekarang!" tukas Salma dengan galak.

Tentu saja, ekspresi Salma membuat tawa menguar dari Paul, Neyl, Novia, dan tentu Rony juga yang sangat suka menggoda istrinya.

Tawa di meja makan siang ini, hanya milik YTTA, yaitu Yang Tahu-Tahu Saja.

Syarla dan Nabila sedikit menjaga jarak dengan Salma yang kini kehilangan senyumnya, entah karena apa.

Sambil membasahi piring dan menyapukan busa sabun agar piringnya bersih, Nabila berbisik pada Syarla, "Memangnya Mami dan Papi dulu ikut Idol kayak Mamak dan Bapak, Kak?"

"Iya, Om Paul juga," bisik Syarla, tidak ingin Mami mereka dengar.

"Berarti keluarga ini alumni Idol semua?" bisik Nabila lagi.

"Tinggal kita yang belum, Nabila. Kamu mau ikut?" tanya Syarla yang kini menghentikan kucuran air, memilih menghadap ke adiknya.

"Mau banget Kak," balas Nabila penuh penekanan.

"Ya sudah, tahun depan kalau ada audisi, kita ikut sama-sama ya, tapi jangan bilang Mami atau Papi dulu, kita kasih kabar ke mereka setelah dapat golden tiket saja."

Kali ini Syarla serius berbisik, dengan mengarahkan mulut beserta tangannya ke arah telinga Nabila.

"Kalian bisik-bisik apa? Ngomongin Mami?" tanya Salma sambil berkacak pinggang.

"Bukan Mami. Aku sama Kak Syarla sedang berbisik tentang masa depan."

"Masa depan?"

"Iya, sesuatu yang rahasia dan belum bisa diberitahukan."

Nabila tersenyum puassetelah mengatakan hal tersebut, apalagi setelah mendapat dua acungan jempol dari sang Kakak, Syarla.

🍣🍣🍣

Selamat malam semuanya, maaf terlambat publikasi karena tadi terkendala sinyal 🙏
Terima kasih untuk kalian yang sudah menunggu dan membaca 🙌
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen 😉✨

Mencoba Mencari Celah dalam Hatimu (MMCDH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang