Terima Kasih Telah Menyayangi

3.7K 296 44
                                    

Ketukan pintu rumah pagi ini memberi jeda pada obrolan di atas meja makan mereka, siapa yang bertamu terlalu pagi saat pemilik rumah bahkan belum menyentuh makanannya.

"Biar Nabila yang bukain pintunya, Mi." Si bungsu Nabila berjalan menuju pintu, membiarkan keluarganya menyusul di belakang.

Kecuali Rony yang masih mematung di tempat dengan isi kepala penuh dengan segala pertanyaan, tentu terkait ada hubungan apa antara Diman dan Syarla.

Daun pintu yang terbuka, mengejutkan Nabila dengan pelukan serba tiba-tiba dari Anggis.

Syarla dan Salma yang mengikuti di belakangnya juga tampak terkejut, apalagi melihat Flora yang hanya berdiam diri di depan pintu.

"Nabila, doain aku supaya bisa balik ke Indonesia lagi ya. Hari ini aku sama Mama harus kembali ke Singapura karena urusan mendesak," tutur Anggis meninggalkan tanya karena kepergian mendadak dan mata yang berkaca-kaca.

"Flo," sapa Salma mendekat. "Enggak mau masuk dulu?"

Flora tersenyum dengan terpaksa, "Enggak Sal. Gua kesini cuma mau nganter Anggis buat ketemu Nabila sama Syarla."

"Kita harus tetap jaga komunikasi ya, harus vc tiap ada waktu, bales chat selalu juga. Terima kasih sudah jadi teman terbaik aku," ucap Anggis yang kali ini turut serta memeluk Syarla.

Sekali lagi intuisi Salma mengatakan ada sebuah kejanggalan, tetapi ia tidak tahu apa. 

Pandangan kosong Flora dan pelukan Anggis kepada kedua putrinya, seakan mengumumkan pertemuan terakhir mereka.

"Udah yuk Anggis, kita bisa ketinggalan pesawat." Flora mengingatkan putrinya dengan mengusap punggung Anggis lembut.

"Aku mau ketemu Om Rony juga, apa Papi kamu ada Nab?" tanya Anggis kepada Nabila.

"Kita harus pergi sekarang Anggis, tidak ada waktu untuk ketemu siapapun lagi." Flora menarik lengan Anggis, hendak membawa pergi putrinya tersebut.

Tetapi kehadiran Rony membuat Anggis melepas genggaman tangan Flora, berlari memeluk Rony, seakan ingin mengatakan sesuatu tetapi hanya air mata mengalir dengan jujur.

Sementara Flora tidak ingin melihat Rony, ia segera berbalik, "Mama tunggu di mobil, lima menit lagi."

Flora berjalan meninggalkan Anggis, membiarkan gadis itu berpamitan dengan keluarga temannya itu.

"Terima kasih telah menyayangi Mama dan Anggis, maaf telah merepotkan Om bahkan ketika Anggis masih bayi."

Kalimat yang baru saja disampaikan Anggis membuat Salma, Nabila, dan Syarla terkejut, tetapi suasana yang membiru ini seakan menahan kalimat tanya keluar dari tiga bidadari Rony.

Sebelum Anggis berlalu, sekali lagi ia memeluk Syarla dan Nabila, juga mencium punggung tangan Salma.

Pagi ini kehadiran dan kepergian Anggis menjadi tanda tanya besar sebagai tamu baru di rumah keluarga Rony.

Mendapati tatapan mata mengintimidasi dari tiga perempuan di rumah ini, membuat Rony mengusap wajah kasar. 

"Nanti setelah kalian pulang sekolah, mari kita bicara," tukas Rony sambil berlalu kembali ke meja makan.

Laki-laki itu dengan segera menyuap menu sarapan pagi yang disiapkan oleh putrinya, mengabaikan tatapan penuh tanya yang kini menjadikan suasana mendadak horor, meski itu hanya untuk Rony saja.

"Kalian berangkat sama Papi ya," ucap Rony setelah mengakhiri makan paginya.

Salma yang masih mengunyah segera menggelengkan kepala, setelah menelan makanannya ia berucap, "jangan Ron. Biar anak-anak aku saja yang nganter. Kamu istirahat di rumah dulu."

Mencoba Mencari Celah dalam Hatimu (MMCDH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang