“Tolong … tolonggg …,” Mereka sontak menoleh. Kaget.Terlihat salah seorang petugas medis turun dari mobil dan berteriak-teriak minta tolong, wajahnya panik dan ketakutan. Dia menunjuk-nunjuk ke arah mobil yang membawa jenasah Daus disana.
“A... anu ... Pak, itu .
..Tolong...Ridwan ketempelan,” ujarnya dengan suara terbata-bata.“Ketempelan itu apa?” tanya Darham tak mengerti. Rendy malah tersenyum.
“Ketempelan itu kayak orang yang sedang dirasuki oleh makhluk gaib gitu,” Darham mengangguk mendengarkan ucapan Rendy.“Ohhh, itu namanya kerasukan, kok malah menempel, memangnya itu cicak pakai acara menempel segala,” sahut Darham. Rendy dan Rahman menahan tawa.
Rendy, Rahman, Darham dan lainnya turun dari mobil menuju ke arah Ridwan berada. Begitu mereka sampai, mereka kaget karena mata Ridwan berubah merah semerah darah, dari mulutnya mengeluarkan liur yang menetes terus menerus. Menggelikan. Lucunya, tangannya meliuk-liuk seperti sedang menari.
Ridwan yang awalnya bertingkah seperti perempuan. Kali ini terlihat garang, matanya tajam melihat mereka satu persatu. Darham pun bergidik.
Kai Hasan menghampiri perlahan. Kemudian mencoba berbicara dengan makhluk gaib yang merasuk ke dalam tubuh Ridwan. Entah apa yang mereka bicarakan, suaranya sangat pelan bahkan terdengar nyaris berbisik.
“Pergi kau, jangan kau ganggu anak, cucu ku,” teriak Kai Hasan. Rendy, Darham dan Rahman sempat kaget mendengar suara Kai Hasan yang menggelegar. Mereka kaget lantaran posisi mereka sangat dekat dengan Kai Hasan.
Kai Hasan terlihat bergetar, bahkan tongkat yang dia pegang pun terlepas dari tangannya. Ridwan yang kerasukan menertawakan orangtua tersebut. Dia bahkan mendekati Kai Hasan dan dengan memegang bahu Kai Hasan, namun, sepersekian detik, Ridwan terlempar beberapa meter, dia terlempar cukup jauh persis seperti adegan-adegan dalam film dan tak lama terdengar suaranya yang menyayat hati.
“Aku minta sekali lagi pergi kau dari sini, bukan budaya kami ingin memberi mu makan, sesajen dan segala macam. Hanya keturunan kami yang berhak,”bentaknya.Ridwan malah tertawa keras. Ridwan kini dengan lincahnya naik ke atas mobil dengan cara merayap. Layaknya Spiderman yang punya jari bisa menempel pada dinding.
Begitulah Ridwan, penampakannya semakin seram. Orang-orang di dalam basecamp keluar menonton meski dengan wajah takut.
Rendy yang ketakutan memegang erat tangan Darham. Darham merasa pegangan tangan temannya ini begitu keras, Darham merasa risih kemudian disentaknya. Darham mendelik kesal. Rendy pun tersenyum kikuk.“Sudah mau pagi juga, buat apa takut ... lagian di sini banyak orang, nggak mungkin jin atau setan itu berani melawan kita semua di sini,” ucap Darham.
Ridwan lantas menoleh memperhatikan Darham. Darham kaget dan mundur beberapa langkah bersembunyi di belakang Rendy dan Rahman.
“Aihh, sama aja kamu tuh penakut juga, gaya aja berani. Baru juga dipandangi dikit gitu udah semriwing kamu kan? Hihihi,” bisik Rendy sambil menahan tawanya. Darham langsung perbaiki posisi, malu.Tak lama, Kai Hasan meminta kepada Rendy, Darham dan Rahman agar membantunya menangkap Ridwan. Mereka bertiga saling berpandang-pandangan.
“Bagaimana mau menangkapnya, Kai.. cepat betul si Ridwan merayapnya. Udah kayak cicak aja, ahli bener,” sahut Rahman. Rendy dan Darham malah tertawa pelan.
Benar saja, Ridwan begitu lihai memanjat, seakan itu sudah menjadi bakatnya.
Tawa mereka berhenti saat melihat tatapan tajam Kai Hasan yang marah kepada mereka bertiga. Dalam keadaan genting, trio ini masih sempat-sempatnya bercanda.
“Kamu pegangi kaki dan tangannya, harus cepat sebelum dia membawa raga si Ridwan, Makhluk ini daritadi tidak mau keluar sebelum kita kasih makan dia, seandainya nggak dituruti katanya harus ada yang dikorbankannya, ayo cepat,” titah Kai Hasan.
Mereka bertiga berhambur ke samping mobil untuk menggapai tangan dan kaki Ridwan, akan tetapi mereka kalah cepat dengan kecepatan dan kelincahan tubuh yang disebut tulang lunak oleh Darham tadi.Bahkan Rahman dan Rendy mendapatkan tendangan dan pukulan yang cukup keras. Mereka jatuh tersungkur mencium tanah. Ajaibnya, pukulan dan tendangan yang mengenai mereka membuat wajah mereka lebam membiru, hanya dengan sekali hentakan saja. Mereka berdua KO di tangan makhluk yang menduduki tubuh Ridwan.
Tinggal Darham yang masih tersisa, Darham yang memang sejak awal sudah tak senang dengan gaya Ridwan yang lemes persis perempuan, momen ini tak disia-siakan Darham untuk menangkap Ridwan. Saat berusaha menggapai Ridwan, Darham hanya bisa mendapatkan sedikit saja celana yang dikenakan Ridwan.
“Tolong Kai, tolong bantu aku pegangi dia,” Baru saja Darham menarik celananya, celananya robek panjang, terlihatlah lato-lato milik Ridwan. Darham menjadi geli sendiri, karena di balik celana panjangnya, Ridwan tidak memakai celana dalam.
“Woyyyy… malu-malu dikit jadi orang, nggak pake sempak lagi, haha tahan juga liat tuh barang bergantung-gantung gitu, hahahaha,”Darham tergelak.
Bukannya merasa malu, Ridwan malah menggoyang-goyangkan badannya dan semakin jelas terlihat burungnya bergelantungan.Rendy dan Rahman yang tersungkur di tanah, ikut-ikutan tertawa terpingkal-pingkal melihat kejadian tersebut.
Hanya sebentar, setelahnya Ridwan langsung melompat dari satu dahan pohon ke dahan lainnya. Kali ini atraksinya kurang lebih persis orang utan. Darham takjub, hanya sebentar saja Ridwan menguasai dua ilmu yang diturunkan dari manusia laba-laba dan orang hutan.“Wihh, hebatnya tuh anak ya, ketempelan dikit aja udah ahli merayap dan memanjat pohon. Udah kayak cicak dan tupai dia,” sahut Rendy tiba-tiba.
Kai Hasan diam menghela napas kemudian memijit-mijit pelipisnya yang terasa berdenyut nyeri.
“Jadi, bagaimana itu, Pak?” tanya Suharto yang baru muncul, entah dari mana dia sejak Ridwan kerasukan.
“Sembunyi dimana tadi, Pak Suharto tuh, Giliran suruh menangkap orang yang kerasukan, kami-kami lagi yang maju. Pak Suharto enak bener hidupnya, bagian sudah ending, baru datang,” sebut Rendy kesal. Suharto malah cengengesan.
"Kita harus cepat mencari Ridwan, dia masuk sekitar hutan sana, mumpung dia belum jauh,"sebut KAI Hasan.
"Tapi ... Jenasah Daus juga harus segera dibersihkan kemudian dikirim kembali, jadi mana yang harus cepat ini, Kai?" tanya Suharto. Kai Hasan menghela napasnya.
“Kalian harus tau, Ridwan tadi kemungkinan besar nasibnya sama seperti Daus, dia akan kembali ketika dia sudah menjadi mayat,” terang Kai Hasan.
“Hahhhhhh..,” Kompak mereka kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tragedi Hantu Bilau Hutan Kalimantan
HorrorRendy dan Daus partner kerja survey setiap perusahaan akan membuka lahan. Kali ini mereka ditugaskan di Hutan Kalimantan yang terkenal dengan kepercayaan sekitar suka menyesatkan orang. Dan sulit pulang kembali. Selama 3 hari di hutan, berbagai maca...