Bab 29 ~ Kembali ke Hutan

654 45 0
                                    


Suharto menghampiri, “Bagaimana dengan kalung yang aku titipkan pada mu, apa sudah kalian kembalikan kepada Pemiliknya di hutan kalimantan?” tanyanya.

Rahman dan Rendy juga Darham saling berpandang-pandangan. Bingung mencari kata-kata untuk menjawab pertanyaan Bos mereka. Tak lama Rahman pun menggelengkan kepalanya. Suharto terlihat kesal, beberapa kali dia menghela napas kasar.

“Kalian tau ! Bisa jadi semua permasalahan yang kita hadapi ini salah satunya karena kalian tidak juga bergerak mengembalikan kalung itu kepada Pemiliknya, Pemilik yang mungkin saja murka karena Daus mengambil miliknya, apa kalian lupa bagaimana teror Daus? Sekarang ditambah lagi permasalahan teror Ridwan dan kali ini Nanang, terus kamu mau teror ini terjadi selamanya kepada kita!” Suharto mulai meninggikan suaranya.

“Terus terang kami juga lupa karena sedang menghadapi kekacauan yang berulang kali di Camp ini, apa pengembaliannya tidak bisa ditunda sampai keadaan aman?”tanya Rendy.

“Bisa, berarti kalian menunggu satu persatu warga Camp ini kerasukan terus mati semua. Silahkan kalian kembalikan kapan-kapan saja, aku sih santai saja,” Suharto nampak marah sembari meninggalkan mereka.

“Cepat saja kembalikan, sebelum semuanya kacau. Jika kalian mau nanti Saya akan utus satu orang personil lagi untuk membantu kalian masuk ke dalam Hutan Kalimantan untuk pengembalian kalung itu,”sahut Bambang.

“Boleh juga tuh, Pak sarannya. Kami tidak mungkin bisa sanggup di hutan bila hanya bertiga saja karena misi mengembalikan kalung juga bukan misi yang bisa diremehkan. Setidaknya kami punya teman yang lebih berani dari kami,”tukas Rahman.

“Baiklah, sebentar Saya akan menghubungi markas meminta satu atau dua orang personil menemani kalian, kebetulan dua orang personil ini baru saja menyelesaikan cuti dan kembali bertugas pada hari ini juga, jadi mereka pasti langsung siap, tunggu saja ya,”Bambang memberikan harapan yang baik sehingga senyum mereka mengembang.

Bambang terlihat menghubungi markasnya, setelah bercakap-cakap sebentar. Dia pun menyelesaikan panggilan dan mengatakan kepada mereka jika kedua Petugas tersebut akan datang ke basecamp pagi hari, mereka pun di suruh bersiap-siap.
Mereka pun tidak bersuara lagi. Agak shock jika harus masuk ke Hutan pada hari itu juga. Tak lama Rendy, Darham dan Rahman mulai kasak kasuk berbisik-bisik membahas kapan mereka akan memulai masuk kembali ke dalam hutan kalimantan memastikan agar kalung milik Inuy tersebut dikembalikan. Meski mungkin sama saja entah di dalam basecamp maupun di hutan, teror tetap saja terjadi. 

“Apa nggak bisa besok-besok aja, Pak. Bapak terlalu cepat meminta Personil menemani kami pada pagi ini,”Rendy berharap bisa dilakukan minggu depan sekalian. Harapannya.

“Apa kalian tidak mendengar apa yang diucapkan oleh Pak Suharto barusan, menurut Saya lebih cepat lebih baik sebab kita tidak mau keadaan kita di sini semakin sulit. Sudahlah, setidaknya kalian sudah punya teman sekarang. Saya menugaskan dua orang Personil bernama Toto dan Imran, kalian pasti senang karena kedua Personil itu andalan kami, mereka tidak ada takutnya,”jelasnya. Rendy langsung manggut-manggut.

Kemudian dia membisikkan sesuatu ke telinga teman-temannya, tak lama mereka pun setuju bahwa masuk kembali ke dalam hutan kalimantan  dilakukan keesokan paginya saja, yang tinggal menghitung jam saja lagi.

“Baiklah, Pak. Kami setuju dan akan bersiap-siap sebelum berangkat,”tutur Rahman.
Bambang setuju kemudian mereka bertiga masuk ke dalam kamar untuk menyiapkan beberapa potong baju dan celana yang mungkin dibutuhkan ketika mereka diharuskan menginap di Hutan Kalimantan nantinya. 

“Apa nasib kita begini terus ya? Selalu menjadi solusi bagi permasalahan kita semua di camp ini? Aku sih padahal sudah pengen sekali mengajukan cuti karena aku capek betul, capek karena diteror hantu yang tiada hari tanpa mereka,” ujar Rendy.

“Ya, tapi apa Pak Suharto mau begitu saja saat kita mengajukan cuti, lihat saja pandangan matanya tadi serasa kita mau ditelannya hidup-hidup, marah sekali. Kamu tau sendiri gimana dia temperamen. Bersyukur saja di dampingi sama Pak Bambang, jadi dia lebih Low profile dan tidak kelihatan suka marah-marah, padahal hmmmm apalagi kalau kita tidak capai target, seantero camp juga tau pasti kalau dia akan langsung tau dan  dia lagi-lagi marah, sebab satu yang dia marah, semua akan kena getahnya. Apalagi sampai dia tau kalung yang dia minta sebelumnya tapi kita cuekin, lihat aja matanya tadi udah kayak kilatan pedang yang siap menghunus dan menghunjam jiwa kita,” ungkap Rahman. Rendy dan Darham tertawa.

“Cantik sekali bahasa mu, Bro. Suka aku. Lama-lama kau berdiam diri di camp ini, bisa jadi Penyair kau, hahaha,” tawa Rendy dan Darham semakin keras.

“Syuttt kalian jangan ribut-ribut, bisa aja kan masih ada yang tidur jam segini, sekarang sudah hampir subuh pasti sebagian dari mereka tadi ada yang memilih tidur, hanya kita saja yang sudah tidak tidur bermalam-malam, mata sudah berpasir rasanya, pedis lagi karena menahan kantuk,”terang Rahman. Rendy dan Darham kemudian diam melanjutkan persiapan.

Setelahnya, mereka pergi ke dapur untuk sarapan dan meminum kopi. Mba Rindu ditemani di dapur dengan dua orang Petugas Keamanan. Sepertinya Mba Rindu masih trauma dengan kemunculan makhluk halus yang tepat berada di depan matanya. Sehingga dia memerlukan perlindungan selama dia memasak untuk semua kebutuhan karyawan.

“Minta buatkan kopi pahit ya, Mba. Kami mau masuk kembali ke hutan pagi ini. Jadi setelah sarapan dan ngopi, tinggal tunggu dua orang Personil dari Kepolisian yang datang maka kami pun kembali ke hutan untuk misi mengembalikan kalung milik orang di hutan itu,”jelas Rendy tanpa diminta oleh Mba Rindu.

“Ya, baiklah, Aku akan buatkan kopi untuk kalian bertiga. Apa kalian nggak takut karena lagi-lagi harus masuk dalam Hutan, apalagi Hutan itu tempat Daus ditemukan, apa kalian nanti nggak ketemu sama roh Daus di sana karena sebelumnya Daus juga menghantui kalian di sana. Begini loh, Mba sering dengar orang-orang suka cerita, jika ada seseorang yang meninggal dengan cara yang tidak wajar di suatu tempat maka di tempat itulah dia akan sering muncul, jadi kemungkinan saat kalian di hutan nanti, rohnya Daus akan kembali menemui kalian karena kalian sobatnya dia setiap hari, jangan kaget kalau dia akan menemani kalian juga dalam hutan,”

Degg. Mereka bertiga langsung kaget, mereka berpikir jika tugas mengembalikan kalung milik Inuy nanti pasti akan susah karena Daus akan meneror mereka. 

  




  



 
    

 





 
   






Tragedi Hantu Bilau Hutan Kalimantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang