Bab 32 ~ Tentang Hantu Bilau

1.2K 67 37
                                    


Toto dan Imran kaget, terlihat sekali dadanya naik turun mungkin mereka baru menyadari jika lambaian tangan itu berasal dari rohnya Daus.  Mereka pun tak berani bergerak dari tempat mereka.

“Sebaiknya apa yang kita lihat di hutan ini tak menghambat jalan kita untuk menjalankan tugas kita. Biarkan saja, nanti dia capek sendiri juga melambai. Kita lanjutkan  perjalanan saja, ayok,” Ajak Darham.

Mereka pun melewati jalan pinggir sungai dimana Daus terus melambai, begitu mereka cuek penampakan Daus pun menghilang. Mereka merasa lega. Sudah hampir berjalan sekitar dua jam, kaki mereka mulai merasakan lelah yang luar biasa, akan tetapi bukannya malah masuk ke dalam hutan, justru mereka kembali berulang kali ke tempat pertama kali dimana Toto dan Imran membuat tenda.

“Kenapa jalan ini terus kita datangi, perasaan tadi kita berjalan cukup jauh ke dalam hutan. Ini sudah ketiga kalinya, jadi bagaimana ini?” keluh Rahman.

“Sebaiknya kita istirahat saja, sepertinya kita tersesat berulang kali. Tak menemukan sama sekali jalan masuk ke dalam hutan, mau tak mau besok saja kita lanjutkan sebab tak mungkin kita berjalan lagi, kaki ku rasanya sudah mau lepas,” sahut Rahman. Yang lain pun setuju.

Begitu mereka duduk melantai diatas dedaunan. Masing-masing mengeluarkan botol minuman lalu meneguknya perlahan. Darham memperhatikan semua teman-temannya. Ketika Rendy menoleh, Darham mengangkat kedua alisnya, memberi kode.

“Apaan, Darham?” tanya Rendy.
“Aku lupa kalau kita pertama kali masuk ke sini bertemu sama hantu bilau, dan inilah yang kita dapatkan. Kita terpaksa harus mengulang perjalanan berkali-kali, rasanya hanya semacam kerja bhakti apa yang kita lakukan dalam beberapa jam ini,” beber Darham.

“Iya…ya, Baru aku sadar jika bertemu dengan hantu bilau pasti tersesat, tapi malahan kita lanjut perjalanan. Itu artinya, kita disuruh istirahat dulu, besok baru memulai pekerjaan kita kembali, tapi pastikan besok nggak bakalan ketemu dia lagi dan sekali-kali jangan pernah kita berpisah dari rombongan, jadi semuanya tetap dalam rombongan,”pinta Rendy.

Toto dan Imran yang tak begitu paham dengan kondisi Hutan Kalimantan manggut-manggut setuju.
Dengan berat hati, mereka pun mulai beristirahat. Di hari pertama mereka tidak memasak nasi ataupun lauk, sebab masing-masing membawa bekal rantangan yang cukup sampai stok makan malam. Terutama Toto, dia membawa abon ikan satu kaleng yang cukup buat bekal seminggu kedepan.

Malam hari mereka berkumpul membuat perapian dan duduk di depan perapian sambil menghirup kopi hitam buatan Darham dan Imran. Darham punya teman yang suka memasak seperti dirinya. Imran ternyata suka sekali memasak sehingga dengan cepat dia membantu Darham membuatkan kopi buat mereka berlima.

“Aku masih penasaran dengan hantu bilau, sebenarnya dia itu apa suka menampakkan diri pada kita secara langsung dengan peringatan bahwa kita pasti akan tersesat jika meneruskan perjalanan atau bagaimana?” tanya Toto yang masih penasaran dengan Legenda Hantu Bilau.

“Hantu Bilau memang sudah ada sejak lama, jaman nenek moyang kami dulu. Biasanya memang dia berdiam diri menunggu Hutan Kalimantan saja, entah kalau di daerah lain apa atau tidaknya, apakah ada dan berbeda cara penyebutannya, kita juga tidak tahu. Tapi, yang jelas Hantu Bilau berdasarkan pengalaman teman-teman yang sering keluar masuk hutan katanya belum pernah sekalipun melihat seperti penampakan Hantu Bilau, artinya Hantu Bilau hanya ada di sini saja,” ujar Darham kemudian menghirup kopi hitam. Lantas melanjutkan ceritanya.

“Hantu Bilau ini memang dipercaya suka sekali menyesatkan jalan orang yang masuk ke dalam hutan tempat dia berada. Penampakan yang tadi dia hanya diam saja, biasanya dia akan berteriak seperti suara orang yang sedang memanggil, jika kita menyahut maka kita yang sesat atau kemungkinan kita sudah terpisah dari rombongan, makanya aku bilang saat besok kita memulai perjalanan, jangan sekalipun kita memisah dari rombongan dan seandainya melihat sesuatu yang enah, jangan dipedulikan kita tetap saja berjalan dan fokus dengan tujuan, dengan begitu seminim mungkin kita bisa menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan,” terang Darham lagi.

“Berarti dia itu memang penunggu Hutan Kalimantan ya? Penampilannya mengerikan, persis kurcaci tapi bulu lebat yang menutupi seluruh badan dan wajahnya memang cukup menakutkan, baru kali itu rasanya aku melihat penampakan makhluk gaib seperti itu,” tukas Toto.

Ternyata Toto ramah dan banyak bicara juga, dia lebih banyak bersuara saat diperlukan saja. Sedangkan Imran begitu asik mendengarkan.

“Bagaimana dengan penampakan makhluk lainnya, apakah kalian pernah bertemu dengan lainnya itu dan bagaimana bentuknya,” kali ini Imran yang bertanya.

“Bermacam-macam, ada penampakan orangtua, anak-anak bahkan perempuan cantik. Entah bagaimana kalian nanti melihatnya. Semoga saja tugas mengembalikan kalung benar-benar bisa terwujud sebab aku sendiri juga malas berlama-lama di sini, jika di suruh tinggal buat liburan emoh aku,” jawab Rendy. Mereka semua tertawa mendengar celotehan Rendy.

“Siapa juga yang mau liburan di sini, Bang. Aneh-aneh saja kamu,” imbuh Toto.

Mereka pun bercerita, bercanda dengan lepas hingga Pukul sepuluh malam, tak lama mereka memutuskan kembali ke tenda untuk tidur karena besok pagi-pagi akan melanjutkan perjalanan mencari Pondok Inuy yang berada persis di tengah hutan.

Saat masuk ke dalam tenda, kedua petugas tadi langsung tidur namun tidak dengan mereka bertiga yang masih memilih mengobrol hingga tengah malam. Keakraban mereka membuat mereka tak segan membicarakan tentang perempuan yang ada di khayalan mereka.

“Kalau aku sukanya yang tinggi, putih dan mulus jangan korengan apalagi yang berkurap, ogah aku. Dan yang pasti harus seksi biar aku semangat,” Rahman menoyor kepala Darham.

“Keinginan mu itu sama dengan keinginan semua laku-laki, aku suka yang modelannya begitu. Masa kamu mau yang kurap, cebol dan mukanya jelek. Ya, nggak mungkin lah kecuali matanya katarak, bisa aja sampai salah pilih. Tapi, kalau normal memang milihnya perempuan jenis begituan, mulus pastinya,” Darham mesam mesem, malu.

“Kalau aku Alhamdulillah sudah mendapatkan istri yang cantik, nggak banyak menuntut dan aku juga sudah punya anak bayi yang membuat aku jadi kangen dan pengen pulang terus, tapi apa boleh buat tugas menumpuk dan tidak ada habis-habisnya, nih gambar anak dan istri ku,” Rendy menyodorkan gambar istrinya yang cantik berjilbab putih dengan menggendong bayi lucu di tangannya.

“Wihh cantik memang bini mu, Ren. Pantas aja kamu nggak mudah tergoda begitu sama cewek-cewek lain, kalau aku dikasih begini satu juga bakal setia,” sahut Rahman. Darham pun setuju.

“Tapi, apa daya nggak ada cewek yang benar-benar mau sama kami, ditambah lagi dengan keadaan kita suka keluar masuk hutan membuat penampilan kita butek dan lusuh begini, jadi siapa yang mau, kecuali cewek-cewek matre aja karena tahu gaji kita cukup besar dan kita mapan, kalau yang tulus susah sekarang, modus sih selalu ngantre,” ujar Darham.

“Ya, betul juga. Sekarang tuh susah banget  mencari istri yang mandiri, tidak banyak tingkah, cantik, putih, tinggi, seksi, pokoknya paket komplit memang susahnya minta ampun, kayak mencari jarum di tumpukan jerami, asekkk hahaha,” Rahman tertawa, diikuti kedua temannya.

Tak lama mereka saling diam karena mendengar seperti ada suara desahan yang cukup keras dari tenda sebelah mereka, yakni tenda yang ditempati oleh Toto dan Imran. Mereka mencoba menguping tetap saja terdengar suara desahan.

“Apa kalian mikir apa yang aku pikirkan?”tanya Rahman. Rendy langsung mengangguk, begitu juga dengan Darham seperti menahan tawanya.

“Apa mereka berdua … hihihi... lagi wik-wik, tapi lucunya mereka kan sama-sama laki-laki masa main sama-sama pedang, apa yang dimainkan tuh selain lato-lato nantinya,” Mereka bertiga cekikikan tertawa, tak bisa mengeraskan suara tawa karena khawatir kedua petugas itu nantinya akan menghentikan kegiatannya.

“Arghhhhh … Arghhhhh .. Tolong !!!!” Mereka bertiga kaget mendengar suara teriakan persis dari tenda sebelah. Loh ... Kok ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tragedi Hantu Bilau Hutan Kalimantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang