"Haris, sebaiknya kau juga menginaplah disini dengan putrimu. Pasti kau capek karena baru pulang dari Melbourne. Lagi pula disini juga ada Erika kan?" ucap Bobby kepada Haris yang merupakan ayahnya Gita dan juga Kakak kandung Erika.
"Emangnya rumahmu muat untuk menampung kita semua Bob?" tanya Haris.
"Tenang saja, rumahku ini memiliki 15 kamar tamu. Jadi kalian bisa pilih mau tidur di kamar yang mana" jawab Bobby sembari berjalan masuk ke dalam rumah dan diikuti oleh mereka semua dari belakang.
***
Jam 11 Malam
Vina baru selesai mandi dengan menggunakan bathrobe dan handuk yang melilit di rambutnya karena ia baru saja habis keramas.
Vina berjalan menuju cermin rias untuk mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer.
Tiba-tiba tubuh Vina jadi menegang ketika ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Kemudian ia mencoba merilekskan tubuhnya saat ia menatap cermin dan mengetahui bahwa yang memeluknya itu adalah Bobby.
"Dad lepasin. Vina mau ngeringkan rambut dulu nih" pinta Vina sambil memegang tangan Bobby yang sedang memeluknya dengan erat.
"Kenapa kamu malah keramas?" tanya Bobby yang menatap pantulan wajah Vina di cermin kemudian mencium rambut Vina yang wangi.
"Soalnya risih Dad. Kan tadi habis di rias" jawab Vina yang memutarkan tubuhnya menghadap ke arah Bobby.
"Kan nanti keramas lagi selesai malam pertama" bisik Bobby di telinga Vina yang membuat Vina merinding karena nafas Bobby.
"Daddy ma mau mulai sekarang?" tanya Vina gugup.
“Kalo kamu udah siap ya ayo mulai” jawab Bobby dengan bersemangat.
Vina tampak berpikir sejenak, ia jadi teringat ukuran punya Bobby yang besar itu. Vina kemudian bergidik ngeri saat membayangkannya. Apa iya punyanya nanti akan muat saat dimasukin? Atau malah jadi robek?
“Kamu kenapa seperti ketakutan gitu sayang?” tanya Bobby saat melihat ekspresi Vina.
“Punya Daddy kan ukurannya besar sekali, apa bakal muat masuk ke punyaku?” tanya Vina dengan polosnya.
Mendengar pertanyaan dari Vina yang polos itu sontak membuat Bobby terdiam dan menahan tawanya. Bobby jadi curiga Vina tau darimana jika kejantanan miliknya itu berukuran sangat besar?
“Untuk mengeluarkan seorang bayi saja muat, masa punya Daddy gak muat? Yaudah nanti akan Daddy buktikan jika punya Daddy bisa masuk. Sekarang Daddy mau mandi dulu, kamu keringkan aja rambutmu” ucap Bobby sambil berjalan ke arah kamar mandi.
Sembari menunggu Bobby mandi, Vina pun duduk di kursi meja rias dan menyalakan hair dryer untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah.
Bobby yang baru keluar dari kamar mandi langsung melototkan matanya saat melihat Vina yang sudah tampil begitu cantik dan seksi diatas ranjang.
Bobby langsung menelan ludahnya sendiri melihat paha Vina yang terpampang jelas dan putih mulus. Tangan Bobby rasanya tak sabar ingin segera membelainya.
Vina membereskan alat make-up nya, kemudian menatap Bobby yang masih berdiri mematung di depan kamar mandi.
“Ngapain Daddy berdiri disitu?” tanya Vina sambil meletakkan alat make-up nya diatas meja rias.
“Kamu berniat menggodaku ya?” tanya Bobby sambil mengulum senyum.
“Menggoda? Vina gak ada niat mau menggoda Daddy kok” jawab Vina yang mengerutkan keningnya bingung.
Bobby meletakkan handuk kecil yang tadi ia gunakan untuk mengeringkan rambut ke pundaknya. Lalu ia berjalan mendekati Vina.
“Terus ini maksudnya apa? Heuum?” tanya Bobby sambil mengelus bahu mulus Vina. Sontak Vina langsung saja merinding saat mendapatkan sentuhan itu.
Vina baru sadar baju yang ia kenakan saat ini ternyata mengundang gairah Bobby. Ia hanya melihat di lemari Bobby ada piyama berwarna merah tanpa lengan dan ia pun tertarik ingin mencobanya. Mungkin piyama ini peninggalan dari Mommy nya dulu.
“Emm Dad aku...”
“Aku apa?” tanya Bobby yang memotong ucapan Vina.
“Emm.. Vina tadi ambil baju ini dari lemari Daddy” ucap Vina sambil menunduk karena takut dibilang lancang.
“Berani sekali kamu membuka lemari pakaianku!” ucap Bobby dengan nada dingin.
Vina semakin takut mendengar nada dingin yang dilontarkan oleh Bobby. Mendengar suaranya saja sudah membuatnya takut, apalagi melihat ekspresi wajah Bobby?
“Siapa yang mengizinkan kamu untuk membuka lemariku?!” tanya Bobby.
Dari nada suaranya tampaknya Bobby terlihat marah. Air mata Vina turun dengan tiba-tiba. Padahal ia sudah berusaha untuk menahan agar tidak menangis, tapi entah kenapa ucapan Bobby terasa menyakiti hatinya. Apa salah jika ia membuka lemarinya? Bukankah sekarang ia sudah sah menjadi istrinya?
“Hiks maaf Dad” tangis Vina dengan kepala yang menunduk.
Bobby pun tersenyum geli saat mendengar tangisan Vina.
“Kamu kenapa nangis?” tanya Bobby dengan nada lembut sembari melangkah mendekati Vina.
Kemudian Bobby menangkup kedua pipi Vina dengan tangannya dan mengangkat wajah Vina. Bobby lalu menghapus air mata yang membasahi wajah istrinya itu.
“Hatimu begitu lembut sekali sayang. Aku berjanji ini adalah tangisan terakhirmu karena sebisa mungkin aku akan selalu berusaha membahagiakanmu sayang” batin Bobby.
“Kamu udah dandan yang cantik, kenapa malah nangis? Daddy cuma bercanda doang tadi” ucap Bobby yang diakhiri dengan kekehan.
Mendengar perkataan Bobby, Vina langsung menatap Bobby dengan wajah yang cemberut. Vina yang kesal pun lantas memukul dada Bobby dengan kuat.
“Hiks Daddy jahat! Udah buat aku nangis” ucap Vina dengan sesegukan.
“Ya Daddy minta maaf sayang. Pokoknya mulai sekarang semua yang ada di dalam kamar dan juga rumah ini adalah milik kamu. Daddy gak berhak atas semuanya, yang Daddy punya sekarang cuma kamu dan juga Rudy” ucap Bobby sambil menggendong Vina ala koala.
Vina pun langsung melingkarkan kakinya ke punggung Bobby dan juga tangannya ke leher Bobby.
Vina tampak malu-malu saat digendong seperti ini. Ia sungguh tak menyangka ternyata Bobby memiliki sifat yang sangat romantis dan juga lembut kepadanya. Bahkan sifatnya berbeda sekali saat sebelum menjadi suaminya.
Bobby membawa Vina ke atas ranjang dan merebahkan tubuh Vina. Jantung Vina jadi berdebar sangat kencang. Perasaannya kini menjadi campur aduk. Ia merasa malu, gugup, dan juga takut.
Bobby menatap tubuh Vina dari atas sampai bawah. Tubuhnya benar-benar sempurna dengan pinggang yang ramping, payudara yang menyembul terlihat kenyal dan sintal, serta kaki jenjangnya yang begitu mulus dan menggairahkan.
BERSAMBUNG
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiat Sang Mommy
Teen FictionHarap Bijak Dalam Memilih Bacaan..!! Cerita Ini Mengandung Adegan Dewasa..!! ⛔+21