Penampilan Lena dan Gita kini sudah sangat acak-acakan dengan bekas cakaran di sebagian tubuh mereka masing-masing.
"Please stop!! Sumpah gue malu tau liat tingkah kalian berdua!" tegas Vina yang masih mencoba berusaha melerai mereka.
Andai saja Vina tidak memikirkan bahwa mereka adalah sahabatnya, mungkin sudah Vina tinggalkan daritadi. Malu-maluin banget berkelahi di tempat umum.
Braak!!
Tiba-tiba Vina terdorong oleh Gita hingga terjatuh. Namun naasnya tangan kanan Vina jadi terluka karena terkena pecahan gelas yang dibanting oleh Gita.
"Aww... Sakit!" suara rintihan Vina berhasil membuat mereka menghentikan ributnya.
"Astaga Vina! Lu kenapa Vin?" tanya Lena sembari memegang tangan Vina yang terluka mengeluarkan darah yang cukup banyak.
"Ini semua gara-gara lu! Tempramen banget sih lu jadi orang! Vina gak bakal kaya gini kalo lu tadi bisa ngontrol emosi lu!" ucap Lena sambil membersihkan pecahan beling yang masih menempel di tangan Vina.
"Sar, gue minta obat merah sama kapas juga" pinta Lena pada Sarah.
Sarah kemudian segera mengeluarkan kotak P3K yang selalu ia bawa di dalam tasnya. Lalu ia ikut membantu mengobati luka di tangan Vina.
"Biar gue bantu ya Vin" tawar Gita.
"Gak usah!" bentak Lena.
"Vin, maafin gue ya. Gue beneran gak sengaja tadi. Seharusnya lu gak usah ngelerai kita tadi. Sekarang jadi lu yang celaka kan" ucap Gita.
Vina menatap Gita sambil meringis menahan rasa sakitnya.
"Lain kali lu harus bisa ngontrol emosi lu ya Git. Hari ini gapapa gue yang celaka, tapi jika suatu hari ada salah satu temen gue yang celaka, gue bakal kecewa banget dengan lu" ujar Vina.
"Tapi kan Lena yang mulai duluan buka hp gue sembarangan Vin" jawab Gita.
"Iya gue tau, tapi kan Lena udah minta maaf sama lu. Emangnya ada apa sih di dalam hp lu sampai lu semarah itu? Kalo emang ada rahasia atau privasi percaya deh sama kita, kita gak bakal nyebarin ke orang lain kok. Iya sih gue maklumi kalo lu masih belum bisa percaya sama kita karena persahabatan kita juga kan belum lama" jelas Vina.
Gita hanya menggelengkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tapi gue minta maaf Vin, gara-gara gue lu jadi celaka gini. Lu mau kan maafin gue?" tanya Gita dengan wajah memelas.
"Udah gue maafin kok" Vina mengangguk sambil tersenyum kepada Gita.
"Untung aja lukanya gak terlalu dalam. Tangan yang satunya coba gue liat, ada luka gak?" tanya Sarah sembari mengecek tangan kiri Vina.
"Udah gak ada yang luka kok. Thanks ya Sar udah bantu ngobatin luka gue" ucap Vina.
"Sama-sama" jawab Sarah yang sambil mengemaskan peralatan P3K tadi ke dalam kotaknya kembali.
"Gue pulang duluan ya" pamit Gita sambil menyeka air matanya lalu pergi meninggalkan mereka.
"Gita kok nangis ya? Kayanya gue perlu minta maaf ke dia secara langsung deh. Soalnya disini gue juga salah banget" ucap Lena yang langsung merasa bersalah saat melihat Gita menangis.
"Makanya Len, udah berapa kali gue bilangin ke lu hilangin kebiasaan usil lu yang suka buka-buka hp orang sembarangan. Jadi gini kan akibatnya" nasehat Sarah pada Lena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiat Sang Mommy
Roman pour AdolescentsHarap Bijak Dalam Memilih Bacaan..!! Cerita Ini Mengandung Adegan Dewasa..!! ⛔+21