Seperti biasanya setelah selesai menyusui adiknya, Vina langsung menuju ke dapur untuk membantu Mommy nya menyiapkan sarapan karena ia tak ingin Mommy nya kelelahan.
Sebenarnya di rumah ini ada 2 pembantu, satu untuk bersih-bersih rumah dan satu lagi untuk memasak. Namun Anita sering merasa kurang puas jika dimasakin oleh pembantu.
"Mommy istirahat aja ya, biar Vina aja yang lanjutin masak" ucap Vina yang baru tiba di dapur.
"Mommy masuk ke kamar dulu ya sayang, Mommy juga udah mulai ngerasa lemes" ucap Anita.
Anita pun kemudian pergi menuju kamarnya. Sedangkan Vina langsung melanjutkan masakan Mommy nya tadi. Vina harus cepat-cepat menyelesaikan masakannya karena sebentar lagi Daddy mau berangkat ke kantor.
15 menit berkutat dengan peralatan dapur, akhirnya masakan untuk sarapan pun telah siap. Vina segera menata masakannya diatas meja makan.
"Udah siap nak sarapannya?" tanya Bobby yang baru saja keluar dari kamar.
"Udah Dad" jawab Vina sekedarnya.
Bobby hanya tersenyum kepada anaknya kemudian duduk di kursi meja makan.
"Bisa tolong ambilkan Daddy makanannya gak nak? Daddy pengen ngecek pesan masuk dari kantor dulu" ucap Bobby yang kini pandangannya tertuju pada ponselnya.
"Daddy mau pakai lauk apa?" tanya Vina sambil mengambil piring untuk Daddy nya.
"Bebas terserah kamu, semua masakan yang kamu bikin Daddy selalu suka kok" jawab Bobby sambil meletakkan ponselnya diatas meja dan menatap putrinya.
"Ini Dad udah Vina ambilkan" Vina meletakkan piring yang berisi makanan didepan Bobby.
"Terima kasih sayang" ucap Bobby sambil tersenyum.
Vina merasa lain dengan panggilan sayang Daddy padanya. Dia merasa jika itu bukan panggilan sayang Daddy terhadap anaknya seperti dulu. Kali ini ia merasa panggilan tersebut seperti seorang lelaki terhadap kekasihnya.
"Emm Dad, Vina mau mandi dulu ya" pamit Vina karena merasa canggung.
"Pasti kamu risih kan karena dadamu sudah basah?"
Vina yang mendengar perkataan Daddy nya barusan langsung menegang. Sontak ia pun melihat ke arah dadanya, dan benar saja dadanya sudah basah karena asinya yang berlimpah.
"Sial!! Kenapa aku bisa gak sadar sih?" umpat Vina dalam hati.
Dengan cepat Vina segera berjalan menuju kamarnya.
***
Sore hari Vina baru saja pulang dari kampus. Vina memasuki rumah dan tampak sepi. Daddy nya jelas belum pulang soalnya ini baru jam 5 sore, biasanya Daddy pulang paling awal jam 7 malam.
Vina berniat ingin melihat adiknya karena takut adiknya sudah lapar lagi dan asi yang ia tinggalkan dalam botol tadi siang sudah habis, lantas ia pun berjalan menuju kamar Mommy nya.
"Mommy" panggil Vina saat berada didepan pintu kamar.
Tidak ada sahutan dari dalam, Vina kemudian masuk dan ia tidak menemukan keberadaan Mommy nya. Tapi ia melihat adiknya sedang tidur anteng di box bayinya.
"Mommy kemana sih?" gumam Vina sambil berjalan ke arah kamar mandi karena mendengar suara kecipak air dari dalam kamar mandi. Vina yakin Mommy nya ada disana. Ia pun membuka pintu kamar mandi.
"Mommy kenapa?!" teriak Vina panik saat melihat Mommy nya sudah terduduk di closet dengan keadaan hidung yang mengeluarkan darah.
Anita yang kaget mendengar jeritan anaknya langsung membersihkan darah yang keluar dari hidungnya.
"Eh kamu udah pulang nak? Mommy gapapa kok sayang" balas Anita dengan senyum yang terpatri di bibir pucatnya.
"Mommy bohong kan??! Wajah Mommy aja pucat sekali. Kita ke rumah sakit sekarang ya Mom" ucap Vina dengan mata berkaca-kaca.
Anita menggelengkan kepalanya. Saat ia hendak berdiri tiba-tiba pandangannya menjadi buram lalu terjatuh.
"Mommy..!! Bangun Mom..!!" Vina yang melihat Mommy nya pingsan langsung teriak histeris.
"Astaga!! Nyonya kenapa non?" tanya bibi yang masuk ke dalam kamar mandi karena mendengar suara teriakan anak majikannya.
"Bi, tolong cepat telponin ambulance!!" perintah Vina dengan air mata yang sudah menetes.
"Baik non" bibi langsung berlari tergopoh-gopoh menuju telpon rumah untuk menelpon ambulance.
BERSAMBUNG
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiat Sang Mommy
Genç KurguHarap Bijak Dalam Memilih Bacaan..!! Cerita Ini Mengandung Adegan Dewasa..!! ⛔+21