"Tenanglah sayang, sakitnya cuma sebentar doang kok. Nanti gak bakal sakit lagi" ucap Bobby yang mencoba menenangkan Vina.
Bobby kini sedang keenakan merasakan sensasi kejantanannya yang sedang di remas-remas oleh otot vagina Vina. Padahal baru setengahnya saja yang berhasil masuk.
"Oh shit! Ternyata seenak ini rasanya milik seorang perawan" batin Bobby.
"Enngghhh... Sakit Dad" rintih Vina sambil memegang tangan Bobby.
Bobby semakin memasukkan kejantanannya lebih dalam hingga amblas semuanya.
"Tahan sebentar ya sayang" ucap Bobby yang mulai mencium bibir Vina.
Vina membalas ciuman Bobby dan berharap ia bisa melupakan rasa sakit ini.
Tangan Bobby begitu aktif meremas payudara Vina sambil mencubit bagian putingnya hingga keluar cairan putih.
"Ahhh... aaahh... Terus seperti itu Dad" desah Vina keenakan saat tangan Bobby memainkan payudaranya.
Setelah dirasa Vina sudah cukup tenang, Bobby pun mulai menggoyangkan kembali pinggulnya dengan perlahan. Rasanya benar-benar nikmat saat kejantanan Bobby yang besar dijepit oleh milik Vina yang masih sempit.
Lama kelamaan Vina mulai bisa merasakan kenikmatan yang berbeda. Kewanitaannya terasa semakin basah dan tubuhnya terasa panas kembali. Vaginanya pun juga berkedut-kedut meremas kejantanan milik Bobby.
"Owwhh... Ini sangat nikmat sayang. Punyaku terasa seperti diremas oleh punyamu" desah Bobby yang tangannya masih betah meremas payudara Vina hingga basah oleh asi yang keluar.
Bobby mendekatkan mulutnya ke puting Vina yang tampak menegang, kemudian ia menghisapnya hingga membuat Vina menggelinjang karena geli.
"Eegghh... lebih cepat Dad... di..kit lagi aku keluar" pinta Vina sambil meremas sprei.
Bobby menuruti permintaan Vina karena ia tau Vina akan mencapai klimaks keduanya.
"Aaaahhh... akuuu keluuaaar Dad..." jerit Vina dengan pinggul yang melengkung keatas membuat kejantanan Bobby rasanya ingin lepas dari sarangnya.
Kejantanan Bobby terasa hangat akibat siraman cairan cinta milik Vina. Tubuh Vina masih bergetar hebat, matanya masih terpejam dan mulut yang sedikit terbuka usai mencapai klimaks keduanya.
"Oeeek... oeeekk..."
Suara tangisan Rudy membuat Vina kaget. Ia membuka matanya dan menoleh ke arah box bayi.
"Dad, tolong adek bawa kesini. Kayanya dia haus" pinta Vina. Ia masih tak sanggup berjalan untuk mengambil Rudy.
Dengan keadaan masih bugil, Bobby melepaskan kejantanannya dari milik Vina. Terlihat darah segar mengalir keluar membasahi sprei. Bobby berjalan menuju box bayi kemudian menggendong Rudy.
“Sayang, kamu kenapa pake bangun segala sih nak? Daddy belum puas nih” ucap Bobby pelan sembari melangkahkan kakinya menuju ranjang lagi.
Sebelum menyusui Rudy, Vina mengelap dadanya yang basah oleh keringat terlebih dahulu.
Bobby meletakkan Rudy diatas tubuh Vina untuk kemudian disusui oleh Vina.
“Kamu lahap sekali sih sayang minumnya” ucap Vina sambil mengelus rambut tipisnya Rudy.
“Yank, aku belum keluar nih” rengek Bobby dengan nada manja.
Vina hanya terkekeh melihat kelakuan Bobby seperti anak kecil.
“Sabar dong Dad, kan adek masih mau nyusu” jawab Vina.
“Daddy tau gimana caranya biar Rudy bisa tetap nyusu” ucap Bobby yang mendapatkan sebuah ide.
“Caranya gimana Dad?” tanya Vina.
“Kamu miringkan badanmu nanti Daddy masukin dari belakang” saran Bobby.
“Loh, emangnya bisa Dad?” tanya Vina.
“Bisa sayang, serahkan aja padaku” jawab Bobby.
Vina hanya menurut saja, kemudian ia mengubah posisinya menjadi miring dan meletakkan Rudy diatas ranjang. Sedangkan Bobby memposisikan tubuhnya di belakang Vina.
Bobby meraba vagina Vina untuk mencari lubangnya terlebih dahulu. Setelah ketemu, Bobby segera memasukkan kejantanannya kembali ke dalam vagina Vina yang masih sempit.
Bobby merasa agak sedikit kesusahan untuk memasukkannya karena memang lubangnya sangat sempit sekali. Vina juga sedikit merintih kesakitan saat kejantanan Bobby masuk.
Saat dirasa sudah masuk sempurna, Bobby langsung menggoyangkan pinggulnya dan menggenjot kewanitaan Vina.
“Gimana? Enak gak yank?” tanya Bobby yang masih menggoyangkan pinggulnya.
Vina menatap Bobby dengan tatapan sayu. Ia tersenyum dan mengangguk. Memang rasanya sungguh nikmat.
Bobby lalu mencium bibir Vina dengan rakus dan tangannya mulai meremasi payudara Vina yang tidak disusui oleh Rudy. Beberapa menit kemudian, Vina merasakan panas ditubuhnya pertanda ia akan mencapai klimaks yang ketiga. Bobby juga merasakan spermanya akan tumpah keluar.
“Ahh... aaahh... aku mau keluar lagi Dad!” desah Vina.
“Kita keluar barengan ya sayang” pinta Bobby.
Vina menjerit tertahan saat Bobby menggoyangkan pinggulnya semakin cepat hingga membuat Rudy melepaskan hisapannya dari puting Vina. Bibirnya pun sudah melengkung kebawah bersiap untuk menangis.
“Aaaaggghhhh....” desah mereka berdua saat mencapai klimaksnya.
Vina merasakan rahimnya disiram cairan yang hangat.
“Ooeeek... oeeek...” tangisan Rudy membuat Vina langsung tersadar dari kenikmatan yang baru saja ia rasakan.
“Ya ampun sayang, cup.. cup.. maafin Mommy ya” ucap Vina sambil mengarahkan putingnya kembali ke bibir mungil Rudy.
Bobby masih tampak ngos-ngosan. Tubuh mereka sangat basah oleh keringat hingga membuat tubuh mereka menjadi lengket.
“Ini permainan yang sangat luar biasa baby” ucap Bobby sambil mencium leher Vina dari belakang.
10 menit kemudian Rudy sudah tertidur pulas. Vina melepaskan putingnya dari mulut Rudy dengan pelan. Ia juga merasakan nafas Bobby tampak teratur yang artinya Bobby juga sudah tertidur nyenyak.
Akhirnya Vina yang merasa lelah dan mengantuk pun ikut tidur menyusul suami dan juga anaknya.
BERSAMBUNG
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiat Sang Mommy
Novela JuvenilHarap Bijak Dalam Memilih Bacaan..!! Cerita Ini Mengandung Adegan Dewasa..!! ⛔+21