PART 4

9.7K 76 1
                                    

"Silahkan duduk Pak, Bu" ucap seorang dokter wanita yang masih muda dengan ramah. Di name tag yang berada diatas meja tertulis nama dokter Anjani. Beliaulah yang akan membantu Vina dalam menjalankan proses laktasi ini.

"Dok, ini anak saya yang akan menjalani induksi laktasi. Menurut dokter apakah bisa?" tanya Anita.

Vina terlihat semakin bingung ketika mendengar ucapan Mommy nya barusan karena ia kurang familiar dengan kata itu. Kini pikirannya dipenuhi dengan tanda tanya, apa yang dimaksud Mommy nya? Tujuannya untuk apa?

"Pasti bisa Bu, kita akan mencobanya. Tapi sebelumnya kita perlu mengetahui riwayat kesehatan anak ibu terlebih dahulu, setelah itu baru kita bisa melanjutkan proses ini" jelas dokter Anjani.

"Oh iya, suami anak ibu dimana? Apa beliau juga hadir? Soalnya kami tidak bisa membantu proses ini jika tidak ada kejelasan status dari pasien" tanya dokter Anjani pada Anita.

"Ini suaminya dok" ujar Anita dengan santainya sambil menunjuk Bobby. Sontak saja sikap Anita tadi membuat Bobby sangat terkejut.

"Apa benar dia suaminya? Tapi kok seperti..." dokter Anjani terlihat sedikit ragu ketika melihat perbedaan usia Vina dan Bobby yang cukup jauh.

"Dokter gak percaya ya? Ini saya ada bawa kok buktinya kalo mereka ini beneran suami istri" Anita pun segera mengeluarkan buku nikah yang didalamnya terdapat foto Bobby dan Vina.

Anita tau kalau dokter tidak akan semudah itu percaya, makanya dia sudah mempersiapkan buku nikah tersebut sebagai bukti.

Bobby kemudian merebut buku nikah itu dari tangan istrinya dan melihat ada fotonya bersama Vina. Bagaimana istrinya ini bisa mendapatkan buku nikah tersebut? Dia yakin istrinya sudah mempersiapkan buku nikah palsu itu jauh-jauh hari sebelumnya, dia tidak percaya bahwa istrinya benar-benar nekat melakukan semuanya.

Sementara Vina hanya menunduk dengan berbagai macam pertanyaan yang masih bersarang di kepalanya, rasanya ingin sekali ia menanyakan semua hal ini kepada Mommy nya.

"Baiklah, saya ingin tanya kepada Pak Bobby terlebih dahulu. Apakah bapak setuju dengan niat istri anda yang ingin melakukan proses laktasi ini?" tanya dokter Anjani pada Bobby

"Saya setuju dok" jawab Bobby, ia hanya bisa pasrah dan terpaksa mengikuti permainan istrinya itu.

"Soalnya mereka berdua rencananya ingin mengadopsi seorang bayi dok, karena anak saya sangat ingin sekali memiliki anak" timpal Anita untuk lebih meyakinkan dokter.

"Oke, baiklah kalo kalian sudah setuju dan tanpa paksaan. Kita bisa melakukan terapi hormon untuk membuat asinya keluar ya" jawab dokter Anjani.

"Ibu juga bisa menstimulasi payudara ibu sendiri di rumah dengan cara memompa, memijat, atau saat berhubungan badan suami bisa membantu merangsang payudara istrinya. Saat menjalani proses ini, saya sarankan untuk jangan terlalu dibawa tegang dan stres ya Bu agar tidak menghambat keluarnya asi" sambungnya lagi.

"Tapi untuk kedepannya apa tidak ada efek sampingnya dok?" tanya Anita.

"Untuk kedepannya aman Bu, tidak ada efek samping. Dan jika nanti asinya sudah keluar, saya sarankan berhenti menggunakan obat pelancar asi ya Bu. Ibu bisa mengkonsumsi herbal untuk pelancar asi seperti sayur katuk, beras merah, wortel, dan ikan salmon sebagai gantinya. Nanti saya akan kasih buku panduannya" jelas dokter Anjani.

"Baiklah dok, terimakasih!" jawab Anita.

Setelah meninggalkan ruangan dokter, Vina langsung menatap Mommy nya dan meminta penjelasan untuk semua kejadian ini.

"Mom, sebenarnya ada apa sih ini?" tanya Vina.

"Nak, Mommy ingin minta tolong padamu. Anggap saja ini sebagai permintaan terakhir Mommy. Mommy ingin kamu yang menggantikan posisi Mommy untuk menyusui adikmu nanti" jelas Anita dengan wajah yang terlihat sendu.

"Hah?! Maksud Mommy?" tanya Vina dengan keadaan shock.

"Mommy pengen kamu menjalani terapi hormon ini supaya kamu bisa mengeluarkan asi dan bisa menyusui adikmu sayang"

Vina menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan perkataan Mommy nya.

"Kan ada Mommy, kenapa harus aku Mom?" tanya Vina yang masih tak percaya.

"Vina, Mommy mohon. Mommy tidak bisa menyusui adikmu karena Mommy terkena kanker darah stadium lanjut nak, dan dokter bilang peluang Mommy untuk sembuh sangat kecil. Makanya mommy persiapkan semua ini untuk kebaikan kalian anak-anak Mommy" tutur Anita dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya.

JLEEB!!

Jantung Vina berdebar kencang saat mendengar ucapan Mommy nya. Ulu hatinya terasa sakit saat mengetahui bahwa Mommy nya mengidap kanker darah. Ia merasa kecewa pada dirinya. Kenapa Mommy nya sakit ia tidak mengetahuinya? Anak macam apa dirinya?

BERSAMBUNG

                                  ****

Wasiat Sang MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang