PART 8

8.8K 92 0
                                    

Selama sebulan ini Vina merasa banyak perubahan yang terjadi pada dirinya. Mulai dari ukuran payudara yang semakin membesar, nafsu makan yang meningkat drastis, dan tubuhnya yang semakin montok.

Bukan hanya dirinya saja yang berubah, namun ia juga melihat belakangan ini sikap Daddy nya berubah terhadapnya. Vina merasa bahwa tatapan Daddy nya bukanlah tatapan kasih sayang seperti dulu, namun seperti tatapan penuh nafsu seakan ingin menelanjanginya. Makanya Vina lebih memilih menghindar dan menjauh dari Bobby karena dia merasa Bobby bukan seperti sosok ayah lagi baginya.

Tengah malam Vina selalu dibangunkan oleh suara tangisan adiknya dan juga ketukan pintu kamar karena biasanya Mommy nya selalu mengantarkan adiknya ke kamar Vina untuk disusui.

"Hoaaam.. Untung saja aku masuk kuliah siang sekarang. Jadi aku masih bisa tidur lagi" gumam Vina sambil merebahkan tubuhnya di ranjang.

Pagi Hari

Tiba-tiba suara tangisan bayi terdengar lagi. Alhasil Vina pun harus bangun dan beranjak dari ranjangnya. Vina kemudian mencepol rambutnya terlebih dahulu agar saat menyusui rambutnya tidak masuk ke dalam mulut adiknya.

"Payudaraku juga terasa sakit, aku harus cepat-cepat mengeluarkan asinya" ucap Vina sambil berjalan keluar menuju kamar orangtuanya.

"Syukurlah kamu sudah bangun nak, sepertinya adikmu masih lapar. Tolong kamu susui ya sayang" ucap Anita yang sedang berusaha menimang supaya berhenti menangis.

Adiknya Vina bernama Rudy Hermawan Rusdiantoro. Vina sendiri yang memberikan nama tersebut untuk sang adik.

"Mommy tinggal ke dapur dulu ya nak" ucap Anita sambil menyerahkan Rudy kepada Vina.

Vina berjalan dan duduk di sofa khusus untuk menyusui yang baru saja dibelikan Daddy nya. Sofa ini terletak didekat jendela kamar agar bisa terkena sinar matahari di pagi hari sambil menjemur adiknya juga.

Vina kemudian membuka kancing baju tidurnya dan mengeluarkan payudaranya dari balik bra kemudian mengarahkan putingnya ke mulut adiknya.

"Pelan-pelan ya sayang nyedotnya, anak pinter" ucap Vina sambil mengelus rambut tipis adiknya.

"Sayaaang.. Mana baju kantorku?" terdengar suara Bobby yang baru saja selesai mandi.

Vina mulai menegang saat mendengar suara Daddy nya. Ia menoleh sebentar dan melihat Daddy nya hanya menggunakan handuk sebatas pinggang. Dengan cepat Vina mengalihkan pandangan ke arah jendela. Untung saja posisi Vina membelakangi Bobby, jadi Bobby tidak bisa melihat dadanya yang terbuka karena sedang menyusui.

"Astagaa..!! Kenapa Mommy gak bilang kalau Daddy masih ada di kamar mandi sih??" batin Vina kesal.

"Kamu disini nak? Mommy ada dimana?" tanya Bobby membuka obrolan.

"Emm.. Mommy lagi di dapur Dad" jawab Vina gugup.

Bobby hanya mengangguk kemudian masuk ke dalam walk in closet untuk berpakaian.

10 menit kemudian Bobby sudah terlihat berpakaian rapi kemeja berwarna biru langit dengan setelan celana kain berwarna hitam. Bobby pun berjalan mendekati Vina yang masih menyusui adiknya.

"Anak Daddy minumnya lahap banget sih. Laper banget ya sayang" ucap Bobby sambil duduk di sofa kecil sebelah Vina.

Jantung Vina berdetak tidak karuan saat Bobby duduk disampingnya. Apa Daddy nya tidak tau jika ia merasa malu? Bobby mengelus rambut tipis Rudy, kemudian menatap Vina yang wajahnya sedang memerah menahan malu.

"Kamu kenapa sayang? Akhir-akhir ini kok kamu terlihat menghindar dari Daddy dan seakan menjauh dari Daddy? Apa Daddy ada salah dengan kamu? Daddy pengen anak Daddy kembali lagi kaya dulu yang suka manja-manja ke Daddy" tanya Bobby.

"Maafin Vina Dad, Vina bukan bermaksud mau menghindar atau menjauhi Daddy, tapi Vina cuman merasa malu dengan Daddy" ucap Vina sambil tertunduk.

"Daddy paham sayang, tapi mulai sekarang Daddy mau putri Daddy kembali lagi seperti dulu yang selalu manja dengan Daddy ya"

Vina tersenyum canggung lalu mengangguk. Bobby ikut tersenyum kemudian mencium kening putrinya itu.

Rudy sudah tidak mengenyot putingnya lagi pertanda dia sudah kenyang. Vina pun melepaskan putingnya dari mulut Rudy kemudian memasukkan payudaranya kembali ke dalam bra dan mengancing bajunya.

"Daddy bantu ya" dengan sigap Bobby mengambil Rudy dari pangkuan Vina.

Bobby kemudian mencium pipi anaknya, kemudian ia melihat masih ada sisa asi yang menempel di pipinya. Bobby segera mengelapnya menggunakan jarinya kemudian ia memasukkan jari bekas asi tadi ke dalam mulutnya.

"Hmm.. Manis" gumam Bobby setelah selesai menjilat sisa asi barusan. Sikap Bobby ternyata diperhatikan dengan Vina.

"Emm Dad, Vina ke kamar dulu ya" ucap Vina dengan perasaan yang sulit ia jabarkan. Vina merasa malu dan kesal dengan tingkah Daddy nya yang semakin hari semakin membuatnya merasa tidak nyaman. Bagaimana mungkin Vina bisa bermanja-manja seperti dulu jika sikap Daddy nya saja seperti itu?

BERSAMBUNG

                                   ****

Wasiat Sang MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang