PART 43

3.8K 27 0
                                    

"Dad lepasin!" pinta Vina.

"Katakan padaku secara jujur, kamu sebenarnya cemburu kan?!" tanya Bobby dengan nada penuh ketegasan tepat di depan wajah Vina.

Vina hanya memejamkan matanya, lalu setetes air mata mengalir ke pipinya. Kenapa sangat sulit baginya untuk berkata jujur?

"Tolong jawab Vina! Daddy mohon jawablah dengan jujur" ucap Bobby sekali lagi. Namun kini ia sedikit melembutkan suaranya sembari menatap dalam-dalam mata Vina yang sedang berkaca-kaca.

"Aku gak cemburu kok dengan Daddy" jawab Vina.

Bobby tersenyum miris mendengar jawaban dari Vina. Ia lalu melepaskan tubuh Vina secara tiba-tiba yang membuat Vina kaget.

"Baiklah, maafkan Daddy. Tadi Daddy cuma bercanda doang. Lagi pula mana mungkin kamu cemburu, kan kamu gak memiliki rasa apapun ke Daddy. Oh iya, besok jangan lupa ya dateng ke acara pernikahan Daddy" ucap Bobby yang kemudian pergi meninggalkan Vina sendirian.

"Dad sebenarnya aku cemburu! Cemburu banget!" gumam Vina dalam hati sambil menghapus air matanya.

***

Malam Hari

Jam 10 malam orangtuanya Vina berkunjung ke rumah Bobby. Hermawan dan Bobby tampak sedang berbincang di ruang keluarga. Entah sedang membahas tentang apa. Sedangkan Viola tengah menaiki anak tangga menuju kamar putrinya.

Viola tiba-tiba kaget saat melihat Vina sedang menangis terisak-isak dengan wajah yang ditutupi tangannya sendiri.

"Sayang? Kamu kenapa nak? Kok nangis?" tanya Viola yang kini duduk di ranjang putrinya.

"Mamah? Sebenarnya Vina merasa cemburu Mah dengan Daddy. Apalagi besok Daddy udah mau nikah" jawab Vina sambil sesenggukan.

Viola yang sudah tau permasalahan putrinya pun langsung memberikan nasihat kepada putrinya. Ia sangat senang karena Vina sudah mau berkata jujur kepadanya.

"Nak, kalo kamu suka sama Bobby kenapa kamu gak ngomong langsung sih sama dia? Kenapa kamu harus bohongi perasaanmu sendiri? Kalo kamu diam terus kaya gini dan tetap nuruti gengsimu, yang ada kamu yang sakit sendiri nak" ucap Viola sambil mengusap rambut Vina.

"Tapi Daddy kan gak cinta sama Vina Mah" ujar Vina sembari memeluk Viola dengan erat dan air mata yang terus turun.

"Kata siapa kalo Bobby gak cinta sama kamu? Makanya bicara empat mata dengan Bobby, saling jujur sama perasaan kalian masing-masing. Mamah cuma berharap yang terbaik aja buat kalian" jelas Viola.

"Kalo Daddy cinta sama Vina, dia gak mungkin nikah dengan orang lain Mah. Bahkan Daddy sering banget memuji Tante Erika didepan Vina" ucap Vina dengan lirih.

"Kamu gimana sih sayang? Itukan salah satu usaha dia untuk dapetin kamu. Dia emang sengaja pengen bikin kamu cemburu" batin Viola yang tersenyum tipis.

"Besok hari pernikahannya Bobby kan? Kamu masih punya waktu nak untuk katakan yang sejujurnya kalo kamu itu cinta sama dia. Atau kamu mau sekarang aja? Itu justru lebih baik" tanya Viola.

Vina menggelengkan kepalanya dan melepaskan pelukannya.

"Besok aja deh Mah" jawab Vina.

Mengatakan yang sebenarnya sekarang? Yang benar saja? Dibawah selain ada Hermawan dan Bobby yang sedang berbincang, Erika juga turut serta berbincang dengan mereka.

Vina menangis seperti ini saja karena tadi ia melihat Bobby dan Erika sedang berpelukan. Ia juga butuh waktu memantapkan hatinya terlebih dahulu.

***

Vina terbangun dari tidurnya saat merasakan tubuhnya digoyangkan dengan seseorang.

Vina membuka matanya perlahan, ternyata kedua sahabatnya yang membangunkan dirinya. Vina mengucek kedua matanya dan bangun dari tidurnya.

"Kalian udah dari kapan ada disini?" tanya Vina.

"Udah daritadi. Kan katanya kita mau berangkat bareng ke acara pernikahannya Daddy lu" jawab Lena.

"Itu mata lu bengkak kenapa Vin? Lu habis nangis ya semaleman?" tanya Sarah.

Vina terdiam, ia lalu melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB.

"Acara pernikahan Daddy belum dimulai kan?" tanya Vina.

"Belum lah, kan acaranya mulai jam 9 nanti" jawab Sarah.

Sontak Vina langsung melompat dari ranjangnya dan langsung berjalan cepat menuju kamar mandi.

"Itu bocah kenapa sih?" tanya Sarah yang heran sembari menatap Lena. Lena hanya mengangkat kedua bahunya saja.

15 menit Vina selesai membersihkan dirinya. Kemudian ia berjalan menuju ruang ganti untuk berpakaian.

"Eh Vin, lu mau ngapain sih? Kok buru-buru gitu?" tanya Sarah.

"Gue mau hentikan acara pernikahannya Daddy!" ucap Vina yang tampak tergesa-gesa menyisir rambutnya di depan cermin.

"Lu ngapain mau hentikan pernikahan Daddy lu? Bentar lagi mereka mau menikah Vina" tanya Lena dengan senyum tipis di bibirnya.

"Terserah kalian mau ngatain gue apa. Tapi yang jelas sekarang gue sadar kalo gue sebenernya emang cinta sama Daddy" jawab Vina.

"Daddy lu pasti bahagia Vin kalo lu mengatakan seperti ini dari dulu" ucap Lena.

"Tapi gue belom terlambat kan Len?" tanya Vina.

Lena mengangkat bahunya. Vina menggelengkan kepalanya, ia harus segera datang ke pernikahan itu. Karena jika ia sampai terlambat, ia pasti akan menyesal seumur hidupnya.

Tanpa membuang waktu lagi, Vina berjalan keluar kamar meninggalkan kedua sahabatnya.

"Gimana nih Sar? Apa kita ngomong aja kali ya ke Om Bobby?" tanya Lena.

"Ya janganlah! Lu mau ngerusak acara orang? Mending kita nyusul Vina aja, gue gak sabar deh pengen liat ekspresi dia" ucap Sarah.

"Tapi by the way baby Rudy mana?" tanya Lena yang mencari keberadaan Rudy.

"Lu lupa? Kan tadi udah diambil dengan Tante Viola" jawab Sarah.

Lena mengangguk kemudian mereka keluar dari kamarnya Vina untuk menyusul Vina yang saat ini sudah dalam perjalanan menuju ke acara pernikahan Bobby.

***

Vina pun tiba di sebuah gedung tempat dimana pesta pernikahan Bobby akan berlangsung. Konsep pernikahan Bobby yaitu secara outdoor, di sebuah taman yang tampak asri dan indah. Disini juga sudah terlihat banyak mobil para tamu undangan yang hadir terparkir rapi.

"Mohon maaf mbak, apa bisa menunjukkan kartu undangannya?" tanya seorang petugas pria yang berjaga disini.

Karena tergesa-gesa, ia sampai lupa membawa undangannya. Dia datang hanya membawa dirinya sendiri.

"Maaf pak saya gak bawa, tapi saya ini kerabatnya" jawab Vina.

Tak lama kemudian ponsel petugas itu berbunyi, ia segera mengangkat ponselnya.

"Oh iya baik pak, saya mengerti" ucap pria itu sambil menganggukkan kepalanya dan menoleh ke arah Vina.

"Silahkan mbak boleh masuk" ujar sang petugas.

Vina tersenyum kemudian ia segera berjalan cepat masuk ke dalam.

Dekorasi pernikahan ini berwarna putih dan keemasan. Bunga-bunga yang berjejer rapi membuat suasana taman ini menjadi lebih indah.

Di depan sana Vina melihat Bobby berjalan bergandengan dengan Erika diatas karpet merah. Erika mengenakan gaun putih yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang seksi.

"Tidak! Ini gak bisa dibiarin! Gue harus segera menghentikan semua ini! Maafkan aku Dad, dengan terpaksa aku harus merusak acara pernikahanmu" gumam Vina dalam hati.

BERSAMBUNG

                                     ****

Wasiat Sang MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang