Siang ini matahari sedang terik-teriknya. Bobby tampak sedang menggendong putra kecilnya yang tengah menangis karena lapar, sementara stok asi yang Vina siapkan tadi pagi sudah habis sebab Rudy memang kuat sekali menyusu.
"Sayang, sabar ya nak bentar lagi kakak pulang kok" ucap Bobby yang berusaha menenangkan Rudy sambil mengelus punggungnya.
"Oeeek... Oeeekk.." tangisan Rudy semakin kencang membuat Bobby semakin kelabakan. Akhirnya Bobby pun mengambil ponselnya untuk menelpon Vina.
Dreett.. Dreett..
Vina yang baru saja keluar dari kelasnya mendengar ponselnya berbunyi, ia pun segera mengambil ponselnya lalu mengangkat telpon dari Daddy nya.
"Halo, ada apa Dad?" tanya Vina saat telponnya sudah terhubung.
"Halo nak, kamu udah selesai belom kuliahnya? Ini adekmu rewel terus daritadi soalnya stok asi tadi pagi udah abis" ucap Bobby yang tampak kebingungan.
"Ini Vina baru keluar dari kelas Dad, Vina langsung pulang sekarang" Vina pun segera memutuskan sambungan telponnya dan memasukkan ponselnya kembali ke saku celana.
"Eh Vin, lu mau kemana? Kok buru-buru gitu sih?" tanya Lena yang berada di belakang Vina.
"Gue mau balik soalnya barusan Daddy nelpon katanya adek gue rewel lagi" jawab Vina.
"Kita ikut dong maen ke rumah lu, sekalian pengen maen juga dengan adek lu" sahut Gita yang baru keluar dari kelas dengan Sarah.
Vina tampak berpikir sejenak, dia merasa takut bagaimana kalo mereka sampai tau bahwa dirinya bisa mengeluarkan asi dari payudaranya sedangkan dia belum pernah menikah dan melahirkan? Pasti mereka akan berpikiran yang tidak-tidak.
"Boleh gak nih Vin kita maen ke rumah lu?" tanya Gita lagi saat melihat Vina yang sempat terdiam.
"Emm.. Boleh kok" Vina menjawab dengan ragu-ragu.
Mereka berempat pun langsung berjalan menuju ke parkiran. Tanpa disadari oleh mereka, ternyata ada lelaki paruh baya yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Kamu cantik sekali nak, persis sekali seperti ibumu waktu muda dulu" ucap lelaki tersebut kemudian pergi meninggalkan tempat itu.
***
Dengan tergesa-gesa lelaki paruh baya tadi membuka pagar bercat hitam dan memasuki rumah berlantai 2 setelah turun dari taksi.
Braak!!
Saat baru saja menutup pintu rumah, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sebuah buku yang melayang tepat ke arahnya.
"Hiikkss.. Vina anakku, kamu dimana nak??!!" terdengar suara tangisan seorang wanita yang tak lain adalah istrinya.
Lelaki itupun menoleh ke arah kamar yang pintunya terbuka lebar. Dari sanalah asal buku yang melayang tadi karena dilempar oleh istrinya.
Tanpa berlama-lama, ia segera masuk ke dalam kamar untuk melihat kondisi sang istri. Saat sudah berada di dalam kamar, terlihat kondisi kamar yang sudah sangat berantakan dengan selimut, bantal, guling beserta barang lainnya yang berserakan di lantai.
Lelaki itu langsung menatap wanita yang begitu dicintainya terduduk di lantai. Namanya Viola berusia 50 tahun, ia mengalami depresi sehingga membuatnya sering mengamuk, marah-marah bahkan menangis histeris.
"Dimana anakku!!!" teriak Viola secara histeris sambil memukul suaminya. Tatapannya sangat tajam seperti ada kemarahan yang membara.
"Sabar sayang, sebentar lagi kita akan bertemu dengan anak kita" ucap lelaki paruh baya yang bernama Hermawan.
"Bohong!! Udah berapa kali kamu bilang seperti itu, tapi apa?! Hah!! Kau membohongi aku lagi!!" bentak Viola.
Hermawan berusaha mencekal tangan istrinya agar tidak terus-terusan memukulnya sambil ia mencari sesuatu di laci nakasnya dengan tangan yang satunya lagi.
Setelah menemukan apa yang dicari, ia pun langsung membuka botol obat penenang dan mengeluarkan 1 pil untuk dikasih ke istrinya.
"Sayang, minum ini dulu ya" ucap Hermawan sambil menyodorkan pil tersebut. Viola hanya menggelengkan kepalanya.
"Ayo dong sayang diminum biar kamu tenang" bujuknya lagi, namun wanita itu masih terus menolak.
Hermawan mulai memaksa istrinya untuk membuka mulut, akhirnya pil tersebut berhasil dimasukkan dan Hermawan mengambil gelas yang berisi air untuk diminumkan kepada istrinya.
"Aku gak mau minum pil laknat itu lagi!!" ucap Viola seraya mendorong suaminya.
"Kalo kamu gak mau minum obat ini lagi, kamu harus bisa belajar mengontrol emosi kamu dong sayang" ucap Hermawan dengan nada lembut sambil mencium puncak rambut istrinya.
***
Vina dan ketiga sahabatnya sudah tiba di rumah, mereka langsung segera masuk ke dalam karena tak sabar ingin bertemu dengan dedek gemoy.
"Kalian tunggu disini dulu ya, gue mau ganti baju dulu. Nanti gue bawa Rudy kesini" ucap Vina kepada sahabatnya.
"Oke Vin, gak pake lama ya" balas Lena sambil duduk di sofa ruang tamu.
"Kalian kalo haus atau lapar, ambil sendiri aja ya di dapur" sambungnya lagi.
"Beres Vin, itu mah urusan gampang. Udeh buru gih sono, adek lu masih nangis tuh" jawab Sarah yang mendengar suara tangisan bayi dari kamar atas.
Vina mengangguk dan berlari menaiki anak tangga menuju ke kamar orangtuanya untuk menemui sang adik.
“Dad, adek masih belom berhenti nangis?” panggil Vina ketika sampai di kamar kemudian menutup pintu kamar.
Bobby yang masih berusaha menenangkan putranya langsung menolehkan kepalanya ke arah Vina.
“Akhirnya kamu pulang juga nak, iya nih adekmu daritadi gak mau berhenti nangis. Daddy sampe kebingungan sendiri cara nenanginnya gimana” ucap Bobby yang berjalan menghampiri Vina karena ingin memberikan Rudy kepada Vina untuk disusui. Tanpa menunggu lama Vina pun langsung mengambil alih menggendong Rudy.
“Kamu lapar ya sayang? Mau nenen?” ucap Vina yang duduk di sofa. Rudy pun mengucek-ngucekkan wajahnya di dada Vina sebagai tanda ia memang benar-benar ingin nenen. Sedangkan Bobby memilih untuk duduk di sofa kecil sebelah Vina. Kan lumayan ada pemandangan gratis, daripada mubazir jika dilewatkan begitu saja.
Vina mulai mengangkat tank topnya keatas dan mengeluarkan payudaranya dari balik bra nya. Ia pun mengarahkan putingnya ke mulut adiknya, puting tersebut langsung dihisap kuat oleh Rudy.
“Aduh duh duh.. Pelan-pelan sayang nenennya. Gak ada yang minta kok” ucap Vina yang terkekeh geli melihat adiknya.
“Kamu salah sayang, Daddy pengen minta nenen kamu kok” ucap Bobby dalam hati yang matanya tertuju pada dada putrinya.
Setelah kurang lebih 20 menit menyusui, akhirnya Rudy menghentikan hisapannya pertanda ia sudah kenyang. Lantas Vina langsung memasukkan asetnya kembali ke dalam bra nya dan menurunkan tank topnya juga.
“Dad, dibawah ada temen-temen tuh. Katanya mereka pengen maen dengan adek. Vina bawa adek ke bawah ya” ucap Vina yang masih menggendong adiknya.
Bobby hanya menganggukkan kepalanya. Vina segera keluar dari kamar sambil membawa Rudy. Dia merasa tidak enak karena sahabatnya pasti sudah menunggunya terlalu lama.
“Sepertinya udah mulai ada peningkatan. Vina udah gak malu lagi jika menyusui didepan aku sekarang” batin Bobby yang tersenyum merekah ketika Vina sudah keluar dari kamarnya.
BERSAMBUNG
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiat Sang Mommy
Teen FictionHarap Bijak Dalam Memilih Bacaan..!! Cerita Ini Mengandung Adegan Dewasa..!! ⛔+21