Vina tiba-tiba terbangun saat mendengar suara tangisan adiknya. Vina yang masih setengah sadar langsung mengeluarkan payudaranya dari balik bajunya dan mendekatkan ke arah mulut Rudy.
"Kamu nenen sepuasnya ya sayang. Mommy mau lanjut tidur lagi" ucap Vina yang kembali tidur dan membiarkan adiknya menyusu dengan puas.
Ceklek!!
Terdengar suara pintu terbuka, namun Vina tidak membuka matanya karena ia masih sangat mengantuk.
"Vina tadi Mamah dengar Rudy menangis, tapi kok tiba-tiba udah berhenti nangisnya?" tanya Viola yang berada di ambang pintu.
Karena tidak mendapatkan respon dari Vina, Viola lantas menghampiri putrinya. Viola terkejut sampai menutup mulutnya sendiri saat melihat Vina sedang tertidur dalam keadaan menyusui Rudy.
"Astaga! Apa benar anakku udah bisa mengeluarkan asi? Tapi bagaimana mungkin? Kan dia belum pernah hamil dan melahirkan sebelumnya" gumam Viola yang masih tak percaya.
"Aku tanyakan besok pagi aja deh" batin Viola seraya mengecup kening Vina lalu keluar dari kamar.
***
Pagi hari yang cerah, keluarga Vina tampak sedang berkumpul di ruang makan sambil menikmati sarapan mereka.
"Vina, nanti selesai sarapan Mamah mau bicara sebentar sama kamu ya" ucap Viola di tengah-tengah sarapannya.
Vina hanya mengangguk saja karena ia sedang menyuapi Rudy bubur ayam dicampur wortel yang sudah ditumbuk halus. Rudy memang sudah MPASI dari beberapa hari yang lalu. Bahkan Rudy tampak sangat rewel saat pertama kali mencoba memakan sesuatu. Tapi sekarang ia sudah mulai terbiasa.
"Oh iya Mah, tadi pagi-pagi sekali Daddy nya Vina ada datang kesini" ucap Vino.
Seketika Vina langsung menatap Vino saat mendengar Daddy nya datang. Apa ada yang memberitahu Bobby jika ia berada disini?
"Lho kok kamu gak ada bilang ke Mamah sama Papah sih?" tanya Hermawan.
"Dia cuma mau jemput Vina pulang doang Pah, tapi belum sempat dia masuk ke dalam udah aku hajar duluan diluar sampe dia babak belur" jawab Vino dengan kekehan kecil. Vino merasa sangat kesal karena Bobby adiknya sampai menangis semalam.
“Astaga! Daddy dipukul dengan Vino? Gimana keadaan Daddy sekarang ya? Apa ada yang ngobati lukanya?” batin Vina yang merasa kasian pada Bobby.
“Vino! Kan udah Mamah bilangin sama kamu jangan kurang ajar sama orang tua! Mau gimana pun dia tetap lebih tua dari kamu!” tegur Viola yang merasa sangat kesal dengan sikap Vino.
Viola yakin saat ini Bobby sedang babak belur, apalagi ditambah anaknya begitu jago dalam bela diri. Semoga saja tulang Bobby tidak ada yang patah.
***
Siang harinya Vina berpamitan untuk pulang ke rumah Bobby. Ia tidak mungkin menginap lagi karena tidak membawa persediaan baju ganti. Dan disisi lain pun Vina ingin tahu bagaimana kondisi Bobby sekarang. Jika boleh jujur, sebenarnya Vina sudah merasa sangat khawatir saat mendengar Bobby dihajar sampai babak belur oleh Vino.
“Eh Non Vina udah pulang” ucap bibi yang menyambut kehadiran Vina didepan pintu.
“Bi, ini semua pakaian Rudy yang kotor tolong bibi masukkin ke dalam mesin cuci ya” pinta Vina sembari memberikan pakaian kotor kepada bibi.
“Baik non” jawab Bi Inem.
“Emmm Daddy mana ya bi?” tanya Vina.
“Tuan ada di kamar non lagi demam. Semaleman gak pulang katanya nyariin non sama Den Rudy. Tadi pagi Tuan baru pulang, tapi wajahnya babak belur kaya abis kena digebukin orang gitu non. Bibi kasian liatnya” jelas bibi.
“Jadi Daddy semaleman mencariku? Dia pasti sangat mengkhawatirkan aku dan Rudy sampai-sampai Daddy gak pulang” batin Vina yang merasa bersalah.
“Yaudah non, bibi ke belakang dulu ya” pamit bibi sambil berjalan ke arah dapur.
Vina hanya mengangguk saja. Lalu melangkahkan kakinya menuju kamar Bobby bersama Rudy yang sedang tertidur pulas di gendongannya.
“Kamu kenapa bisa sampai seperti ini sih Bob? Apa yang sebenarnya terjadi?”
Vina mendengar suara perempuan dari luar kamar Bobby.
“Pasti suara Tante yang kemaren” gumam Vina.
Ia lalu membuka pintu kamar Bobby dengan perlahan dan mengintip sedikit ke dalam kamarnya. Terlihat Bobby tengah terbaring dengan seorang wanita yang duduk disebelahnya sedang mengobati luka di wajah Bobby.
“Seharusnya aku gak perlu khawatirkan Daddy, pasti Daddy udah ada yang ngerawatnya” gumam Vina sembari tersenyum tipis.
Vina pun pergi meninggalkan kamar Bobby dan menuju dapur untuk membuat minuman coklat panas.
***
“Vina, kamu lagi buat apa?” tanya Erika yang sedang berdiri di depan pantry dapur. Erika pergi ke dapur karena berniat mencuci handuk bekas kompresan luka Bobby.
“Daddy kamu lagi demam tuh. Tante juga gak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan Daddymu sampai tubuh dan wajahnya lebam seperti habis kena hajar oleh seseorang” sambungnya lagi.
Vina hanya diam tidak mengatakan apapun.
“Vina, tante boleh bicara berdua dengan kamu?” ajak Erika yang kini berada disamping Vina.
Vina hanya mengangguk. Ia mengikuti langkah Erika yang menuju ke arah taman samping rumahnya.
“Diminum tante” ucap Vina yang berbaik hati memberikan secangkir coklat panas yang barusan ia bikin untuk Erika.
“Thank you” jawab Erika sambil menyedu coklat panas itu.
Mereka duduk di sofa yang tersedia disana. Suara rintikan hujan membuat Vina merasa rileks sejenak.
“Vina, kamu kok gak mau menikah dengan Daddy mu?” tanya Erika yang mulai membuka obrolan.
Sontak saja pertanyaan Erika barusan membuat Vina merasa kaget.
“Ma maksud tante apa?” jawab Vina yang mulai gugup.
“Tante udah tau soal ini kok Vina. Bukannya Anita menginginkan kamu menikah dengan Bobby? Bobby juga cerita ke tante kalo kamu menolaknya karena kamu merasa aneh dan lucu jika harus menikah dengan Daddy mu sendiri. Benar kan?” ucap Erika.
“Tapi yaudahlah lupakan aja soal itu. Lagi pula Daddy mu udah bilang pada tante kalo dia gak akan pernah ngebahas masalah pernikahan itu lagi denganmu. Dia juga bilang gak mau memaksakan kehendaknya lagi” sambungnya lagi.
Vina hanya termenung. Bobby memang mengatakan hal itu kepadanya sewaktu di hotel kemaren. Seharusnya dia bisa merasa lega Bobby tidak akan membahas pernikahan itu lagi, tapi entah kenapa dia masih ada perasaan aneh yang mengganjal di dalam hatinya.
“Emm tante sama Daddy emang ada hubungan apa?” tanya Vina yang seakan penasaran. Sebenarnya ia sudah ingin menanyakan hal ini dari kemaren sejak ia melihat hubungan Bobby dan Erika yang begitu dekat.
BERSAMBUNG
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiat Sang Mommy
Teen FictionHarap Bijak Dalam Memilih Bacaan..!! Cerita Ini Mengandung Adegan Dewasa..!! ⛔+21