8. Pawang Sang Boprik

2.8K 259 4
                                    

Dugh..

Langkah kaki yang terdengar seperti dihentakan kasar. Itu Menuju ke arah Bagas

'tamat gue...' Bagas membatin

"BAGASSS!!!" Teriak seseorang

"Huhhh....GAK BISA TENANG DIKIT NAPA NJING.!!" Bagas tak mau kalah ia juga berteriak dan menunjuk nunjuk ke arah mereka

"Lo apain Lilia hah!!!" Seseorang yang tadi berteriak dia Gareanjing. Eanjing berlari menuju Bagas dan...

PLAK!

BUGH!

"ANJING! SAKIT JANCOK!!" Bagas memegang perutnya yang kena pukul juga pipinya yang kena tampar oleh Ean

"Lo TOLOL ya!!" Alon bangkit dan menunjuk nunjuk muka Ean babi itu

"Bagas gak salah apa apa NJING!! Tu babi Lo itu yang nabrak si Bagas tolol!!" Kali ini yang berbicara adalah Reus.

"Woy gas you ok ??" Reus menatap Bagas dan mendekatinya

"I'm okey don't worry man.." Bagas sedikit meringis sudah terkena kuah panas di pukul lagi bak pepatah sudah jatuh tertimpa tangga.

"Mau ke UKS gak?." Reus membuka sedikit baju belakang Bagas agar terkena angin angin

"Tidak perlu--"

"Aku hanya ingin menghajar sesuatu my friend..." Bagas menyeringai. Reus tersentak mundur kaget akan perubahan tiba tiba dari muka Bagas

Suasana seketika suram Bagas menatap sengit ke arah Ean babi itu dan di balas tatapan yang sama juga

"Do you wanna fight with me hn ?"

Bagas menyeringai lebih lebar dia mengepalkan tangannya dengan kuat sehingga muncul darah dari telapak tangannya. Ean? Dia mah setuju setuju aja siapa yang takut sama adiknya ralat anak tak tau diri yang lemah ini. Namun siapa sangka di balik sifat Bagas yang termasuk pembawaannya yang santai ada iblis mengerikan di sisinya.

"Mari pergi ke lapangan Garean..."

"Mari!!"

"Woi tunggu!!" Pemuda lain datang untuk mengganggu suasana mendekati Garean dengan Bagas

"Ini si Lilia sayang kenapa...??" Pemuda tersebut mengelus elus Surai Lilia

"T tadi Lilia gak sengaja nabrak Kak Bagas tapi malah di marahin balik bahkan mau mukul Lilia... Hiks hiks.." Lilia langsung memeluk pemuda di hadapannya itu sedangkan Bagas mendelik tak suka

"Apa kata Lo?? Sejak kapan gue marahin Lo anjing dan sejak kapan juga gue mau mukul lu Cok!"

"Eh siapa lo..?" Pemuda yang berada di pelukan Lilia bertanya kepada Bagas

"Dan kata Lilia Lo Bagas? Bentar Lo Bagas kutu buku itu yang selalu ngebully adek gue ini???" Terlihat jelas ada kilatan amarah di mata pemuda tersebut. Namun itu hanya sebentar saja.

"Heh sejak kapan gue ngebully adek Lo itu hah?? Mikir ogeb gue yang kena anjing dia tu yang nuduh nuduh gak jelas!!" Bagas naik pitam. Pemuda dihadapannya pelan pelan melepas kan pelukan Lilia.

"Kenalin gue Rafflesa Vrystal.. Panggil gue Raffles..." Dia mengulurkan tangannya. Dan dengan kuat di tepis Bagas

"Gue gak nanya bego"

"Ye kenalan dulu dong baru baku hantam.." Raffles menyengir di balas tatapan malas Bagas

"Lu ganggu suasan jir.." kali ini adalah Ean berbicara.

"Ya suka suka gue lah mulut mulut gue, kok lu yang sewot.." Raffles memalingkan mukanya sedangkan Ean berdecik tak suka.

Tap

Tap

Tap

Sepertinya ada pawang Lilia yang lain telah datang Karadian Fanhouvel. Dia berlari dengan cepat ketika melihat adek kesayangannya itu menangis tersedu sedu.

"Adek....adek kenapa??" Dian memeluk adiknya dan mengelus elus punggung Lilia

"Jatuh..." Bukan Lilia yang menjawab melainkan Raffles. Dian menatap Raffles dengan raut bertanya

"Katanya dia, dia jatuh, gak sengaja nabrak tu anak terus dianarahin ma dia...." Raffles menjawab ogah ogah an sambil menunjuk Bagas dengan dagunya

Plak!

"Cok!" Dengan kasar Dian langsung menampar pipi Bagas. Dan sekarang pipinya merah merona.

"Lo bisa sabar gak sih anjing!!" Reus menatap nyalang ke arah Dian

"And Lo Lilianjing sejak kapan Bagas mau marahin Lo goblok orang dianya aja langsung kena marah Ama abang bego Lo itu!! Lu pada tolol yaa!!??" Reus ngamuk, mana bisa Bagas disalahkan begitu saja padahal kan yang salah kan tu boprik

"Apa kata Lo Lilianjing?? Gak sopan banget!!!" Dian mendelik tak suka

"Lah Lo nya aja juga ngomong gitu kok nyalahin gue tolol!!?" Reus berbicara kembali dan berhasil membuat Dian naik pitam.

Dian hendak memukuli Reus. Sebelum berhasil mengenai Reus Bagas lebih dahulu tepat di hadapan Reus

BUGH!!

"shhh..." Bagas mendesis pukulan Dian tak main main bibir Bagas terlihat robek.

"B–bagas?!" Dengan sigap Reus memutar badan Bagas menghadapnya

"Bagas oh no i am sorry.." Reus menunduk. Mengucapkan minta maaf kepada Bagas

"Don't worry is not that hurt.." Bagas mengelus pundak Reus.

Reus mendongak menatap Bagas dengan sedih. Saat iris matanya menatap tepat di mata Bagas entah kenapa ia ketakutan, terlihat di wajah Bagas menyimpan banyak amarah.

"Just in here Reus.." Bagas berbalik menatap Dian dan Ean.

"Let's go in fight.. Dian, Garean.." muka gelap Bagas sungguh menakutkan. Kantin yang awalnya ricuh seketika diam tak berani berbicara.

Dian dan Ean tertegun bahu mereka bergetar hebat ketakutan dengan aura Bagas yang menyeruak keluar

"C'mon Dian Garean.." Bagas menatap Mata mereka. Entah mereka mau cari ajal atau apa mereka menerima permintaan Bagas untuk bertarung. sungguh orang stress seperti mereka yang mau menerima tantangan itu


°°°

One More Chance, BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang