33. Rafex Family

1.5K 137 1
                                    

Akhirnya mereka bertiga keluar dari ruangan

"Gimana pah? Mereka masuk kan??" Reus bertanya pada papanya

"Syukurlah mereka sangat cocok dengan kriteria yang papa mau..." Azreal tersenyum dan mengelus lembut kepala Reus.

"Oke yaudah pah kita mau pergi dulu mereka mau gue ajak ke rumah boleh kan??"

"Tentu son..." Azreal tersenyum. Semuanya terpana melihat senyuman manis Azreal.

"Baik pah kita pergi dulu..."

"Tentu..." Azreal melambaikan tangan pada mereka.

Bagas dkk menaiki motor mereka masing masing kecuali Khairy dan Luna. Tapi sepertinya Kak Luna tidak akan ikut mereka pergi bersama

"Loh kakak gak ikut??"

"Gak usah dek kakak pulang aja, kamu main aja sana sama temen mu..." Luna tersenyum dan melambaikan tangan pada mereka yang juga dibalas lambaian.

"Yaudah kuy pergi!!" Reus menggas motornya dan pergi dari perusahaan Rafexal itu.

"Ayo Al.." Bagas berucap dan Alon hanya mengangguk
.

.

.
Akhirnya mereka sampai di mansion Keluarga Rafex. Ya, semua keluarga Rafex selalu berkumpul bersama.

Brak!!

"Kon'nichiwa!!!!! Minasan!!!"  Seperti kebiasaan Reus yang bar barnya minta di tampol. Dengan santainya masuk dengan mendobrak pintu, sedangkan teman temannya yang lain hanya bisa geleng geleng kepala dan mulai mengikuti Reus masuk tapi sebelum itu mereka mengucapkan permisi.

"Reus!! Bisakah kau sehari saja tidak membuat masalah??" Seorang pemuda yang sepertinya lebih tua dari mereka berbicara dengan nada kesal

"Woy bang Jes, ini kan diri gue bukan diri lu jadi gak usah ngatur deh!!" Reus berbicara sambil memandang malas sang abang yang sepertinya bernama panggilan Jes.

"Kau lupa dilarang menggunakan bahasa gaul mu Reus..." Pemuda Jes itu menghela nafas panjang melihat tingkah sang adik yang terlampau ingin di buang.

"Bang suruh mereka duduk gitu kek malah diem aja..." Reus menatap malas abangnya itu. Jes atau namanya Jesone Rafex memandang ke arah segerombolan laki laki yang masih berada di dekat pintu.

"Oh kalian teman Reus, masuk aja duduk di sofa sini..." Jes mempersilahkan para tamunya untuk masuk kedalam. Dengan sopan mereka duduk di sofa. Reus sendiri berada di sofa di samping Jes dan di sampingnya ada Alon.

"Oh Alon kau ikut juga..?" Jes sepertinya mengenal Alon.

"Menemani mereka..." Jawab Alon seadanya.

'aneh....' Batin Bagas. Entah apa yang di dengar Jes namun dia reflek menatap Bagas. Bagas yang tiba tiba di tatap menampilkan raut kebingungannya meski tidak terlalu kelihatan

"Memang, Alon memang seperti itu dia sedikit dingin di saat dia berada dalam lingkungan keluarga Rafex.." jelas Jes. Bukannya mengangguk paham Bagas semakin kebingungan dan sedikit ketakutan

'anjing ini anak bisa baca pikiran yak?' lagi lagi Bagas membatin. Jes menghela nafas kemudian berbicara lagi

"Aku tidak membaca pikiran mu bodoh.."

'lah kok tau gue ngomong gitu ngeb...dia tau dari mana anjir...'

"Aku tau dari raut wajah mu..."

'cenayang fiks!..'

"Aku bukan cenayang atau peramal atau apapun itu! Aku manusia biasa tau!" Baiklah Jes lumayan kesal dengan tingkah Bagas. Yang lain hanya diam memperhatikan, tidak mengerti apa yang di katakan Jes kepada Bagas. Padahal Bagas tidak berbicara apapun hanya menampilkan raut kebingungannya.

One More Chance, BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang