45. Twins

1.1K 119 0
                                    

"Eh....."

"Eh..??"

"Eh??!"

Bagas terkejut melihat pemandangan dihadapannya, Lilia duduk di pangkuan pemuda tak dikenal.

Pipinya menggembung, Bagas celingukan kesana kesini mencari sesuatu. Matanya berbinar melihat hal yang dia cari ketemu.

Tong sampah.

Bagas dengan cepat berlari kesana. Membungkukan badan dan...

"Huekk....huek...." Bagas muntah.

'gila mimpi apa gue semalam sampe sampe ketemu tiga orang yang keduanya bermuka dua...?' Bagas membatin.

"Eh??! Kak Bagas kok muntah?? Ihh! Gak sopan ada tamu jugaan..!" Lilia geleng geleng dengan mulut yang dimajukan. Yang berkacamata memulai aksinya.

"Ish! Kamu kok lucu banget sih!!" Yang berkacamata mencubit pipi Lilia.

Bagas terdiam sebelum kembali memutar badannya ke arah tong sampah

"Hwoekkk!! Huek!!! Jijik tolol huekk!!" Bagas mengeluarkan isi perutnya.

"Oh ya kak Bagas sini!!!" Lilia mengajak Bagas untuk menghampiri mereka.

Lilia bangun dengan senyuman penuh arti dia mendekati Bagas. Menarik tangannya.

Tersentak kecil. Bagas menyentak hingga tangan Lilia terlepas dari lengan Bagas.

"Hiks...sakit kak!... Hiks kakak kok jahat banget!! Aku kan cuman mau ngajak kak Bagas gabung bareng sama mereka hiks!! Jahat!!! Hiks!!" Lilia menatap sendu ke arah Bagas sebelum berbalik dan berlari kearah kedua pemuda itu.

"Kakak kacamata hiks!! Kak Bagas jahat!!!" Lilia masuk kedalam pelukan yang kacamata. Sedangkan yang muda memutar matanya malas.

"Cih drama..." Monolognya yang muda.

"Ssstt tenang adik kecil...hnn tenang ya...." Yang berkacamata mengelus kepala Lilia. Sambil memutar matanya lelah.

'drama queen~' batinnya dengan nada mengejek

Beralih kesebuah pemuda yang terus menatap jijik ke arah pemandangan didepannya. Menahan muntahan yang ingin ia keluarkan.

"Cih..gue mau ambil file bego bukan buat ketemu sama lo.." Bagas memutar bola matanya.

Matanya beralih menatap mata yang muda. Yang muda yang ditatap tersenyum licik. Senyuman yang mampu membuat Bagas bergidik ngeri.

Yang muda berdiri dari duduknya menghampiri Bagas yang masih diam di tempatnya. Perlahan yang muda mendekati namun tanpa sadar Bagas bergerak mundur.

Buk

Bagas membentur tembok. Merinding sedikit Bagas mendongak menatap yang muda. Yang muda tersenyum lebih kearah menyeringai.

Tangan yang muda terangkat. Bagas menutup matanya takut apa yang akan dilakukan pemuda itu padanya.

Puk

Sebuah tepukan hangat menyapa kepalanya.

'kak...aku harus dekat dengan bocah ini??' yang muda membatin

'ya kau harus dan kita punya tantangan untuk dirinya...' yang berkacamata menyeringai dalam diam

'baiklah tapi bolehkah aku yang mengatakan tantangannya kak?'

'tidak!! Kita harus berbicara bersama...'

'hah baiklah aku tunggu...'

Balik ke dunia nyata.

One More Chance, BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang