49. Kembali bersatu.

1.4K 107 0
                                    

PLAK!

"K-kak Dian..?" Lilia memegang pipinya yang ditampar kakaknya. Ya Dian datang bersama dengan Ean dan Aras. Bagaimana mereka kesini?

Kebetulan mereka sedang berada di cafe terdekat. Bagas langsung saja video call. Dan jadilah begini.

"Kak.. ayah...ini tidak seperti yang kalian pikirkan....hiks....mereka memaksa ku..." Lilia menangis sambil menunjuk pria yang sedari tadi asik menyimak. Pria tersebut berdiri

"Apa maksud lo hah??? Lo yang goda gue goblok!! Lo itu arghh!!! Fitnah! Cih gue gak bakal dateng lagi ke bar ini! Bye!" Pria tersebut langsung pergi dari sana. Si pemilik bar terkejut. Pria tadi adalah salah satu pelanggan yang sering datang kesana, dan sekarang dia pergi. Itu bahaya. Dengan ceoat si pemilik bar mendatangi Lilia.

"Nak!! Gara gara kau pria tadi pergi dari sini!! Cih!! Kau dilarang kesini lagi!! Sana pergi!!!" Pemilik bar mendorong Lilia keluar dari barnya.

'hahaha lagian suruh siapa juga lo ketempat penuh dosa ini..hati hati doa lo gak bakal di kabulkan Lilia..' Bagas tertawa internal.

"Kak...ayah...maafkan Lilia...Lilia udah kecanduan kayak gini gara gara ngikutin ajaran kak Bagas...hiks.... maafin Lilia...hiks...dulu kak Bagas juga sering goda goda pria...jadi Lilia ikutan..hiks..." Lilia terduduk di tanah yang cukup kotor.

Sedangkan Bagas. Dia mengepalkan tangannya. Bocah itu masih sempat memfitnahnya di saat seperti ini? Hebat!

Namun sepertinya mereka terlanjur sudah bucin tingkat akut. Maka mereka semua malah memaafkan Lilia. Bagus! Sungguh, mereka memang buta.

Bagas menggelengkan kepalanya. Kenapa sih mereka itu terlanjur buta cinta kepada Lilia. Padahal sudah jelas. Hah memang mereka sudah sangat buta.

"Tenang saja nak...Bagas bocah itu akan ku bawa, dia akan langsung ayah bunuh!" Leon menggertakan giginya.

Dia hendak berdiri dan mengambil hpnya. Namun sebuah suara menginterupsinya.

"Gue dah ada disini gak perlu lo nelpon anak buah lo buat nyari gue..." Bagas berucap dengan santai.

"Ah sepertinya aku gak perlu menguras banyak waktu untuk mencari mu...itu Bagus..." Leon menyeringai. Bagas memutar bola matanya, malas meladeni pria aneh ini.

"Woy apa apaan ini??" Bagas terkesiap. Beberapa orang berbaju hitam mengelilingi Bagas. Memegang lengan Bagas.

"Bawa dia ke mansion...." Mutlak Leon. Mereka membawa Bagas masuk kedalam mobil.

"Woy brengsek!!! Lepasin gue anjing!!!"

"Woy!! Argh!!!!"

Mereka sama sekali tak mempedulikan ucapan Bagas dan umpatannya. Dengan paksa mereka membawa Bagas kembali menuju mansion penuh kejahatan.

Bagas semakin membrutal untuk melepaskan diri dari jeratan para bodyguard.

"Diam lah bodoh!!" Leon geram di langsung mengambil revolver. Mengarahkannya ke kepala Bagas.

Bagas tidak bisa memberontak. Tubuhnya di pegangi oleh para bodyguard sialan ini.

"Siap siap mati Bagas..." Leon menyeringai. Dia mendekati Bagas. Menempelkan revolver itu ke dahi Bagas. Hendak menarik pelatuk.

Dor

"Argh!!!"

.

.

.

.

"Woy!! Gue punya firasat buruk!!.." seorang lelaki menatap lelaki yang ada di hadapannya. Tatapannya penuh dengan ke khawatiran.

One More Chance, BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang