25. Latihan

1.4K 143 2
                                    

"Akhirnya gue bebas dari kurungan bapak jahanam itu..." Bagas dengan pakaiannya yang rapi siap untuk pergi ke sekolah—maksudnya bersiap untuk bolos.

Seragam yang ia pakai sungguh berantakan. Entah kenapa mimik wajah Bagas menggelap. Matanya menunjukkan kekesalan.

"Ck gue lupa gue bakal latihan duet sama tu anak babi...ck siap siap aja bakal ada drama baru dari anak anjing itu, ckk"

Bagas dengan malas menuruni anak tangga, dia melihat sekeliling untuk mencari adiknya yang lucu itu. Ya Rian

Namun hal menjijikkan terjadi. Bagas dipanggil Lilia

"Ehh kan Bagas... Katanya OSIS kan Bagas ya yang bakal duet nyanyi bareng Lilia kan?"

"Gak mau gue duet sama Lo, udah suaranya jelek lagi huekkk.." Bagas dengan santainya mengatakan itu

"BAGAS!!! Diam lebih baik kamu pergi saja sana kalau bisa mati sekalian.." ucap Leon

Bagas terdiam ucapan Leon begitu menyakitkan. Ya Radit sering mendengarnya, menyedihkan

"Oh mau gue mati??? okeyy.. tapi mungkin Lo pada yang bakal mati nanti..." Bagas menyeringai, dan beranjak pergi dari sana.

"Menyebalkan anak itu...huh....Lilia sini sayang anak termanis ayah ..sini..." Leon dengan lembut [jijik] memanggil Lilia.

"Hiks ayah kenapa kak Bagas ngomong kek gitu... Hiks Lilia suaranya jelek ya.. Hiks ayah maafin Lilia ya kalo suara Lilia jelek ... Hiks.." Lilia menangis. Leon dengan sigap membawa Lilia ke pelukannya.

"Tenang sayang..."  Leon menenangkan Lilia

'ck Bagas gue bakal buat Lo malu nanti di acara sekolah itu hahahahahha...' Batin Lilia.
.

.

.

Bagas berjalan lesu ke kelas, niat bolosnya hilang gara gara ucapan Baras tadi

Flashback

Bagas berjalan santai di lorong sekolah. Sebelum dia bertemu Baras.

"Gas..." Baras memanggil

"Hah?"

"Lo jangan ada niatan buat bolos.." Baras berbicara membuat Bagas kebingungan

"Lah Lo tau darimana anjir??" Bagas bertanya dengan raut wajah kebingungan.

"Lo kalau mau bolos, Lo bakal ikut nari buat acara sekolah tidak ada penolakan...!" Baras menekan ucapannya sebelum pergi dari hadapan Bagas

"Heh!!! Arghh!!! BARASS SIALAN!!!!" Bagas berteriak keras, membuat seluruh siswa memandangnya aneh, namun Bagas ya Bagas, dia tak peduli terhadap sekitarnya.

~~~~~~

Kini Bagas berada di kelas

"Gas bolos kuy.." Reus mengajak Bagas.

"Kalau gue bisa..."

"Hah maksud.." Alon bertanya.

"Gue kalo bolos bakal disuruh nari, sana tu ketos anj–" Bagas mengelap wajahnya.

"Pfftt nari?? Awokaowkawokawokawokawok... Bagas nari kek gimana pliss kwkwkwkw.." Reus tertawa terbahak-bahak. Wajah Bagas semakin menggelap.

"Ayok baju hantam Reus..." Bagas mengangkat lengannya

"Eh—canda gas canda..." Reus dengan ketakutan mengangkat tangannya keatas.

"Cih.." Bagas menaruh wajahnya di meja

"Jangan ganggu dia dulu Reus, kek nya tu anak lagi bad mood..." Alon berbicara.

"Hmm kay.." Reus mengangguk

.

.

.

"Pengumuman untuk siswa yang bernama Bagas harap segera datang di ruangan musik....sekali lagi untuk siswa yang bernama Bagas harap segera datang di ruangan musik..... terimakasih..."

"Hahhhhh males i banget ah..." Bagas menghela nafas, ia berdiri tampak pikir panjang segera pergi dari kelasnya sebelum di interogasi dari kedua teman temannya.

Bagas berjalan dengan sangat malas. Hingga dia sampai ke ruang musik, dengan santai Bagas membuka pintu itu secara kasar.

Brak!

"KATAK TERBANG??!!" Wira terkejut dengan cara tidak biasa.

Sedangkan yang lain hanya menatap Wira dan Bagas secara malas. Oh disana juga ada Baras, tentu seorang ketos gitu..

"Bisakah Lo lebih santai hnn?" Melirik Bagas.

"Cih berisik gue dah ngumpulin buat buat kesini ya...jangan Lo bikin gue bad mood lagi..." Bagas memutar bola matanya malas.

"Serah Lo"

Bagas duduk di kursi yang kosong. Sebenarnya tak kosong sih dia nya yang ngusir orang yang duduk duluan tadi

"Eh kak Bagas hi!!" Lilia menyapa Bagas dendang senyuman manissnya (jijiknya)

"Cih.." Bagas memalingkan mukanya kesamping.

"Ihhhh kak Bagas jahat bangettt... Lilia nyapa kakak Lo hikss...hiks..." Lilia menangis.

"Cup cup Lilia sayang jangan pikirin dia emang kek gitu...." Dengan lembut Wira mengelus punggung Lilia.

"Cih Lo bodoh"

"Apa maksud Lo!?!!"

"Gpp..." Wira hanya berdecik kesal

"Sudah sudah disini kita mau latihan ... So Lilia silahkan mulai bernyanyi bersama Bagas..." Baras mengkomando mereka

Hingga akhirnya Bagas duet bersama Lilia. Hal ini hampir terjadi setiap hari.

Bagas dan Lilia akan latihan beberapa hari per minggunya, Baras juga ikut mengamati mereka.
.

.

.

Hari terakhir mereka latihan dan sekarang waktunya untuk gladi bersih. Baras menyuruh mereka melakukan yang dilatihkan.

Dengan indah Bagas bernyanyi, begitupun Lilia namun ada sesuatu yang aneh...

"Bagus, kalian sudah hebat dalam bernyanyi duet...." Baras bertepuk tangan pelan namun yang lainnya sungguh kencang.

"Hebat Lo gas...lo juga hebat Lilia..." Perempuan tersebut, panggil dia Faza mengacungkan jempolnya kepada mereka berdua

"Ya kalau begitu kita tinggal tunggu saja waktu acara sekolah... silahkan ambil waktu untuk beristirahat agar kalian bisa tampil maksimal di acara sekolah nanti..." Baras berbicara, dan Bagas juga Lilia mengangguk.













°°°

~~~

"Hahaha i know it bitchhh..." Bagas tertawa terbahak bahak.

One More Chance, BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang