19. Melawan atau dilawan

1.9K 184 1
                                    

Bagas kini telah pulang dari sekolah. Penampilannya sungguh berantakan. Bajunya yang tidak di kancing dan terdapat bercak merah di sana. Celananya yang kotor, juga rambutnya yang berantakan.

"Menyebalkan... gue yakin akan terjadi hal buruk pada gue..." Meski seperti itu Bagas tetap melangkah masuk ke mansion ayah iblis itu.

"Gue pengen keluar dari sini...tapi si Rian gimana ya??" Bagas berjalan, membuka pintu itu perlahan, ia masuk kedalam dan—

Plakkk!

Bugh!!

–Bagas terkena tamparan juga pukulan

"Shhh..." Bagas mendesis tamparan di pipinya dan pukulan di rahangnya membuat Bagas sedikit kesakitan

"Ohh Bagas Bagas anak sialan...kau apakan anak ku hah!!! Lilia menangis saat pulang tadi dan mengatakan bahwa kauu!! Memukulnya tadi gara gara Lilia tak sengaja menumpahkan soto itu ke kamu...!!"

"Lilia itu gak sengaja dan kenapa kamu malah memukulnya hahh!!" Ya dia bapak iblis itu. Leon Devil

"Ckk sejak kapan gue mukul hah!! Gue gak bilang apa apa dan gak pernah mukul Dia tolol!!" Bagas tak kalah kencang dengan teriakan itu

"Lihat dia..." Leon menunjuk ke arah Lilia yang masih duduk di sofa.

"Mukanya penuh lebam...siapa lagi kalau itu bukan kamu hah!!!" Leon menarik kerah Bagas dan mulai menamparnya.

"Lo buta apa gimana lihat tubuh gue lihat apa yang Lo lakuin ke gue..!! Lu pukul dan sayat gue dengan tak berperasaan!! Lo itu IBLIS!!" Bagas berteriak di akhir, menatap sengit ke arah iblis berkedok manusia itu.

Plak!

"Bagas...do you want to get another punishment huh!?" Leon menamparnya sebelum berbicara

"If that so, I will not stay silent again old man..." Bagas menyeringai.

Beberapa bodyguard datang memegangi tubuh Bagas. Bagas hanya berdiam, entah apa yang di pikirkannya.

"Ohhh old man...why you being so Rude for me hmm?" Bagas berbicara dengan santai keski badannya dipegangi oleh beberapa bodyguard

"Masih bisa santai juga kau ya..." Leon terkekeh. Dia pergi menjauh dan mengkode bodyguardnya untuk mengikutinya.

Leon berjalan keruang yang biasa ia gunakan untuk menyiksa Bagas. Sesaat mereka hendak merantai Bagas. Bagas dengan sigap memukul bodyguard yang berada didekatnya.

Bugh

Bughhh

Bugh

BUGH

Bagas berdiri tegak mengambil posisi siap bertarung.

"Lawan gue pak tua iblis.." Bagas menyeringai, sedangkan Leon dia terkekeh kecil.

"Apa kau yakin anak sialan seperti mu bisa menang hah... Melawan banyak bodyguard seperti kemarin saja kau kewalahan hahahaha.." Leon tertawa keras. Sedangkan Bagas dia hanya tersenyum penuh arti.

"Oh belum tentu hari ini saja seperti kemarin..." Masih dengan posisi sigap. Bagas berbicara

"Lo tuan Leon, atau bisa dibilang iblis berkedok manusia kenalkan gue the new Bagas Raditya..." Bagas tersenyum licik. Leon kini mengernyit tak suka.

"Kalau begitu... KALIAN SEMUA LAWAN BOCAH SIALAN ITU.!!!!" Leon berteriak sambil menunjuk Bagas.

"Hahaha mainnya keroyokan, Cemen hhhh" Bagas tertawa dan dia mulai masuk ke mode seriusnya.

Para bodyguard mulai menyerang Bagas, dengan lihai dan santai Bagas menghindarinya dan memukul balik Bodyguard tersebut

BUGH

BUGH

Dughh

Dagh!!

Pukulan bertubi-tubi di layangkan Bagas kepada para bodyguard. Menendang dan memukul. Menghindar dan menyerang. Bagas dengan santai melakukan itu semua. Owh kalian jangan lupa Bagas sempat berlatih lebih giat. Untuk kemarin itu dia hanya kaget dan belum siap mendapat serangan mendadak seperti itu.

BUGH

Bughhh

Dughh

Dughh

BUGH

Plak

Drag

"Ahkk!!!"

Bugh!!

"Urghh!!"

"Ahkkk!!

"SHHH AHKK!!"

Teriakan kesakitan dari para bodyguard terdengar sungguh menyedihkan. Namun Lagi dan lagi Bagas menyerang mereka. Memukul dan menendangnya di area sensitif manusia.

"Cukup mudah jika gue gak kaget seperti waktu itu hahaha" Bagas terkekeh kecil. Sekarang semuanya telah selesai Bagas tak menyangka akan semudah ini melawan mereka.

"So tuan Leon bagaimana?? Sudah melihat kemampuan gue sekarang hah?? Oh apa anda tak ingat saat gue memukul Anda waktu di ruangan lu hah??" Bagas tersenyum penuh arti menatap remeh kearah Leon yang menatapnya penuh amarah

"Oh tuan Leon jangan marah seperti itu... Ini semua karena lu Leon... Apa yang gue lakuin sekarang adalah cerminan dari yang Lo lakuin ke gue waktu itu dan gue hanya membalas perlakuan lu." Bagas tersenyum penuh kemenangan. Leon masih berdiam disana.

"Sudah bukan urusan kita disini?? Em tapi Lo tau gak kalau seandainya gue bawa pisau, gue udh pasti bunuh Lo sekarang.. Hahaha" Bagas tertawa mengerikan.

"Selamat tinggal Leon gue mau pergi dan lain kali gue bakal membalas perbuatan kalian semua" Bagas menyeringai sebelum keluar dari ruangan gelap itu.

"Bocah sialan menyebalkan!!!" Leon menggeram kesal dan ikut keluar dari ruangan tersebut.

"Dan kau pikir kau dapat membalas perbuatan saya hn..? Itu tidak akan mungkin bocah ingusan..." Leon terkekeh, terlalu percaya diri bahwa dia bisa menang melawan Bagas suatu hari nanti.










°°°



"Uwahhhh!!! S–siapa Lo!!"

"Dan tanduk di kepala Lo itu apa!!!!"

"HUWA ada setan dikamar gue!!!" Dia berbalik dan—

"Ha!!!!!!!"

"Ini siapa lagi ke–kenapa Lo punya lingkaran diatas kepala Lo..."

Bruk

Dia terjatuh. Pingsan


One More Chance, BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang