46. Wujud Asli the Evil

1.2K 108 1
                                    

Tiga orang keluar dari mobil hitam yang terparkir di sebuah gedung besar. Mereka berjalan beriringan.

"Tuan kapan kalian akan menjemput calon 'adik' kalian itu..." Seorang pria tua diantara mereka berbicara pada kedua pemuda dihadapannya.

Pemuda kembar itu berbalik, berhenti dari kegiatan jalannya.

Mereka berbalik dengan seringai yang mengerikan.

"Kau sangat mengerti kami Roni....." Pemuda kembar yang lebih tua tersenyum lembut penuh arti kepada pria dihadapannya, Roni.

"Tunggu saja nanti... sekarang lebih baik kau siapkan ruangan ini Ron..." Yang muda memberi perintah.

Seorang kakak adik kembar dia Lion Dan Loin, sang kembar L. Roni membungkukkan badannya lalu melesat pergi dari sana mengambil barang barang dan mulai merapikan ruangan yang sekarang ditempati oleh kembar L. Oh jangan lupa Roni di bantu oleh bodyguard dan maid yang lain.

Baiklah mari kita berpindah di waktu sekarang.
.

.

.

Bagas dibawa pergi oleh kembar L. Diajak ke sebuah gedung besar. Bagas sampai tercengang. Dia membatin kenapa dua orang di depannya ini membawa dia pergi ke sebuah gedung besar nan indah ini, padahal mereka baru saja bertemu.

"Mm ngapain woy?" Bagas bertanya. Dia sudah tak tahan dengan rasa penasarannya yang terlampau di luar angkasa.

"Hanya memberi mu sesuatu Bagas..." Lion tersenyum.

Mereka berjalan. Cukup lambat karena Bagas terus melihat sekitarnya sehingga jalannya lebih lama dari biasanya. Si kembar sudah menahan kesalnya.

'Lama'

Akhirnya Loin dan Lion menggeret tangan Bagas untuk berjalan lebih cepat. Mereka membawa Bagas diantara mereka alias di tengah tengah sang titan.

"Eh?!" Bagas kaget dengan gerakan dadakan yang di lakukan si kembar padanya.

"Maaf kaget ya?? Hehe.." Lion menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Bagas hanya mengangguk. Mereka melanjutkan perjalannya menuju sebuah ruangan.

Mereka masuk kedalam ruangan. Si kembar mempersilahkan Bagas untuk duduk. Kemudian si kembar lah yang duduk selanjutnya.

"So what?" Bagas bertanya.

Mereka menyeringai. Itu membuat Bagas bergidik ngeri. Dia menatap waspada ke arah mereka.

"Santai dulu Bagas....." Lion berbicara.

Seorang maid datang. Dia membawa tiga cangkir dengan kopi di dalamnya. Sang maid menaruh kopi itu di depan mereka. Membungkuk lalu pergi dari sana.

"Minum lah dulu Bagas lalu kita bicara...." Lion mengambil cangkir dihadapannya lalu meminumnya. Diikuti Loin di sampingnya. Lion menatap Bagas yang menatap ke arah cangkir dihadapannya. Lion mengangkat satu alisnya.

"Kau tidak minum kopinya?" Lion bertanya. Sesaat terdiam lalu berbicara kembali.

"Jangan khawatir tidak ada racun di dalamnya. Hanya kopi biasa..." Lion berbicara setelahnya meminum kembali cangkir tersebut.

Bagas ragu. Namun dia tetap meminumnya. Rasa pahit. Seperti kopi namun ada rasa manisnya sepertinya dia memakai gula. Pas sekali dengan kesukaan Bagas.

Bagas meminumnya lalu menaruh kembali cangkir itu ke meja.

"Katakan to the point..." Bagas menatap tajam ke arah mereka.

"Ahahaha baiklah baiklah....jadi seperti ini kita mau member—" perkataannya terpotong oleh ucapan sang adik

One More Chance, BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang