47. Gangguan

1.1K 99 1
                                    


Warning

Ada scene yang mungkin bikin kalian gak nyaman. Harap para pembaca tidak meniru tindakan tindakan yang ada.

Terimakasih


--------------------

"Harusnya kau tidak usah menerima itu...." Seorang pria terlentang di kasur bersama dengan pria yang tengah pingsan di sampingnya. Juga seseorang yang sedang mengobati pria yang pingsan itu

"Diam....gue dah ada ide...." Yap! Bagas tersenyum menatap Kunha.

"Lebih baik lo tidur aja biar luka di leher lo aman...dan gue mau tanya kenapa ayah bisa penuh dengan luka seperti ini?"

"Sebelumnya ayah mu tadi bertarung dengan si Iblis itu. Dan pada akhirnya dia penuh luka ....." Kunha memalingkan wajahnya, malu karena tidak bisa membantu sang sahabat waktu itu. "Maaf"

"Sudahlah jangan dipikirkan...yang penting kalian semua selamat...itu lebih baik..." Bagas menghela nafas. Dia berdiri, selesai dari kerjaannya.

Bagas keluar dari kamar ayahnya. Pergi menuju ke kamarnya sendiri.

Bruk

Bagas menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Lalu kembali duduk dan mengambil Laptopnya

"Gue dah ada bukti buat jatuhin Lilianjing. Tapi sang bapak iblis itu pasti gak bakal percaya...." Bagas menghela nafas.

"Tapi sudahlah. Mari kita lihat apa usaha yang di lakukan si kembar Asmodeus..." Bagas menggeleng pelan. Dia berdiri mengambil Hoodie hitamnya, dia memakai masker dan kacamata.

Bagas pergi keluar menggunakan mobil.

Dia berencana untuk menguntit Lilia lagi. Namun tiba tiba suara notifikasi muncul.

Ting!

Notifikasi muncul di handphonenya.

Bugh!

Bagas mengepalkan tangannya dan memukul setir mobil.

[Halo adik ku!! Maaf ya tapi aku akan menghapus semua bukti mu hehe (⁠ ⁠´⁠◡⁠‿⁠ゝ⁠◡⁠'⁠) maaf]

Emot menyebalkan, itu batinnya. Bagas hendak membanting handphonenya seandainya dia tidak ingat kalau itu handphone yang mahal.

Bagas membuka galeri. Tidak ada apa apa di sana. Ya progres Bagas kembali ke 0%. Dia harus memulai dari awal lagi. Dengan tidak mudah, tentunya.

"Hah!!! Iblis itu!!! Cik" Bagas terengah-engah. Baiklah tekadnya untuk membalas dendam tidak akan kalah dengan emosinya saat ini.

.

.

Saat ini sudah malam hari. Waktunya Bagas untuk menjalankan aksinya. Bagas mencari bar yang biasa didatangi Lilia.

Ah ketemu. Dia juga melihat seseorang yang dia cari disana.

Bagas menjalankan mobilnya.

One More Chance, BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang