17. Lilianjing

2K 188 1
                                    

Pagi hari, kini Bagas sudah mulai masuk ke sekolah.

"Shhh masih sakit sih hahh..." Bagas menghela nafas lelah, dia menyisir rambutnya dengan tangan. Mengambil tasnya dan mulai turun ke bawah

Drap

Drap

Suara langkah kaki Bagas yang menuruni tangga mengambil alih atensi sang bocah prik. Lilia

"Eh bang Bagas ayo kesini sarapan bareng Lilia...." Lilia tersenyum sambil mengkode Bagas untuk datang.

Bagas hanya memandangnya dengan malas.

"Bacot Lo Lilianjing...gue mau sekolah gak usah ganggu Lo njing..." Bagas hendak pergi sebelum—

Plak!!

Plak!

"Shhh.."

"Apaan sih Lo tolol!!" Bagas berteriak menunjukkan pemuda di hadapannya dia. Karadian

"Maksud Lo apa hahhh ngatain adek gue.. hahh?!!" Dian menarik kerah seragam Bagas

Bagas tersenyum lalu berbicara

"Lo masih idup ya gak mati pas gue pukul waktu itu???" Bagas menyeringai menatap rendah ke arah Dian. Dengan kasar Dian menghempaskan Bagas

Dagh

Bagas jatuh kelantai, tidak terlalu menyakitkan.

Bagas berdecak sebelum berdiri dan berjalan ke arah pemuda yang dari tadi asik melihat mereka.

Cup

Bagas mencium kening Rian sebelum pergi meninggalkan mansion Fanhouvel.

Rian sendiri hanya terdiam tak tau mau berbicara apa. Sang kepala keluarga iblis hanya memandang itu dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Juga seluruh anggota keluarga tertegun melihat tingkah Bagas.
.
.
Balik ke sisi Bagas dia naik motor untuk pergi ke sekolah tidak dengan Chiko sang butler pribadinya.

"Hati hati di jalan tuan..." Chiko menunduk. Bagas hanya mengangguk dan mengucapkan salam sebelum pergi

"Woyyyy Bagas Lo akhirnya masuk juga..." Dia Reus dan disampingnya Alon

"Ya kali gue ngendok dirumah males bosen juga yang ada malah pada mancing emosi..." Bagas berlalu meninggalkan mereka dan masuk ke kelasnya diikuti Reus dan Alon

"Hah maksud??" Reus bertanya dan hanya di balas tatapan malas Bagas

"Kalau ada masalah ngomong aja..." Alon ikut berbicara

"Aku tidak ada tapi–"

'Radit lah yang mempunyai masalah di kehidupan keluarganya..' Bagas melanjutkan kalimatnya di pikirannya.

"Tapi apa?" Reus kembali bertanya

"Nothing "  Bagas menaruh kepalanya di meja.

"His so weird..." Alon berbicara sebelum duduk dengan tenang di kursinya.

"Ya..." Reus ikut duduk di samping Alon

.

.

.
Kringgg kringggg

Bunyi bel istirahat berbunyi. Reus dengan hati gembira menyeret Bagas yang masih lesu di mejanya.

"Shh jangan di tarik kenceng kenceng.." Bagas sedikit menggeret tangannya kembali.

One More Chance, BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang