- FIM 13 -

90 30 6
                                    

Dimohon untuk Vote terlebih dahulu.
Kalau bisa komen juga gak papa
Jangan sungkan yah!

Thanks sebelumnya!

Maaf gusy telat lama banget! Gue sibuk sama dunia Fana nih! Jadi maap yah! AND

Happy Reading!








"Kamu kenapa?, "Fajri menoleh lalu menghela nafas.

"Rey, kayaknya gue beneran harus nginep deh disana. Boleh?, "Aku mengerutkan dahi. Tumben.

"Katanya deal gak jadi nginep!, "Kataku kesal

Fajri cuma geleng sembari menyeruput secangkir susu coklat yang aku bikinin tadi. "Rencana berubah. Gue harus manggung pagi sama malam,"

"Kok gitu sih? Terus aku di Apartemen sama siapa?, "Tanyaku sedikit ngeggas.

Kesel banget! Udah tenang-tenang, ngiranya dia enggak bakalan manggung pagi sama malam yang ujung-ujungnya nginep. Masalahnya dia manggungnya di Jateng. Otomatis harus nginep kan disana?.

Si Doi langsung duduk disampingku. "Reyna. Gue kan udah pernah bilang, kalau jadwal Un1ty itu bukan cuma diJakarta tapi juga harus manggung keberbagai tempat. "

"Lho janjinya gimana dong?

Dia cuma bisa menghela nafas. "Gue enggak mungkin ngajak lo kesana Rey.

"Kata siapa coba aku ikut? Kamu ngejawabnya yang bener dong Ji! ,"Sabar Reyna Sabar!.

Fajri menatap ku teduh. "Yaudah gue gak jadi pergi. "Eh kok gitu? Duhh gimana nih?.

Itukan juga kewajiban Fajri sebagai seorang member Un1ty.
"Bukan gitu ji, "Ku tarik-tarik tangannya buat duduk lagi.

Terpaksa dia duduk lagi disampingku. "Terus maunya gimana?

"Mau ikut, "Dia berdecak kesal.

"Astaga! Gue kerja Rey, bukan main. Paham?, "Ucapnya penuh penekanan sembari mencekram kuat bahuku.

Apa dia marah sekarang? Apa aku sejahat itu ya?. "Maaf Aji. "

Tiba-tiba Fajri menarik tangan ku dan otomatis tubuhku jatuh dalam dekapannya. "Gue enggak marah Reyna. Tapi gue pengen lo ngertiin posisi gue sebagai suami yang kerja buat ngidupin kita berdua bukan keluar buat main. Paham? Gue pengen bahagia in lo, pengen banget. Jadi ngertiin gue yah? Seengaknya lihat posisi gue sebagai suami lo bukan pacar apalagi teman dekat. "Aku benar-benar tercengang mendengar ucapannya barusan.

Bukan karena kedengaran berat tapi meluluhkan. "Aku minta maaf lagi yah? Aku sebagai seorang istri malah kayak ngekang kamu gini jadinya, "Fajri menggeleng lalu mengeratkan pelukannya.

"It's okay, jadi boleh yah gue pergi ke Jawa tengah?, "Aku mengangguk spontan.

Kemudian pelukan kita yang penuh dramatis itu teruai. "Bentar gue siapin tas dulu.

"Aku bantu yah?, "Dia tersenyum dan mengangguk.

30 menit aku bantuin Fajri beres-beres keperluan buat pergi ke Jawa tengah dengan berbagai pertimbangan supaya yang dibawa barang-barang penting aja. Sebebihnya ditinggal disini, bareng aku pastinya:).

"Kamu mau bawa ini?, "Aku menunjukan gelang hitam berantai kecil yang baru aja beli 2 hari lalu.

Biar kita coupel sih. "Buat?

"Dipakek lah! Ini aku juga pakek. "Fajri menyodorkan tangannya tepat didepan wajahku.

Ada-ada aja. "Nanti kalau aku kangen boleh telfon enggak? Aku takutnya ganggu kamu nanti. "Tanyaku sembari memasangkan gelang yang cenderung keren itu kepergelangan tangan Fajri.

A NEW TASTE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang