- FIM 18 -

102 28 15
                                    

Vote + Komennya jangan lupa!

Author tunggu!

Makasih yok!

Happy Reading



Hujan deras menguyur ibu kota Jakarta pagi tadi mengakibatkan suasana masih terasa kental mendungnya hingga kini jam menuju pukul 10 siang.

Aku hanya bisa menatap jendela apartemen dengan perasaan tenang. Biasanya dijam-jam seperti  ini orang-orang lalu-lalang.

Hari ini aku memutuskan untuk belajar dirumah lagi karena kemarin sempat demam ringan sampai membuat Fajri panik sendiri.

Lucu juga liat dia panik bin heboh ngechek kondisiku.
"Kamu hari ini libur?, "Tanyaku kearah Fajri yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya.

Dia sontak menoleh. "Iya. Kenapa? Badan lo masih panas?

Aku menggeleng singkat. "Udah sembuh kok. Emm besok aku boleh sekolah lagi ya?

"Gue bolehin kalau udah sembuh beneran. "

Hening menyelimuti kita berdua, Sibuk dengan urusan masing-masing. Aku sibuk memikirkan hal-hal random dan Fajri sibuk main game.

"Ji

"Hm?

"Aku pengen nonton film

Fajri mendongak sekilas. "Dirumah aja, suasananya lagi hujan. Ntar tambah sakit lo nya. "

Sesegera mungkin ku tunjukkan wajah ngambek. "Kenapa sih? Padahal aku cuma pengen nonton film doang enggak lebih lho. Lagian kapan lagi kamu libur selain hari ini?.

Dia menatapku dalam lalu menghela nafas. "Lo itu yang kenapa. Inget Rey, kemarin lo masih sempet demam lagi. Jangan banyak tingkah

"Kok nyalahin aku lagi?," ucapku tak kalah lebih ngeggasnya.

"Siapa sih yang nyalahin lo? Pliss Reyna jangan bikin ulah. Gue benci kalau ujung-ujungnya kita berantem lagi. "Aku mengerutkan dahi heran.

"Yaudah kalik enggak jadi! Gitu aja ngamok!. "Ku pangklingkan wajah kearah lain sembari memasang wajah sebal-sesebalnya.

Terdengar helaan nafas darinya lalu ikut duduk tepat disampingku. "Mau nonton?

"enggak!

Fajri menatapku dalam. "Sana ganti baju. Sebelum gue berubah fikiran. "

Eh serius? Beneran nih kita nonton?. "Beneran ji?

"Iya. Sana ganti baju gue tunggu. "Aku buru-buru masuk kamar dan menganti baju yang lebih fresh.

Dress berwarna pink muda dibawah selutut dipadukan dengan sepatu snakers yang menurutku sederhana tapi diliat orang lain bener-bener mewah banget.

"Ayo ji!

Fajri mengangguk kemudian menarik tanganku untuk dia gandeng sampai menuju pakiran mobil.

"Nonton film apa mau lo?. "Aku berfikir sejenak.

"Kalau horor mau enggak?

"Ntar takut

Aku menggeleng singkat. "Aku berani kok! Mau kan?

"Awas sampai lo enggak bisa tidur malem! Gue tandain!... "Tega banget sampai ngancem kayak gitu.

Perjalanan dari apartemen menuju bioskop tidak terlalu jauh dan tidak macet juga.

Sesampainya dibioskop aku terus saja berdoa semoga bisa tidur nanti malam. Malu lah udah songong didepan Fajri masa kalah? Mau ditaruh mana muka ku nanti? .

A NEW TASTE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang