-FIM 30-

95 25 5
                                    

Hati-hati gusy ada... Kalian baca aja yah? Sebelum itu..

Enaknya kalian panggil Author apa ya? Akutuh enggak enak banget kalau dipanggil thor doang. Coba deh kalian komen, akun ini enaknya dipanggil apa. Biar kita akrab.

-Blublu

-Sis

-Bruh

Hehe maap random.  Komen yak?! Tak tunggu.

Jan lupa Votenya, biar nanti cepet-cepet up lagi.

Happy Reading




"Wahh pangeran udah bangun!," Aku tertawa pelan melihat Fajri hanya bisa menghela nafas lelah.

Setelah bangun tadi Aku mutusin buat langsung mandi dan berharap Dia belum bangun sebelum Aku selesai mandi. "Tadi suster bawain bubur kacang buat kamu. Keliatan masih hangat, mau kan?."Tawarku mengambil semangkuk bubur kacang hangat untuknya.

Sebelum itu Fajri meminta ku membantunya untuk duduk bersandar di headboard.
"Kemarin lo tidur dimana?, "Tanyanya sembari mengunyah sedikit bubur kacang suapan ku.

"Disini lah. Deket kamu

"Enggak pegel?

"Nanya muluk! Udah ini makan dulu sebelum dingin. Nanti jadi enggak enak, "Fajri hanya mampu berdecak kesal.

Suap demi suap hingga akhirnya disuapan ke 5, Ia memilih menolak suapan berikutnya. Alasan paling ikonik adalah, Mual. "Rey.. "

Aku menoleh mengerutkan dahi. "Ya?

"Emmm..

"Apa?

Dia kenapa sih? Ragu banget kayaknya mau ngomong. "Gue gerah pengen mandi. "

"Ohh mau mandi? Jangan yah, Aku lap-lap pakek air anget aja, mau?, "Fajri mengangguk menyetujui ucapanku barusan.

Perlahan ku ambil baskom berisi air hangat dari kamar mandi dan juga sapu tangan.  "Sulit ya buka bajunya?, "Ia hanya mampu mengangguk kembali dengan ragu.

Ku bantu untuk membuka baju rumah sakit ini cukup hati-hati. Ketika tadi sempat bersentuhan sedikit dengan lengannya, rasa hangat masih menjalar.

Ihhh dia punya kotak-kotak ternyata? Kok baru tau ya?. Bentar ini masih terpesona lho.
"J-ji nanti kalau bagian perut kebawah kamu lanjutin dikamar mandi aja ya?, "

"Iya..

Aduhh kok malu sih?.

Kewajiban Reyna ini kewajiban kamu. Jangan mikir aneh-aneh, kalian berdua udah sah secara agama maupun hukum.

Lebih salfok lagi sama tatapan Fajri yang sedari tadi menatapku tanpa berkedip. Bahkan saat ku usap wajahnya menggunakan tisu basah masih saja tetap terlihat tampan.

Entah kenapa tangannya mulai beralih ke pinggang ku hingga tarikan itu membuat hampir seluruh tubuhku menempel ditubuhnya.

Tatapan itu mengisyaratkan penuh makna serta penuh teka-teki.
Salah satu tangannya yang tertancap infus membelai lembut pipiku. "Lo cantik... " Suaranya bro! Cowok banget gilak!.

"M-mau ngapain ji?, " Fajri menatapku intens sembari tersenyum smrik.

"Gue belum dapet hak suami dari lo. Mungkin kalau hak itu gue dapet hari ini enggak papa kan?. " pintanya lirih.

A NEW TASTE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang