Bab : 42. Persetan.

57 52 4
                                    

HALLO, MELLOVERS? 🌷
Ketemu lagi di new chapter as part 42.
Nikmati, resapi dan imajinasikan ‼️

- Salam manis semanis gelato tiramisuu.

HAPPY READING.





"Keadaan pasien sudah membaik, perlahan dia sudah kembali sadar dari koma-nya," ucap sang dokter yang langsung pergi meninggalkan para teman dan keluarga.

Semuanya terlihat senang mendapatkan kabar perkembangan Alvin, walau di rumah sakit belum ada tanda kedatangan Zea dan teman-temannya, Erick segera menghubungi orang terdekat mengenai perkembangan sahabatnya itu.

-

Ketika suara motor terdengar mendekati sebuah markas besar dari sudut kota, semuanya sudah bersedia memegang senjata berupa kayu, dan benda tumpul lainnya di genggaman tangannya.

Mereka bersedia jika ada terdengar langkah memasuki markas miliknya.

Benar saja, pintu terbuka dengan dorongan kuat, muncul Arkan dari ambang pintu menghampiri seorang pria yang sudah berdiri tegak dan sigap.

Arkan yang melihat jajaran para bajingan itu seakan siap untuk memusnahkan musuhnya hanya tersenyum miring.

"Selamat datang tamu istimewa," ucap pria tersebut.

"Ck, udah mau mati aja masih lindungin tuannya yang salah," hina Arkan.

"Bacot lo,"

"Lo yang bacot, anjing!" Arkan langsung saja berlari bersiap untuk membaku hantam pria tersebut.

Tanpa ampun Arkan terus memberikan pukulan kepada wajah pria tersebut hingga memberikan beberapa luka keunguan dan darah dari setiap sudutnya, begitupun sebaliknya.

"Lo udah bikin temen gue koma di rumah sakit, Billy!"

"Bagus, mati aja sekalian!"

Mendengar perkataan Billy, tentu membuat amarahnya semakin menjadi-jadi, bahkan Arkan terlihat seperti orang yang sedang dirasuki seekor singa yang sedang menerkam mangsanya.

"Lo marah kalo gue renggut nyawa temen-temen lo? Dan, apa gue marah lo berhasil renggut nyokap bokap gue?"

Perkataan Billy berhasil membuat Arkan menghentikan bogem mentah darinya.

"Kenapa berhenti? Semenjak kedatangan lo di rumah gue, dari kecil gue lupa gimana rasanya dapet kasih sayang orang tua?"

"Jadi dengan masalah ini, lo mau ambil semua nyawa temen-temen gue?"

"Jelas, gue bakal hancurin hidup lo! Termasuk temen-temen brengsek lo!"

"Ini semua salah lo bang, gue bisa pergi dari rumah detik ini juga!"

"Lo bisa pergi dari rumah, tapi lo enggak akan bisa pergi segampang itu dari pikiran orang tua kandung gue."

"Ada satu hal yang belum lo tau, maka sampai kapanpun lo enggak bisa bayar semua itu!"

"Gue tau,"

Arkan diam sesaat untuk mendengarkan kalanjutan kata yang di ucapkan kakak tirinya itu.

"Gue tau kalo dulu bokap dan nyokap gue, ambil lo dari panti di umur lo 1 tahun 6 bulan, bayi laki-laki yang miris-nya ditinggal keluarganya sendiri. Dan setelah itu lo beruntung hidup dan besar di keluarga gue. Dan sekarang prinsip lo buat renggut semua kebahagiaan gue!."

Perkataan yang diucapkan Billy berhasil membuat dirinya hancur. Selama ini kakak tirinya sangat membencinya, bahkan Arkan merasa saat ini dirinya yang bersalah atas kehadiran dirinya di keluarga Billy yang sebelumnya memiliki kebahagiaan dan kehangatan lain.

I'M ILENEE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang