5. Feeling.

4.5K 417 12
                                    

Mungkin akan membingungkan jika ada seorang manusia yang mengagungkan pekerjaan dibandingkan dengan kesehatannya.

Contohnya saja Becky hari ini, Irin sudah berulang kali menyuruh gadis itu makan dulu sebelum harus mempresentasikan bahan penting ini kepada client, tapi Dia malah tidak mendengarnya.

Sekarang Dia malah khawatir dengan Becky yang berulang kali memejamkan matanya karena mengalami pusing, tapi bos Mereka bukan orang dengan memiliki peri kemanusiaan yang tinggi, selagi kakimu masih menapak di bumi dan belum meninggal dunia Kau harus tetap bekerja.

"Bec, you oke?"

Becky hanya mengangguk dan tersenyum seadanya, jujur badannya lemas dan keringat dingin, tangannya gemetar karena lapar dan juga gugup, tapi topeng terbaik adalah miliknya, tidak akan ada yang menyadarinya, selain orang yang sudah lama mengenalnya.

Perutnya tiba-tiba sakit bukan main, namun si keras kepala itu membiarkannya begitu saja, Dia tetap mencoba fokus kepada apa yang sedang Dia presentasikan.

"Becky Saya setuju dengan jalan keluar ini, Saya yakin client Kita akan menang dipersidangan. "

Irin berdecak ketika Seng mengucapkan itu, lihatlah si tamak itu mungkin sudah mengatur strategi untuk mendapatkan uang yang lebih besar dari project orang lain.

"Tua bangka sialan. " Gumamnya.

Namun gerakan Becky meremas perutnya membuat semua kegiatan bahkan gelak tawa itu terhenti, Mereka mendadak panik, karena satu kantor masih sangat trauma dengan penyakit jantung yang dulu Becky derita, Mereka tidak mau ada penyakit lainnya yang menyerang Becky untuk saat ini.

"Bec..

"Rin perut Gue..

"Ke rumah sakit sekarang. "

"No, "

"Ke rumah sakit Harapan Kita, bukan rumah sakit tempat Freen bekerja. "

Dan yang bisa wanita itu lakukan hanya pasrah, karena beberapa saat kemudian tubuh itu tidak lagi bisa Dia rasakan, semuanya mendadak hitam.

Sementara di tempat lain, Freen terbangun dengan gelisah, matanya liar melihat sekitar, tiba-tiba perasaannya tidak enak, Becky memenuhi pikirannya.

"Dokter sudah bangun, syukurlah. " Rose berdiri dengan tergesa hingga tak sadar jika tali sepatunya terinjak olehnya sendiri, yang mengakibatkan gadis itu kembali jatuh di atas Freen lagi.

"Freen Kau su... Apa yang Kalian lakukan?" Noe menjatuhkan kopi yang tadi Dia bawa, dan tolong katakan siapa yang menyuruh dokter Co-ast ini masuk ke dalam ruangan Freen.

Masih dengan rasa kagetnya Freen mendorong keras Rose menjauh darinya, hingga membuat gadis itu terpental.

"Awwhh, sakit sekali. " Protesnya pelan.

"Noe, ini tidak seperti yang Kau pikirkan, Dia jatuh lagi di atasku, Aku bahkan baru bangun Noe. "

Namun tatapan mata Noe benar-benar ingin menguliti Freen saat ini juga, namun wajah bodoh itu sedikit bisa Dia percaya.

"Siapa namamu?" Noe mengulurkan tangannya, bermaksud menolong gadis itu berdiri

"Rose dokter, "

"Kau di bawah tanggung jawab siapa?"

"Dokter Nam. "

"Oh, ya sudah Kau bisa keluar, dan ingat jangan sembarang masuk, walaupun Freen pingsan itu karenamu, tapi Kau tidak seharusnya lancang masuk ke sini. "

"Maaf dokter, Saya akan keluar. " Rose tergesa meninggalkan ruangan Freen, Dia benar-benar malu sekarang, karena tingkah konyolnya, bahkan Mereka tidak mengenal satu sama lain.

"Becky tidak menelpon Ku, kemana istriku. " Ujar Freen panik.

"Kau bahkan mengiriminya pesan setiap saat, ini baru satu jam Freen. "

"What? Aku pingsan sebegitu lama? Tidak bisa, istriku pasti mencari kabarku. "

"Kau benar-benar membuatku geli dengan sikap bucinmu Freen. " Noe memukul keras lengan sahabatnya itu.

"Kau menikah sana, agar tau bagaimana indahnya rumah tangga, Irin pasti menginginkan kepastian, Kau hanya mengencaninya namun tidak memberikannya cincin di jari manisnya. "

Noe memutar bola matanya malas, Dia memilih untuk duduk di sofa saja, karena percuma berbicara dengan orang yang sedang kasmaran.

Gawaianya bergetar, senyum manis Freen terbit seketika melihat nama yang tertera di sana, Ibu Negara.

"Hal... Huh? Di mana Becky?" Tiba-tiba tubuh lemah itu bertenaga kembali, Dia melupakan rasa pusingnya, Freen mencabut selang infusnya, berlari meninggalkan ruangan, membuat Noe kebingungan.

"Kenapa lagi sialan itu, ada-ada saja tingkahnya semenjak kembali dengan Becky, Aku benar-benar bingung. " Protesnya.

Freen tidak menghiraukan siapapun, yang ada di pikirannya sekarang hanya Becky, Dia trauma akan kehilangan Becky, makanya sikap gadis itu akan sangat berlebihan untuk istrinya, walaupun Becky hanya mengalami kram menstruasi sekalipun.

"Oke oke, Aku akan sampai 15 menit lagi, pastikan vital Becky baik, Kau jangan matikan panggilannya, oh ayolah kenapa harus macet sih, sialan. " upatnya.

Irin juga berulang kali mengatakan kepada Freen untuk tenang, tapi tak satupun yang gadis itu dengarkan.

Freen benar-benar dalam amarahnya, Dia tidak bisa menunggu lagi, hingga mobil mewah itu melaku dengan kencang setelah lampu traffic itu berubah menjadi hijau.

15 menit mampu Dia pangkas menjadi 7 menit saja, beruntung parkiran rumah sakit ini luas, jadi Freen tidak harus mengalami drama kesal part 2 untuk mencari parkir.

"Becky Armstrong Sarocha. " Ujarnya di meja resepsionis.

"Di ruang VVIP no 3, ini tanda pengunjungnya. "

"Terimakasih. "

Freen tidak terlalu sulit untuk mencari di mana ruang VVIP itu berada karena Dia pernah bekerja di sini, dan itu sebuah hal yang menguntungkan untuknya.

"Becky. "

"Stttt, Dia baru saja tertidur karena obatnya, Kau jangan berteriak Sarocha. " Omel Irin dengan bombastis side eye miliknya.

"Oh, oke, apa yang terjadi?"

"Dia telah makan, magh. "

"Kenapa bisa?"

"Aku tidak tau, Aku membelikan makanan lengkap dengan milk tea, hanya saja Dia tak menyentuhnya. " Irin melipat tangannya di dada, Dia kesal seketika mengingat hal itu.

"Dia bekerja untuk si tamak Seng itu hari ini?"

"Hmm, Kau tau Aku muak melihat dedikasi istrimu ini, tapi apa daya hanya Becky yang bisa memenangkan kasus ini. " Irin mengakuinya, karena yang punya power hanya Becky, tidak yang lain.

Freen mengerti, Dia beranjak mengelus pipi dan rambut istrinya, mencium lembut pipi dan hidung Becky, menggesekkan wajahnya kepada Becky seperti yang sering Dia lakukan untuk membuat gadis itu semakin lelap dalam tidur, Becky mengalami gangguan tidur yang buruk, dan pelukan serta ciuman mampu membuatnya terlelap lebih cepat, karena merasa aman.

"Feeling Ku kuat kepadamu Nona manis, jadi jangan berbohong sekecil apapun padaku, Kau mengerti istriku?" Freen mewanti-wanti nya.

My favorite mistake (FREENBECK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang