Siapa yang menyangka jika wanita hamil itu sudah berdiri di sana, wajahnya sumbringah, tidak lagi bersedih.
Mencoba biasa saja, walaupun hatinya terluka. Namun melihat betapa lahapnya Freen memakan buah apelnya sendiri, membuat Becky tersenyum.
"Kau lapar Babe?"
"Hmm, mana tanganmu? Ini enak. "
Namun yang Becky lakukan adalah mencium Freen di bibirnya, membuat Freen memerah sempurna.
"Tangan Babe, aish Kau ini. " ucapnya salah tingkah.
Becky menggeser tiang infus milik istrinya itu, duduk di sebelah Freen, mengarahkan tangan Freen ke mulutnya.
"Kau menggodaku?"
"Tidak. "
"Lalu?"
"Kau hanya perlu menyuapiku Ms. Sarocha. "
Freen berulang kali melakukannya, meraba wajah Becky, memastikan makanan itu masuk ke dalam mulut istrinya.
"Kau sudah baik-baik saja Bec?"
"Sure, "
"Bayi Kita?"
Selalu saja Becky menyukai pertanyaan tentang "bayi Kita" itu, Freen memikirkannya lebih banyak dari pada Becky sendiri.
"Ya Aku rasa Dia baik, Aku kabur ke sini sebelum pemeriksaanku, kenapa para medis begitu protektif, maksudku, Aku hanya ingin menemui dokter ahli jantungku. "
"Tidak lagi, Aku akan menjadi pengangguran. "
Mereka tidak akan bersedih, itu adalah janji Becky untuk Freen, dan Freen setuju, tidak lagi ada air mata, mari jalani hidup yang manis dengan setiap kenangan yang tersisa.
"Hmm, bagaimana jika selama Kita menunggu donor mata yang tepat, Kita berdiam diri di rumah, layaknya orang kaya yang ingin menghabiskan hartanya dengan makan dan minum hal yang mahal?"
Freen tersenyum, bahkan untuk saat ini, walaupun tabungan Freen tidak akan bisa memberikan kehidupan yang layak untuk Becky selama 5 tahun ke depan jika Dia tidak bekerja, Dia tetap akan memprioritaskan kebahagiaan wanitanya.
"Bagaimana dengan berhemat?"
Tiba-tiba saja, Freen mengerutkan keningnya, Becky sudah bergelimang harta sedari kecilnya, walaupun kehilangan kasih sayang yang tulus dan bahkan kepercayaan, jadi Freen takut untuk Becky hidup dalam keterbatasan.
"Kita akan menjual rumahnya, pindah ke suatu tempat yang tenang, hanya berdua, ah iya ajak Bonbon juga untuk menemani Kita?"
"Bec. "
"Kita akan menjualnya lalu membeli rumah yang lebih sederhana namun hangat? Aku membenci rumah besar namun tidak ada kasih sayang di dalamnya, bagaimana?"
"Bogor?"
"Ide yang bagus. "
Freen meraba wajah Becky, memastikan ibu jarinya berada di bibir wanita itu, Becky menyadari apa yang Freen inginkan, dan mendekatkan wajah Mereka dengan satu ciuman sensual, Becky menyukai bibir hangat itu menyentuh miliknya.
"I love you Becky, I really do. "
"I know. "
"Bec. " rengeknya.
"Why?"
"Ada apa dengan 'why', Kau bercanda?"
"I love you too Freenky, a lot. "
Wajah itu Dia sembunyikan di ketiak Freen, dan yang bisa Freen lakukan hanya memeluk wanita dengan erat sembari menggumamkan lagu-lagu random yang terlintas di pikirannya.
"Beruntung Aku tidak melupakanmu Bec. " ucapnya sembari mengusap rambut Becky lembut untuk membuat wanitanya tertidur.
"Kalau Aku melupakanmu, Aku akan kehilangan semua kebahagiaanku dengan ingatan itu. " lanjutnya.
Becky mendengarnya, namun enggan untuk menanggapi, hanya tidak ingin lagi ada kesedihan dalam pelukan nyaman ini, itu saja.
🔺🔻🔺
Waktu berjalan terus, untuk saat ini Noe dan Irin berdiri di depan ruangan Becky dengan melipat tangan Mereka di dada masing-masing.
Becky yang baru saja kembali dengan muka bantalnya terkejut, mengerutkan keningnya, kenapa wajah kedua sahabatnya seperti itu.
"Kenapa?"
"Huh? Kenapa Bec? Oh astaga Kau belum boleh berjalan apa lagi keluar dari ruanganmu ini. "
"Aku hanya ke ruangan Freen, menyuapinya apel, tertidur dan lalu kembali, ternyata Aku masih kalah cepat, " wajah bodoh itu membuat Irin ingin menelan Becky mentah-mentah.
"Pemeriksaanmu 15 menit lagi, "
"Aku sudah tidak apa-apa. "
"Ya buktikan saja. "
Mereka menunggu dokter untuk melakukan pemeriksaan terakhir, Becky berharap Dia bisa keluar dari sini agar bisa menjaga Freen sepenuhnya.
Irin tersenyum ketika dokter ahli kandungan itu memberikan respon positif terhadap kondisi Becky, mood wanita hamil itu juga sangat bagus, dan katanya suasana hati bisa mampu mempercepat pemulihan pada ibu hamil.
"Sepertinya 3 hari ini Kau berjuang untuk kesembuhanmu Nona Becky. "
"Hmm, Dia juga menguatkanku. "
"Janinmu memang kuat, tapi metabolisme tubuhmu tidak sekuat itu, jadi tolong imbangi, Aku tau Kau ingin membuktikan padaku kalau Kau tidak selemah itu, tapi untuk saat ini, Kau masih harus berhati-hati, Freen masih bisa menunggumu, tapi tidak dengan bayi Kalian. "
Becky mengangguk dan sembari tersenyum, setidaknya semua hal yang tadinya menjadi kekhawatiran Mereka sudah tidak lagi perlu dipikirkan.
"Kau bisa pulang, karena kondisimu sudah membaik seutuhnya, tapi jangan stress lagi, tolong makan dengan benar. "
Senyuman itu tercetak begitu lebar, Dia sudah merindukan hari ini, keluar dari kamar rawatnya dan pergi memeluk Freen sepanjang hari.
"Freen kapan pulang?"
"Freen masih harus mendapatkan pengobatan lainnya Bec, rumah sakit juga sedang mencari pendonor kornea yang cocok untuk dokter muda keras kepala itu. " Noe menghembuskan nafasnya lalu tersenyum, terlalu dipaksakan tapi Becky menghargainya.
"Tidak apa, Aku akan memasakan sesuatu yang enak untuk istriku, bisakah Aku meminta Kalian untuk menjaganya?"
"Aku dan Irin untuk hari ini akan meluangkan waktu Kami jika Kau menginginkannya. "
Becky menubrukan tubuhnya kepada kedua sahabatnya itu, sepertinya kekayaan bukan hanya tentang uang, namun memiliki orang yang menyayangi Kita dan menjaga Kita dengan baik itu juga termasuk salah satunya.
"Jika Kau tidak keberatan, Kau masakan Aku sop iga dengan iga bakar, itu akan jauh leb.... Oh oke Bec, Aku bisa membelinya. " Noe mengangkat tangannya pasrah saat mata Irin ingin membunuhnya melalui tatapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My favorite mistake (FREENBECK)
Romance⚠️(GXG) S2 dari See me as Becky, after marriage, (18+)⚠️