"Semangat Sayang. "
Bulan ketiga dalam melakukan IVF, semua berjalan dengan baik, dan ini adalah tahap pembuahan terakhir, dokter berkata jika tubuh Becky merespon dengan baik semua treatment yang diberikan, kemungkinan besar Becky bisa mengandung dalam waktu dekat.
Freen tak berhenti tersenyum melihat semua hasil result dari pemeriksaan Becky, sedari pagi Dia bersenandung semua lagu coco melon, karena Freen sebegitu ingin memiliki buah hati, walaupun bukan darinya sendiri.
"Semua treatment sudah selesai, Nona Becky harus bedrest dulu satu hari di rumah sakit dan jika vitalnya baik, besok bisa pulang dokter Freen. "
"Ah baik dokter, Saya akan urus administrasinya dulu. "
Entah berapa biaya yang sudah Mereka keluarkan, semuanya tidak terlalu menjadi masalah, yang penting mimpi Mereka memiliki buah hati tercapai.
Dokter muda itu berlari menuju ruangan yang sudah ditentukan untuk Becky, namun tiba-tiba pusing yang teramat sangat menyerangnya, pandangan mulai kabur dan darah kembali mengalir di hidungnya, sontak Freen berhenti dan memilih untuk duduk, memejamkan matanya berulang kali, namun sial, separuh dari penglihatannya gelap sempurna.
"Apa yang terjadi. " Ucapnya bingung.
Freen menutup mata kirinya, dan beruntung mata kanannya masih bisa melihat dengan jelas, namun sial untuknya ketika Dia mencoba yang sebaliknya, pandangan itu gelap sempurna.
"No.. no way, Aku gak mungkin buta, no...
Memejamkan matanya kembali, dan tetap saja sama, rasa pusingnya bahkan seakan membunuhnya saat ini.
"Oh astaga dokter Freen. "
Jo berlari dengan panik, Dia melihat dengan jelas bagaimana darah yang keluar dari hidung itu tak kunjung berhenti.
"Tunggu sebentar. "
Dokter yang berumur 45 tahun itu berlari mencari pertolongan, Dia paham persis jika kondisi yang Freen alami bukan kondisi yang main-main.
"Lakukan CT SAN & MRI. "
Para dokter melakukan semua hal yang terbaik untuk Freen saat ini, dokter muda itu memperlihatkan gejala yang sangat tidak asing untuk sebuah penyakit ganas, pupil matanya juga berbicara demikian, tidak mau ada hal buruk yang terjadi, Mereka melakukan semuanya tanpa persetujuan siapapun.
Sementara Becky yang baru saja selesai melakukan treatment perihal IVF yang Dia inginkan, cukup dibuat pusing dengan tidak adanya Freen di ruang rawatnya, sedari tadi pun Becky tidak menemukannya, namun pikirannya masih tetap positif mungkin Freen mengurus hal lainnya, tapi hatinya berkata lain, Dia tiba-tiba merasakan khawatir yang tidak bisa Dia jelaskan.
Becky tidak bisa apa-apa, Dia belum boleh memegang gawainya karena khawatir dari radiasi itu akan mempengaruhi perkembangan sel yang baru saja di tanam untuknya.
Dokter Jo masuk dengan perasaan bingung, Becky belum boleh stress sama sekali, namun untuk kondisi Freen apa iya Dia bisa berbohong?.
"Dokter Freen sedang mengurus sesuatu, mungkin jika sudah selesai Dia akan segera menemui Mu Nona Becky. "
"Ah baik dokter. "
"Team Kami akan memantau kondisimu selama 24 jam ke depan, jika terjadi apa-apa atau Kau merasakan hal aneh Kau bisa menekan tombol emergency itu ya Nona. "
"Sebenarnya Aku sedikit mual dokter, apa itu tidak masalah?"
"Kalau dalam kadar rasa yang normal itu tidak masalah, namun jika Kau sudah kesulitan untuk handle rasa mual itu Kita akan lakukan pemeriksaan lebih lanjut. "
"Hmm, Aku rasa ini tidak terlalu buruk. "
"Baik, masih ada lagi?"
"Tidak, Aku hanya mulai mengantuk. "
"Kalau begitu Kau bisa tidur dulu, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan 3 jam lagi. "
"Baik dokter, thank you. "
"My pleasure Nona. "
Becky mengelus perutnya, untuk kali ini harapannya besar, semoga usahanya tidak mengkhianati hasil.
🔺🔻🔺
Tumor otak primer, dan masih banyak hal lain yang Freen baca pada kertas hasil pemeriksaan MRI nya, Dia terdiam seketika, memang masih di tahap ringan, dan bisa dioperasi, namun satu hal buruk yang mungkin saja akan terjadi, Dia akan kembali melupakan Becky.
"Aishh. "
Air mata dan amarahnya bekerja begitu cepat, Dia benar-benar bingung sekarang, kenapa semuanya mendadak menjadi rumit.
"Kau lihat Freen? Penyakitmu masih bisa mendapatkan operasi secepatnya. "
"Mew, apa Aku akan kehilangan memoriku?"
Dokter Mew hanya diam, reaksi tubuh orang beda-beda, mungkin saja Freen akan mengalaminya dan mungkin saja tidak.
"Aku tidak terlalu yakin, tapi mungkin saja Freen. "
"Oh astaga. "
Freen terduduk di lantai, kakinya lemas seketika, kebahagiaannya baru hitungan bulan, dan Dia harus terpaksa melupakannya lagi? tidak, Dia tidak bisa.
"Selagi masih di tahap ini Freen, jika sudah terlalu parah Kau akan kehilangan semuanya. "
"Becky. "
"Aku bisa menjelaskan kepadanya Freen. "
"Dia tidak akan bisa menerimanya. "
Mew merasa kasihan dengan kondisi Freen, walaupun tidak terlalu mengenal Freen dan Becky ataupun bagaimana hubungan dari keduanya, tapi sedikit banyaknya Dia paham tidak satu orangpun mau kehilangan memori tentang orang yang dicintainya.
"Aku akan memberimu waktu 2 bulan ini untuk memutuskan hal ini, Kau mau melakukan operasi atau pengobatan yang lain, Aku akan tetap membantumu. "
"Thank you Mew. "
"Sama-sama, Kau ingin menemui Becky?"
"Apakah Aku bisa?"
"Kau sudah 4 hari di sini tanpa Becky tau persis tentang kondisimu. "
"Aku yakin Jo dan Noe sudah memberikan kebohongan terbaik. "
"Hmm, semangat Freen. "
"Pasti, Aku keluar dulu. "
Freen menghembuskan nafasnya kasar, langkahnya limbung untuk benar-benar berjalan, isi kepalanya sibuk bertengkar dengan kenyataan, bagaimana Dia akan melalui ini semua sendirian.
Freen memasuki ruangannya, menyimpan semua result dari pemeriksaan penyakitnya, menumpuk dengan berbagai buku agar nanti jika Becky datang tak satupun yang bisa menarik perhatiannya.
Gawai berwarna putih itu kembali Dia genggam, setelah sekian lama Dia lupakan, banyak sekali pesan Becky, Richie serta mertuanya di sana, ada Rose, Nam dan juga Jenlisa yang menanyakan kabarnya karena Mereka tau Freen di rawat di rumah sakit selama 4 hari ini.
Namun tatap matanya benar-benar terkunci pada pesan yang 1 menit yang lalu Becky kirimkan padanya.
"Babe, dua garis merah artinya apa? Aku hamil? Apa operasi pasienmu sudah selesai? Babe kapan Kau pulang? Aku tidak merasakan mual, cuma pas Aku buang air kecil Aku iseng mengeceknya, dan ini hasilnya. " Pesan Becky disertai dengan foto testpack yang Dia pegang.
Freen menangis sejadinya, namun kali ini tangisan itu adalah tangisan bahagia.
"Babe, Aku baru saja mendarat di Soetta, tunggu Aku di rumah. " Pesan terkirim.
"I love you Daddy Freen, Kami merindukanmu. " Pesan diterima.
"Maafkan Aku. " Gumam Freen setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My favorite mistake (FREENBECK)
Romance⚠️(GXG) S2 dari See me as Becky, after marriage, (18+)⚠️