Sebulan berlalu, hari ini keluarga Amstrong akan ikut pindah ke rumah yang sudah Ayah Becky belikan untuk anak dan menantunya itu.
Tidak ada yang protes, Freen juga menerimanya dengan lapang dada, mungkin lebih kepada pasrah, cukup tidak tahu diri sekali Dia jika masih menolaknya.
Rumah yang berada di komplek yang cukup mewah, baru beberapa yang berpenghuni, karena ini termasuk kawasan baru.
Kehamilan Becky sudah memasuki 18 minggu, namun Freen tidak terlalu bahagia, bukan tidak bersyukur, hanya saja perasaannya mendadak sendu jika tangannya bersentuhan langsung dengan perut sang istri.
"Hati-hati Babe. "
Dengan telaten Becky menuntun Freen berjalan, Dia tidak ingin ada sesuatu hal buruk tiba-tiba terjadi seperti yang sudah-sudah.
"Bec, Kau ingin ini di taruh di mana?"
"Di sana saja, nanti Aku akan suruh tukang untuk membuatkan jalan khusus untuk istriku agar Dia bisa berjalan dengan bantuan kalau memang Dia yang keras kepala ini mau apa-apa serba sendiri. " Becky mencubit gemas hidung Freen yang hanya di balas dengan senyuman oleh wanita berambut cepak itu.
"Aku akan memasang Braille Blocks untukmu, ada tiga jalur, satu ke kamar mandi, satu ke dapur, satu ke ruang keluarga, atau mau Kau menambahnya?"
"Apa Aku bisa sendirian?"
Hanya diam, Dia tidak suka Freen yang seperti ini, tapi mungkin wanitanya itu butuh Dia dan dirinya saja, lalu kenapa harus dipaksakan.
"Sure, Aku akan menambahkan untuk ke halaman depan, Kau bisa menghirup udara bebas kalau Kau butuh. "
Freen meraba wajah istrinya, memastikan Dia memegangi bibir Becky sebelum wanita itu mengecupnya dengan sempurna.
"Maaf hanya ciuman, Aku belum terlalu mahir untuk menaikimu dalam keadaan gelap seperti ini Nona. "
"Berhenti berbicara kotor Freen, "
Mereka terkekeh, karena selama kurun waktu sebulan ini, Becky harus menahan hasratnya setiap kali mempersiapkan Freen, memandikannya atau apapun itu, kadang Becky hanya mampu menikmati tubuh mulus itu tanpa berani untuk mencicipinya.
Genggaman Freen terasa hangat, tidak ada yang berubah, yang Becky rasakan hanya Freen jauh lebih manja.
"Aku menyukaimu. "
"Pastinya. "
"Menyukai Kau yang manja ini. "
Freen menatap Becky dengan senyuman yang masih sangat menggemaskan, walaupun yang Becky sadari hanya tatapan itu terlihat sangat kosong yang tidak lagi bisa Dia nikmati.
"Aku akan melakukannya setiap hari, "
"Ingin cium?"
"Pasti. "
Apa pantas Becky menangis dan membuat suasana menjadi dramatis di saat Freen tersenyum lebar ke arahnya?, gadis itu baik-baik saja saat ini, kenapa Becky harus bersedih?.
"Bibirmau tidak pernah mengecewakan Bec. "
"Oh ya? Memangnya Kau ingin membandingkanku dengan bibir siapa? Rebecca?"
"Oh come on Beckzy. "
Ibu hamil itu terkekeh, lalu kembali mencium bibir Freen jauh lebih rakus, hanya suara Tuan Amstrong lah yang menghentikan aktifitas Mereka.
"Guys, Kami bahkan belum selesai bekerja. " ucapnya terkekeh.
Freen dan Becky terlihat salah tingkah, pasalnya untuk hal yang satu itu adalah sesuatu yang belum terlalu mau untuk Mereka umbar.
"Tsk, Daddy sana, mengganggu. "
"Babe, " sanggah Freen.
Bagaimanapun Dia tidak ingin istrinya menjadi tidak hormat kepada orang tuanya.
"Freen, Daddy sudah menyiapkan pegangan di setiap dinding, kalau istrimu ini tidak mau bangun dan Kau mau ke kamar mandi, Kau cukup menyentuh hal yang ada di dinding, itu akan menuntunmu menuju kamar mandi. " Freen bukan orang lain untuk keluarga Armstrong, apapun pilihan anak perempuannya, itu juga adalah bagian dari Mereka pastinya.
"Thank you Daddy. "
"My pleasure Honey. "
Senyuman itu tidak pernah berubah, Becky bersyukur dengan hal yang terjadi, siapapun membantunya untuk merawat Freen, Mereka menjadi keluarga yang sangat bahagia untuk hal tersebut, bisa dibilang Freen lah pemersatu Mereka.
"Si anak paling disayang. "
"Tsk, Kau tidak usah iri, walaupun posisimu tergantikan olehku Nona. "
"What ever. "
Hari sudah menunjukkan pukul 7 malam, makan malam sudah tersedia, Mommy Armstrong adalah juaranya untuk makanan western ini, bahkan Dia si Freenky ini bisa menghabiskan Mashed potato itu dalam kapasitas yang tidak masuk akal.
"Baunya enak, ini pasti makanan kesukaan Ku. " ucap Freen sumbringah.
Mommy Armstrong tersenyum, mencium pipi menantunya dengan lembut, membantu wanita itu untuk berpindah ke kursi meja makan, agar Dia lebih leluasa menyantap makanannya.
"Oh benar saja ini yang Aku sukai. " Freen menggoyang-goyakan tubuhnya pertanda Dia senang dengan hidangan saat ini.
"Bec ambilkan untuk Freen. "
Becky menurut, piring yang tadinya kosong sudah terisi penuh dengan olahan kentang itu.
"Babe, untuk sementara Aku ingin bekerja, apa Kau mengizinkannya?"
Seketika suapan itu berhenti, Freen meremas keras garpunya, semua orang melihat itu, dan mengerti, hal ini adalah yang paling sensitif untuk didengar.
"Ah, maksud Becbec, mungkin dengan usaha clothing online Bonbon yang sedang Richie rintis Freen. " Daddy Armstrong tidak ingin ada drama yang akan membuat Freen mogok makan lagi.
"Ah iya itu. " apa iya Becky harus berbohong tentang ini semua?.
Freen tidak merespon apapun, hanya kembali sibuk dengan makanannya, merasa jika dirinya mendadak tidak berguna itu benar-benar membuatnya muak.
"Kau tidak berguna. " gumam Richie yang hanya dibalas dengan malas oleh Becky.
"Mau tambah Ba...
Freen memundurkan kursinya, meraba setiap hal yang bisa Dia raba, Becky membantunya, namun perkataan Freen membuat aksi wanita itu terhenti.
"Aku harus terbiasa sendiri Babe, mulai hari ini. " ucapnya.
Bagi Freen mungkin biasa, tapi bagi Becky? itu adalah kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My favorite mistake (FREENBECK)
Romance⚠️(GXG) S2 dari See me as Becky, after marriage, (18+)⚠️