26. No!!!

3.9K 352 20
                                    

Semua file di atas meja ini membuatnya benar-benar mual, Dia marah, Dia benci dengan semua kelicikan yang terjadi pada dunia hukum, kenapa terkadang orang jujur harus Membungkam mulutnya demi uang?.

Becky memang memenangkan kasusnya, tapi tak sekalipun Dia puas dengan pekerjaannya.

Pintu ruangan itu terbuka, menampilkan satu pria paruh baya dan 3 orang anak muda, ya yang menjadi kliennya selama beberapa bulan ini.

"Selamat siang Nona Becky. "

"Siang, silahkan duduk Pak. "

Demi Tuhan, berjabat tangan dengan orang munafik seperti lelaki ini adalah hal yang paling membuatnya muak, Dia berharap ini adalah yang terakhir kalinya Dia terjebak dengan kasus kotor ini.

"Ini ada bonus dari Saya. "

Amplop coklat itu, Dia yakin ada sebuah check yang bahkan nominalnya bisa Becky tuliskan sendiri, seperti yang sudah-sudah Dia terima.

"Maaf Pak, seperti sebelumnya, Saya bekerja sudah mendapatkan gaji sesuai dengan yang Saya harus dapatkan, jadi untuk bonus ini tidak harus Bapak berikan kepada Saya, karena Saya tidak bisa menerimanya. "

"Oh, tidak masalah Nona Becky, Saya memberikan ini sebagai apresiasi karena Anda sudah membantu perusahaan Kami. "

"Saya membantu sesuai dengan apa yang Saya bisa Pak. "

"Terima saja ya. "

"Sekali lagi Saya mohon maaf, Saya tidak bisa. "

Lelaki itu terlihat sedikit kesal karena kekalahan, ruangan Becky memiliki CCTV, Dia bisa menjadikan hal yang Mereka rencanakan menjadi mala petaka untuk Mereka sendiri.

"Ah, baiklah Nona, sekali lagi Saya datang untuk mengucapkan rasa terimakasih Saya, mungkin hanya itu saja, Saya permisi, have a nice day. "

Becky menjabat tangannya lagi, lalu membiarkan tamunya keluar dari ruangan itu, menjadi munafik bukan hal yang Dia inginkan, dirinya hanya terjebak.

Namun sejauh apapun rasa kesalnya, Freen akan selalu menjadi obatnya, lihatlah bagaimana mu-daeng itu mengirimkannya foto konyol, beruntunglah ingatannya tidak terlalu cepat menghilang, Becky hanya takut jika nanti Freen melupakannya.

Wanita yang sudah hamil 3 bulan itu beranjak dari kursinya, hari ini Dia ingin memberikan kejutan untuk Freen, mungkin untuk makan siang bersama.

Dia mengemasi barangnya, sebenarnya Becky sudah tidak memiliki jadwal apapun, Dia bisa pulang lebih cepat dan mempelajari kasus lainnya, jadi untuk bersama Freen di rumah sakit untuk seharian ini, Dia mungkin saja bisa.

Jarak kantor dan rumah sakit tempat Freen bekerja hanya 30 menit, beruntung Tuhan menyayanginya, tidak ada kemacetan yang berarti.

Becky memarkirkan mobilnya, Dia belum sempat membeli apapun, mungkin nanti Dia akan mengajak Freen untuk makan di luar saja.

Namun harapannya pupus, saat melihat dari kejauhan wanitanya berjalan terhuyung dengan tangan kanannya sibuk menghapus darah dari hidungnya, Becky memperhatikan bagaimana sulitnya Freen mempertahankan keseimbangannya, namun tidak satu kali pun dokter muda itu menyerah untuk kembali berdiri.

Freen terdengar mengupat beberapa kali, karena tidak bisa melihat apapun.

"Freen. "

"Babe. "

Becky memeluk wanita dengan erat, dan berteriak sekeras yang Dia bisa saat Freen memuntahkan darah dari mulutnya.

"Babe. "

Becky melihat dengan jelas bagaimana pupil mata itu melebar sedikit demi sedikit.

"Freen, No, Freen. " Teriaknya.

"Becky, ada ap.... Oh astaga, dokter Mew tolong...

Noe terperanjat kaget, Dia memberhentikan siapapun yang ada di sana, Freen mengalami kejang, darah yang tak berhenti keluar dari hidung dan mulutnya pertanda sudah terjadi pendarahan hebat di otaknya, dan tidak ada alasan lagi untuk menunda operasi.

Becky berjalan dengan panik, menggigit kukunya dengan brutal, berbagai macam rasa takut dan pikiran buruk bertengkar di kepalanya saat ini, bagaimana nanti, apa yang akan terjadi pada Freen, bagaimana wanitanya akan menjalani hidupnya setelah ini.

"Bec, maaf, Kami tidak bisa menunggu lagi, "

"Lakukan saja. "

Dengan berat hati, Becky menandatangani surat persetujuan melakukan tindakan operasi, walaupun Freen akan memakinya nanti, sudah cukup wanita itu menahan semua rasa sakit itu beberapa bulan ini, Dia tidak akan lagi peduli dengan semua konsekuensi yang akan terjadi nantinya.

"Nona Becky. "

"Rose. "

Rose memeluk Becky erat, bagaimanapun kesalnya calon dokter itu kepada Freen, tapi Dia masih memiliki rasa simpati, tidak akan membiarkan rasa sedih itu Becky rasakan begitu dalam.

"Kita hanya bisa berdo'a yang terbaik untuk dokter Freen. "

🔺🔻🔺

Waktu berjalan alot, ditengah Becky yang masih bergelut dengan do'a nya untuk Freen, lampu kamar operasi itu sudah menyala hijau, hampir 8 jam Becky menunggu dan sekarang Dia mulai bisa sedikit bernafas lega.

"Dokter, bagaimana Freen?"

"Tuhan masih menyayanginya. "

"Oh thank you, "

Dia benar-benar bersyukur dengan semua ini, Dia bisa melihat Freen kembali.

"Tapi ada kabar buruk untuknya. "

Jantung Becky benar-benar berdetak dengan keras, menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa, sebagai mantan penderita penyakit jantung kejadian ini cukup buruk.

"Bec, bec, atur nafasmu. "

"Ah, tidak apa, lanjutkan dokter. "

"Selain mengalami pendarahan otak, Freen juga mengalami pecah pembuluh darah pada mata, tumor itu menekan beberapa syaraf dan pembuluh darah di sekitarnya, sebelumnya Freen ternyata sudah pernah jatuh dan terhantam dengan keras di bagian pelipis dan kepala bagian belakang, itu yang menyebabkan terjadi dua pendarahan sekaligus, dan Freen dipastikan akan mengalami kebutaan permanen. "

Rasanya sulit sekali untuk bernafas saat ini, seakan hubungannya tidak akan pernah bahagia, selalu saja ada masalah di dalamnya, namun sial cobaan kali ini sudah tidak lagi mampu Dia terima dengan sabar.

"Bec, "

"Jika amnesia? Freen mengalaminya juga? Kenapa Tuhan tidak membunuhku saja? kenapa Dia suka sekali membuat hidupku sehancur ini?, Kenapa?" Becky berteriak histeris, Dia menangis sejadinya, benar-benar berat sekali cobaan yang datang kepadanya, bahkan dalam satu hari saja Tuhan memberikan kejutan yang nisa membuatnya mati berdiri.

"Untuk amnesia jika belum bisa memastikan, Kita harus menunggu Freen sadar sepenuhnya. "

.
.
.
.

[Disclaimer : untuk penyakit hanya imajinasi author, jika ada kesalahan, atau terlalu mengada-ada, mohon dimaklumi.]

My favorite mistake (FREENBECK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang