Gadis itu tidak berhenti untuk berteriak sedari tadi, Noe benar-benar kehilangan akal untuk membuat sahabatnya itu untuk minimal tenang sebentar saja.
Entah berapa banyak kertas dan barang lainnya yang Freen lempar, tapi Noe sampai saat ini tidak tau Freen marah karena apa.
Gadis itu juga melarang keras dirinya untuk menghubungi Becky. Padahal itu adalah satu-satunya cara untuk membuat wanita itu diam.
"Kau bisa duduk kalau Kau lelah Freen. "
"Diam. "
Noe mengangkat bahunya acuh, Dia memakan kripiknya dengan lahap tanpa peduli mood Freen yang memburuk saat ini.
"Kau tau Aku hampir terbang saat Becky... ah sial. "
"Kau bisa melakukannya jika Becky sudah sembuh Freen, kenapa harus di rumah sakit sih?"
"Iya juga, cuma ya terlalu lama. "
"Tahan hormonmu nona manis, Aku hanya kasihan dengan Becky kalau Kau menggebu-gebu seperti ini. "
Freen merengut lagi, akhir-akhir ini hanya hal itu yang Dia sukai, karena Becky cukup membuatnya stress.
"Becky mau melakukan IVF, dan Dia yang mau hamil pertama. "
"Kau yakin? Becky sering mengalami pingsan tiba-tiba, ya Aku yakin jantungnya sudah mulai bekerja dengan baik, hanya saja apa memang Dia mampu?"
"Aku sudah menawarkannya, tapi Dia tidak mau. "
Noe melebarkan matanya, lalu setelah itu menyipitkan matanya seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja Freen katakan, bagaimana wanita dingin itu memiliki keinginan untuk mengandung? Bahkan untuk mengurus dirinya sendiri saja Dia kesulitan.
"Kenapa?"
"Semenjak Ibumu meninggal hanya Becky atau Becca yang mengurusmu, dan Kau berkata apa? Kau ingin hamil? Woah ini benar-benar gila. "
Freen menghembuskan nafasnya kasar, lalu menghentakan dirinya ke sofa, Dia juga mulai berpikir yang seperti itu, apa Dia bisa?.
"Becky harus mendapatkan hasil medis yang bagus dulu sebelum Kalian benar-benar memutuskan untuk program. "
"Hmm. "
Namun pintu ruangan Freen di ketuk dengan keras, membuat wanita itu terperanjat kaget hingga cup kopi yang Dia pegang terlempar dan mengenai baju kerjanya.
Kali ini wajah Freen benar-benar kesal, Dia membuka pintu ruangannya dengan baju yang kotor, ditambah lagi dengan wajahnya yang kesal yang benar-benar kentara.
"Ada apa?"
"Maaf dokter kenapa?" Ujar Rose bingung.
"Dia terkejut karena Kau mengetuk pintu dengan keras. " ujar Noe yang bahkan masih di tempat duduknya.
"Ah maaf dokter. " Rose membungkukkan badannya, namum kali ini Freen memakinya, tidak ada lagi rasa kasihan terhadap gadis itu, hingga ucapan seseorang mampu melunakkan tatapan Freen seketika.
"Freenky, jangan bicara kasar, Kau ini. "
Wajah yang tadinya tegang mendadak menjadi seperti anak anjing yang memelas.
Dengan cepat Freen masuk ke dalam pelukkan Becky, lihatlah bagaimana buaya itu berubah menjadi marmut.
Rose menganga tidak percaya, setelahnya Dia berdecih sebal, karena setelah Freen mengomelinya, dirinya hilang respect terhadap dokter muda itu.
"Maafkan Freenky ya, Aku selaku istrinya menyayangkan sikapnya kepada orang lain yang kasar seperti itu, tapi Dia memang suka hilang kendali jika kesal, sekali lagi Aku minta maaf. " ucap Becky ramah.
Merasa tertampar oleh kecantikan Becky, Rose tidak bergeming, Dia hanya tersenyum sembari menikmati indahnya pemandangan di hadapannya.
"Yak, Kau menggodanya?" Freen memberikan tatapan sengit kepada Rose.
"Freenky, "
Freen merajuk sejadi-jadinya, namun Becky tidak menghiraukannya, Freen akan lebih parah lagi jika di ladeni.
"Namaku Becky, namamu siapa?"
"Rose, Nona. "
"Senang bertemu denganmu. "
Namun Rose seakan mengubah perasaannya secepat kilat, Dia benar-benar jatuh cinta dengan wajah bule Becky dan juga keramahannya, hingga gadis itu tidak melepaskan tangan Becky dalam waktu yang cukup lama.
"Nona Kau cantik sekali. " gumam Rose.
"Sorry?"
"Kau bisa melepaskan tangan istriku. " suara itu terdengar dingin, Becky tidak berusaha melepaskannya namun Rose melakukannya.
"Ah maaf Nona. "
"Tak masalah Rose. "
Freen memberikan tatapan tak bersahabat terhadap Rose, dan untuk saat ini Rose tidak terlalu tertarik dengan apapun yang akan atau sedang Freen lakukan jika ada Becky.
"Kau jangan takut, Freen emang sedikit emosional, tapi sebenarnya Dia gadis baik. " Freen tersenyum terpesona saat Becky mengatakan itu, Dia bangga dengan dirinya.
"Saya tidak yakin Nona, tapi Saya akan mencoba percaya. " Rose tersenyum begitu manis, lebih manis dari gula.
"Ada apa Kau ke sini? Kau bahkan tau jadwalku sudah tidak ada lagi. " ujar Freen serius.
"Oh ya ampun Aku lupa, itu dokter ada pasien darurat. " ujar Rose panik.
"What? Oh astaga lihatlah Kau tidak berguna sama sekali. " Freen berlari sembadi menarik Rose untuk menuju ruang IGD, namun ketika Dia ingat belum mencium Becky di bibirnya, Dia kembali lagi, dan melakukan itu.
"Bye Babe, Kau di sini dulu, karena akan banyak sekali pertanyaanku yang akan Aku tanyakan padamu. " lanjutnya.
Becky menelan salivanya gugup, karena ini termasuk kejutan darinya untuk Freem tapi malah membuatnya berada dalam masalah.
"Kenapa? Aku tidak akan pernah menolongmu kalau masalah ini Becbec. " Noe mengangkat bahunya acuh, dan kembali sibuk dengan cemilannya.
"Tsk, Kau dan Irin sama saja. " decak Becky kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My favorite mistake (FREENBECK)
Romance⚠️(GXG) S2 dari See me as Becky, after marriage, (18+)⚠️