22. selanjutnya apa Bec?

2.8K 324 5
                                    

Seharusnya 2 jam ini Freen gunakan untuk makan siang, tapi lihatlah bagaimana keningnya berkerut bingung setiap mendengar cerita Rose dan tangannya yang sesekali menutup kupingnya karena mendengar suara tangisan super kencang dari dokter co-ast itu.

Freen ikut pusing dengan permasalahan gadis di depannya ini, pasalnya semua masalah sebenarnya ada padanya, tapi lihatlah bagaimana Dia malah menitik beratkan semua hal yang terjadi kepada orang lain.

"Jadi Kau mau balikan atau tidak?"

"Tidak, Aku mau sama Nona Becky saja. "

"Yaaaak, "

"Aku tidak ingin, tapi bohong. "

"Ke sini, Aku peluk. "

Freen memeluk Rose erat, walaupun mendengar banyak komplen dari gadis jangkung itu Dia tidak peduli.

"Kau bau minyak angin dokter. "

Yang Freen lakukan hanya menjitak kepala Rose setiap kali gadis itu berbicara.

"Kau diam saja, dasar manusia galau tidak tau diri. "

Dalam pelukan Freen, Rose menangis lagi, Lisa dan Jennie hanya menatap jengah sahabatnya itu, pasalnya Mereka sudah merasakan apa yang Freen rasakan lebih dulu.

"Ketekmu wangi, tapi kenapa tubuhmu bau minyak angin dokter. "

Sekali lagi Freen menarik alis tebal Rose, memeluk erat gadis itu sampai Dia kesulitan bernafas karena saking kesalnya.

"Yaaak dokter Freen, Kau mau membunuhku. "

"Apa? Apa lagi? Huh?"

Semua orang di sana kembali menghembuskan nafasnya pasrah, memang benar Freen dan Rose tidak bisa disatukan, karena di antara 24 jam, hanya 15 menit untuk Mereka bisa akur, selebihnya baku hantam.

"Aku kira Rose akan menjadi simpanan dokter Freen, tapi kalau begini Aku tidak yakin. " Jennie menyomot kentang goreng milik Freen.

"Hmm, bagaimana bisa kucing dan anjing menjadi kekasih. " Lisa meneguk habis coca-cola milik Rose.

🔻🔺🔻

Becky menatap jengah gawainya, banyak sekali panggilan dari Seng di sana, si tamak itu benar-benar tidak mengijinkannya untuk resign, dan lihatlah bagaimana semangatnya Dia untuk menarik Becky kembali bekerja.

"Apa Dia sudah gila? Aku bahkan sudah mendapatkan surat persetujuan resign, lalu apa lagi, astaga Tuhan. "

Bahkan rasa pusing karena bayinya juga belum hilang, dengan tidak tau dirinya si direktur tamak itu menambah beban pikirannya.

"Kau harusnya istirahat, matikan handphonemu. "

"Mom. "

"Ini susu hamilmu, tadi Aku belikan yang rasa coklat tapi Freen bilang kalau Kau lebih menyukai strawberry. "

"Bahkan susu hamilku masih satu kardus Mom, Kau seperti tidak tau saja menantumu itu seperti apa. "

Sang Mama hanya tersenyum, karena yang Dia tau, Freen akan melakukan apa saja untuk Becky, kalau sekedar kebutuhannya saja itu hanya hal kecil untuknya.

"Bagaimana dengan penyakit Freen?"

"Aku sedang membujuknya untuk operasi. "

"Apa kemungkinan untuk Dia mengalami amnesia setelahnya itu benar?"

"Masih 50:50 Mom. "

Tiba-tiba saja suasana hatinya berubah, Freen mulai mendominasi isi kepalanya saat ini, Becky benar-benar belum siap dengan semua keadaan yang akan terjadi.

"Apa Kau siap?"

"Hmm, bagaimanapun Aku harus tetap menjalaninya, Dia juga sudah mulai melupakan hal-hal kecil. "

"Daddymu sedang mencari pengobatan alternatif untuknya, semoga London punya kabar baik untuk Freen. "

"I hope so. "

"Aku akan memasakan makanan untukmu, Kau istirahat lah. "

Becky mengangguk, merebahkan dirinya di sofa untuk sementara waktu, agar Dia bisa menghilangankan segala macam bentuk emosi yang Dia rasakan saat ini.

Namun semua tidak bertahan lama, saat telepon genggam miliknya kembali berbunyi nyaring, ada nama Irin di sana, oh Tuhan ini pasti masalah pekerjaan lagi.

"Hallo. "

"Bec, Aku tau Aku bukan sahabat yang baik, tapi Aku harap untuk kasus kali ini saja, Aku membutuhkanmu Nona. "

Suara Irin terdengar panik, membuat Becky sedikit kebingungan, namun langkah kakinya membawa wakita hamil itu untuk pergi saat itu juga.

"Becky, Kau mau kemana? Oh astaga menantuku akan menceramahiku semalam suntuk jika tau istri hamilnya itu keluar rumah tanpa dirinya. "

Namun sialnya, tidak satu orangpun mampu menahan Becky, gadis itu mengemudi dengan sedikit tergesa, Dia tau ini adalah kasus besar yang Dia tinggalkan untuk teamnya, dan hanya Dia yang bisa menyelesaikan itu semua.

Entah berapa kali wanita hamil itu mengupati traffic jam yang lama sekali berubah menjadi hijau itu, Dia harus cepat sampai di kantornya, sebelum Mereka menghancurkan kantor yang sudah sangat lama menjadi tempatnya mencari cuan itu.

Namun di sisi seberang jalan, Freen melihat dengan jelas porche pink milik istrinya melaju di jalanan Ibu kota, tidak, Dia bahkan tidak mendapatkan panggilan apapun ataupun memberikan izin kepada wanitanya itu.

Jadilah Freen mengikuti kemana laju super car milik istrinya itu.

"Kemana Dia?"

Freen melaju kencang, mengejar mobil Becky, oh ini adalah arah kantor istrinya itu, namun yang menjadi pertanyaannya, apa tujuan Becky untuk kembali ke sana.

Wanita berambut blonde itu memperhatikan bagaimana Becky memarkir mobilnya dan berlari kencang untuk masuk ke gedung kantornya, Freen hampir serangan jantung saat melihat itu semua.

"Oh Tuhan, Dia bisa keguguran jika berlari seperti atlet begitu, "

Dia memarkirkan mobilnya persis di sebelah mobil Becky, staff gedung juga sudah mengenal Freen, jadi Dia seperti memiliki akses khusus untuk bisa langsung masuk saja ke dalam area kantor milik istrinya.

Di luar sana Freen melihat dengan jelas bagaimana Becky bersitegang dengan beberapa orang, ada yang melempar dokumen tepat di wajah istrinya, ini sepertinya masalah yang sangat serius.

Tidak ada pergerakan apapun yang Freen lakukan, selain ketika tatap mata Mereka bertemu, Freen mulai menuntut semua kejelasan.

"Babe. " Dengan jelas Freen membaca gerak bibir itu, sebelum Becky menghilang ditarik masuk ke dalam ruangan meeting.

"Kau melanggar semua ketentuanku lagi Becky. " Ucapnya dingin.

My favorite mistake (FREENBECK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang