Satu minggu sudah, Karin dan Meylin tinggal di rumah Jovita, sudah satu minggu juga mereka memperlakukan Arman seperti pembantu, selalu memerintah dan berkata kasar kepada Arman, terlebih Meylin yang seperti punya dendam kesumat.
Jovita selalu berkata lembut kala meminta bantuan kepada Arman, Karin juga cukup berkata lembut kala berkata kepada Arman, tapi Meylin sangat jauh berbeda.
Arman tidak tau hal apa yang membuat Meylin begitu dendam padanya, padahal hal yang terjadi waktu lalu juga adalah kesalahan Meylin, kalau saja Meylin tidak seperti itu mungkin dia juga tidak akan menggigitnya.
Tapi Arman juga sedikit memaklumi karba waktu itu Meylin tengah mabuk, namun yang membuatnya heran adalah permasalahan yang terus Meylin perpanjang.
Huh!
Sudahlah, Arman lebih baik mengalah saja, mau dimana pun juga wanita selalu merasa benar, tidak pernah salah atau mau di salahkan, kalau wanita salah, maka laki-laki lebih salah lagi.
Hari ini berhubung orang rumah lagi pada kerja, Arman juga mencoba peruntungan untuk mencari pekerjaan, tidak mungkin bagi dirinya diam saja di rumah dan mengandalkan uang pemberian Jovita.
Ia juga harus memikirkan masa depan, saat kontrak mereka berakhir maka mereka juga akan terpisah dan Arman harus membiayai hidupnya dan keluarga seperti sedia kala.
Arman tidak bisa seperti itu terus, maka dari itu ia bertekad untuk memulai dan berjuang sendiri.
Berbekal CV lamaran kerja di tangan yang alakadarnya, ia bertekad untuk mencari kerja, apa pun itu yang penting halal, ia akan mencoba masuk ke dalam satu perusahaan, kerja sebagai OB atau juga petugas keamanan, apa pun yang penting bisa bekerja.
Arman mendatangi perusahaan pertama, perusahaan yang cukup besar, ia langsung mendatangi seorang satpam yang bertugas disana.
"Permisi!" sapa Arman dengan ramah.
"Iya! Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang satpam.
"Apa di perusahaan ini ada lowongan pekerjaan? Saya mau mencoba melamar disini." Arman to the point.
"Maaf! Disini tidak menerima karyawan baru," tolak sang satpam.
"T-tapi saya bisa jadi OB atau---"
"Maaf tidak ada mas. Tidak ada lowongan sama sekali di perusahaan ini."
"Hm. Kalau begitu saya titip CV lamaran kerja disini bisa?"
"Tidak bisa mas. Tidak menerima titipan CV lamaran kerja."
"Hm. Ya sudah. Maaf mengganggu!"
"Ya."
Arman pun menghela napas pelan, ia akhirnya memilih menjauh karna tidak ada pekerjaan di perusahaan ini.
Namun baru beberapa langkah, datang seseorang sambil membawa CV lamaran kerja ke arah satpam tadi.
"Om, gimana? Lowongannya masih ada?" tanya orang itu.
"Ada. Cepat masuk gih," jawab sang satpam.
Orang itu langsung masuk setelah bertanya seperti itu.
Arman menatap getir ke arah mereka, ia tidak perlu bertanya atau berbicara banyak, ia tau kalau mereka ada hubungan kekerabatan, jadi pasti jalannya akan lebih mulus.
Arman geleng-geleng kepala, tidak menyangka kalau melamar kerja akan sesusah ini, apa lagi harus ada koneksi dan pelicin agar di muluskan jalannya.
Arman yang seorang jelata memilih pergi secepatnya dari perusahaan ini, ini baru perusahaan pertama dan waktu masih pagi, masih banyak perusahaan yang mungkin bisa ia datangi dan menerimanya sebagai karyawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI 100 JUTA ✅ [SELESAI]
Romance(END) Jovita seorang wanita karir harus menerima kenyataan kalau dirinya tengah mengandung janin dari laki-laki yang tidak ia ketahui, ia berpikir keras untuk mencari jalan keluar sampai salah satu temannya menyarankan untuk mencari suami kontrak. T...