Part 32

2.6K 103 7
                                    

Beberapa hari berlalu setelah kedatangan Bram ke rumah, kedatangan yang membuat banyak kejutan dan mengungkap kebenaran yang selama ini tersembunyi, Bram adalah tokoh di balik kehamilan Jovita dan bukan Arman seperti apa yang mereka sangka selama ini.

Mereka sudah berdosa karna telah menyalahkan Arman, padahal Arman tidak ada sangkut pautnya sama sekali, justru mereka harusnya berterima kasih karna Arman sudah mau melindungi martabat dari Jovita.

Beberapa hari ini, kondisi Jovita sudah cukup baik, tidak seperti beberapa hari yang lalu, Jovita sudah mulai bisa di bawa keluar dari rumah untuk sedikit berjemur di halaman, Jovita sudah bisa sedikit di ajak berkomunikasi walau masih tidak mau merespon sama sekali.

Akibat kejujuran yang Bram katakan wakti itu, Hari tidak tinggal diam, setelah berdiskusi dengan Lilia dan Tani, akhirnya Hari memutuskan untuk melaporkan Karin kepolisi.

Mereka semua sudah sepakat karna menganggap perbuatan Karin itu sudah keterlaluan, tindakan kriminal, Hari dan keluarga tidak bisa memaafkannya lagi, mereka sudah tidak bisa diam lagi.

Hari ini, setelah tiga hari menimbang-nimbang, Hari akhirnya datang ke kantor polisi bersama Bram yang menjadi saksi sekaligus tersangka, Bram adalah kunci.

Hari tidak menyangka kalau Bram tidak kabur sama sekali, walau Bram brengsek tapi bisa di percaya dan bertanggung jawab dengan apa yang dirinya perbuat, Hari membuat laporan mengenai kejadian itu.

Tanpa membutuhkan waktu lama, Karin di jemput pihak kepolisian di rumahnya, walau ada sedikit drama tapi polisi berhasil membawa Karin untuk di mintai keterangan.

Setelah Jovita mengalami kemalangan saat itu, baik Karin atau pun Meylin tidak lagi tinggal di rumah Jovita, mereka segan kepada keluarga Jovita, jadinya mereka memilih keluar.

Karin di bawa oleh beberapa polwan ke kantor polisi, dengan kedua tangan di borgol, Karin di turunkan dari dalam mobil lalu di giring masuk, Karin langsung di jebloskan ke dalam sel untuk menanggung perbuatannya.

"Lepaskan saya! Saya tidak bersalah. Saya mohon! Saya tidak bersalah pak polisi," teriak Karin meronta, tidak terima di perlakukan seperti ini.

Karin memegang jeruji besi yang membelenggunya saat ini, dengan perasaan kesal dan sedih, Karin terus meminta untuk di lepaskan, hal itu tentu saja membuat suasana di dalam kantor polisi menjadi riuh.

Mau tidak mau, dua orang polisi yang berjaga harus mendekat untuk menghentikan rengekan Karin yang semakin menjadi-jadi.

"Pak polisi! Lepaskan saya! Hiks... Saya tidak bersalah. Lepaskan saya! Pak polisi---"

"HEH! Diam kamu!" bentak salah satu polisi yang membuat Karin langsung terdiam.

"Jangan bikin keributan disini, kalau tidak kamu benar-benar akan meringkuk di penjara. Tunggu sampaoi semuanya selesai, kalau kamu tidak bersalah, kami juga akan membebaskan kamu dari sini," sambung polisi lain panjang lebar.

"T-tapi! Saya tidak bersalah pak!"

"Salah tidaknya bukan kamu yang tentuin. Silahkan kamu membela diri kalau kamu benar-benar tidak bersalah."

"Hiks..."

Pada akhirnya, Karin menangis karna tidak tau harus bekata apa-apa lagi, Karin sungguh tidak percaya kalau akhirnya akan menjadi seperti ini.

Kedua polisi itu kembali ke pos mereka, mereka tidak peduli dengan tangisan Karin, mereka sudah terbiasa dengan semua itu, semua yang masuk kesini akan bersikap sama seperti apa yang di lakukan oleh Karin barusan.

Tidak lama, tiga orang lainnya datang ke sel penjara, itu adalah Hari dan Bram yang di temani oleh salah satu polisi yang bertugas menangani kasus tersebut, mereka berhenti di depan sel yang di tempati Karin.

SUAMI 100 JUTA ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang