Part 18

2.3K 95 3
                                    

Hari ini Arman resmi mulai bekerja sebagai OB di salah satu perusahaan milik keluarga Halim, ia memulai semuanya dengan senyuman dan penuh dengan semangat, Arman tidak akan membuat kesalahan di hari pertamanya bekerja.

Arman sangat senang karna sudah memasuki tahap dari apa yang ia rencanakan, ia sudah bisa bekerja dan menghasilkan uang, ia akan memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami, ia akan menafkahi istrinya dengan baik.

Arman tau kalau uang yang akan ia hasilkan tidak sebanyai gaji istrinya, tapi ia tetap bersyukur, dari gajinya nanti ia akan membagi untuk istrinya dan juga untuk ibunya.

Sudah beberapa hari ini sang ibu dan adiknya selalu menanyakan kondisi Arman, sejak oprasi sang ibu berhasil dan sudah pulang dari rumah sakit, Arman tidak menemaninya lagi, Arman hanya menghubungi lewat ponsel saja.

Beruntung, sang ibu dan adiknya sangat memahami kondisi Arman, walaupun ia tidak bisa menampik rasa kecewa di hatinya karna sudah membohongi sang ibu, tapi Arman tidak punya pilihan lain lagi.

Demi sang ibu, Arman rela menikah kontrak dengan Jovita, demi uang untuk biaya oprasi sang ibu, tapi entH kenapa lama-kelamaan, Arman mulai menaruh hati kepada Jovita, dan Arman juga merasa kalau Jovita mempunyai perasaan yang sama terhadapnya.

Kini, beberapa hari sudah Arman selalu menaruh perhatian lebih kepada Jovita dan janin dalam perutnya, setiap pagi dan malam, Arman selalu menyeduh susu ibu hamil untuk Jovita, dan interaksi di antara keduanya juga semakin hari semakin baik, mereka mulai dekat baik secara fisik dan juga hati.

Arman sangat senang karna hal itu, maka dari itu, ia akan selalu semangat bekerja untuk menafkahi Jovita, Arman merasa kalau pernikahan mereka akan naik ke tahap selanjutnya.

Dengan cekatan, Arman mulai membersihkan beberapa bagian gedung, dari mulai lantai sampai toilet, Arman bersihkan.

Arman juga di temani oleh salah satu OB yang sudah lama bekerja disini, untuk memantau dan memberitau Arman tentang tugas-tugasnya.

"Gimana? Kamu sudah hafal kan, apa yang saya katakan tadi?" tanya OB lama yang bernama Kamal.

"Iya sudah. Terima kasih mas sudah menjelaskan semuanya kepada saya," jawab Arman.

"Tidak masalah, itu sudah tugas saya, nanti kamu juga harus mengantar pesenan dari para karyawan disini. Kalau kamu belum paham, kamu bisa cari saya untuk bertanya," kata Kamal.

Arman mengangguk. "Siap mas. Saya akan bekerja dengan giat."

"Bagus. Saya suka semangat kamu itu, saya juga salut dan kagum sama kamu, kamu bisa langsung hafal dengan apa-apa yang saya jelaskan tadi." Kamal sedikit memuji Arman.

"Terima kasih mas! Saya merasa tersanjung." Arman garuk-garuk kepala.

"Baiklah. Kalau gitu saya pergi dulu, kamu bisa lanjut kerjakan yang ini dulu."

"Ok mas. Terima kasih sekali lagi!"

Kamal langsung pergi untuk bertugas di sisi lainnya, tugas Arman saat ini ya sedang mengepel lantai di dekat toilet perempuan, beberapa sudut memang berdebu jadi Arman harus menyelesaikannya lebih dahulu sebelum beranjak ke tempat lain.

Dengan telaten, Arman terus membersihkan beberapa sudut, dengan perasaan riang dan juga bahagia, entah kenapa kalau memikirkan Jovita, hatinya terasa sangat berbunga-bunga.

Arman membersihkan lantai sambil berjalan mundur, tanpa disadari ada seseorang yang akan masuk dengan tergesa-gesa dan juga tidak memperhatikan sekitar.

Bruk!

"Aduh!"

Arman langsung terperanjat kaget saat mendengar suara benda jatuh dan di barengi oleh suara seseorang, nampaknya Arman sedikit membuat masalah dan tidak sengaja menabrak seseorang saat sedang membersihkan lantai.

SUAMI 100 JUTA ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang