"Arman! Kamu dimana?"
Jovita langsung mencari ke setiap sudut rumahnya, sambil berteriak memanggil nama Arman, Jovita terus menelusuri sudut rumahnya, ruang tengah, dapur, belakang rumah namun tidak menemukan keberadaan Arman sama sekali.
Jovita hanya punya satu pilihan lagi, yaitu masuk ke dalam kamar Arman yang di kunci oleh pemiliknya, Jovita tau kalau Arman selalu menyembunyikan kunci itu di beberapa tempat.
Jovita mencari dan akhirnya berhasil menemukan keberadaan kunci kamar milik Arman, dengan hati yang campur aduk, Jovita perlahan membuka kunci lalu menark knop pintu kamar Arman.
"Arman! Kamu ada di da---"
Kosong!
Teriakan Jovita terhenti tatakala melihat Arman tidak ada di dalam kamarnya, setelah itu lekas mencari ke dalam lemari dan ternyata sudah kosong juga, semua pakaian Arman tidak ada di tempatnya, Arman sudah pergi meninggalkannya.
Semua sudah terlambat, Jovita terlambat menghentikan kepergian Arman, Jovita sangat sedih, karna di hari-hari terakhir pernikahan mereka justru di timpa masalah, mereka tidak berbicara lagi.
Jovita duduk di atas ranjang, menangis tersedu-sedu, Jovita tidak tau harus berbuat apa, hanya rasa penyesalan dan kata maaf yang bisa dia katakan, Arman menderita karnannya.
Jovita tidak henti-hentinya menangis sampai ujung matanya menangkap sesuatu yang terletak di atas nakas, Jovita buru-buru mengambilnya, itu sepucuk surat yang di tinggalkan oleh Arman, dengan perlahan Jovita membuka lalu membaca isinya.
Untuk,
Mbak Jovita.Jika mbak membaca surat ini berarti saya sudah pergi jauh.
Mmm, sebenarnya saya bingung mau nulis apa, tapi saya juga tidak mungkin pergi tanpa pamitan sama mbak.
Saya turut bersedih dengan kala mendengar kecelakaan yang menimpa mbak, saya juga turut berduka, saya merasa kehilangan, bagaimanapun saya ayahnya juga, sebagai ayah saya merasa tidak berguna, saya justru tidak bisa berbuat apa-apa, saya gagal, saya menjadi ayah yang gagal untuk anak kita, sekalagi lagi maaf!
Terimakasih untuk semuanyanya, saya sangat merasa senang dan bahagia bisa menjadi bagian dari hidup mbak, saya merasa sangat di hargai karna bisa menjadi suami dari perempuan secantik dan sebaik mbak, saya sungguh menyukai mbak.
Tapi, saya sadar diri, saya sadar kalau itu hanya angan belaka, saya sadar kalau saya tidak sebanding dengan keluarga mbak, saya tidak bisa menolak perceraian ini, saya tidak punya kekuatan sama sekali.
Pokoknya saya berterima kasih banyak kepada mbak yang sudah membantu membiayai oprasi ibu saya, saya berhutang budi karna itu, walau pun saya membantu mbak, tapi saya tidak bisa menerima uang itu secara cuma-cuma, di dalam amplop coklat itu ada uang 50 juta untuk mengganti biaya oprasi ibu saya, mohon di terima!
Saya sudah menceritakan masalah ini kepada ibu saya, mbak tau! Ibu saya sangat senang mengetahui saya sudah menikah dengan orang sebaik mbak, tapi ibu saya juga sedih karna saya sudah mempermainkan pernikahan, ikatan yang sangat sakral, apa lagi itu demi untuk biaya oprasinya, oleh karna itu, ibu saya memaksa untuk menjual rumah kami dan mengganti semua uang mbak.
Beliau sangat sedih, tapi lebih sedih kalau harus berpisah dengan menantunya tanpa pernah bertemu sekalipun, beliau juga tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa mendoakan yang terbaik buat mbak nanti.
Semoga mbak bahagia tanpa adanya saya nanti, kelak kalau kita memang berjodoh, kita akan di pertemukan lagi suatu hari nanti, kelak jika kita berjodoh maka saya akan memberitau keluarga mbak, kalau saya pantas bersanding dengan mbak, saya tidak akan pernah melepaskan mbak lagi, apa pun yang terjadi saya akan memperjuangkan mbak.
Mmm, mungkin saya terlalu banyak bicara, tapi satu yang harus mbak tau, saya menyukai mbak, semua yang ada pada diri mbak semua saya suka.
Saya harus pergi jauh mbak, sampai jumpa lagi di kemudian hari!
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI 100 JUTA ✅ [SELESAI]
Romansa(END) Jovita seorang wanita karir harus menerima kenyataan kalau dirinya tengah mengandung janin dari laki-laki yang tidak ia ketahui, ia berpikir keras untuk mencari jalan keluar sampai salah satu temannya menyarankan untuk mencari suami kontrak. T...