Part 5

3.4K 167 7
                                    

Hari ini Jovita membawa Arman ke rumahnya, hari ini juga akan menjadi hari penentuan, kalau saja keluarga Jovita tidak setuju entah akan seperti apa nasib mereka kedepan, Jovita sudah mengeluarkan kocek untuk Arman sebagai dp.

Bagaimana pun juga, Jovita harus bisa meyakinkan keluarganya, ia sudah mengajarkan Arman beberapa hal untuk berbohong, walau sulit tapi semoga saja berhasil.

Lalu satu hal yang ia takutkan adalah respon dari keluarganya, tidak apa kalau cuma penolakan semata tapi kalau sampai terjadi hal yang tidak terduga, tentu akan sangat sulit lagi.

Jovita hawatir akan keselamatan Arman, ia takut kalau ayahnya akan bertindak kasar, apa lagi tau kalau dirinya tengah mengandung, pasti Arman akan menjadi sasaran empuk kekesalan ayahnya.

Tapi Jovita tidak bisa berbuat banyak, kontrak mereka sudah berlaku sejak Arman menyetujui semuanya, ini mungkin bagian dari kontrak mereka, walau beresiko tapi Jovita juga tidak akan membiarkan Arman kenapa-napa.

Jovita membawa Arman tepat sore hari ke rumahnya, ia menjemput Arman di rumah sakit yang sedang menunggu ibunya, untungnya ada Hafsah yang bergantian untuk menjaganya.

Mereka berdua tiba di rumah Jovita, sedari tadi Arman terus memandang sekitar dengan kagum, ia tidak pernah melihat rumah sebagus ini, setiap sudut dari mulai halaman depan tidak luput dari pujian Arman.

"Rumah mbak besar sekali," ucap Arman memuji.

"Jangan katro kamu! Ini tidak ada apa-apanya, ini kasih terbilang kecil dari rumah orang kaya lainnya," balas Jovita jujur.

"Ini kecil? Lantas rumah besar seperti apa?"

"Ya mungkin dua atau tiga kali lebih besar dari rumah ini."

"Eh! I-itu rumah atau istana mbak?"

"Sudah jangan di bahas. Jangan buat malu saya dengan ke katroan kamu itu."

"I-iya mbak. Saya cuma kagum saja tidak lebih."

"Memangnya kamu belum pernah masuk ke rumah seperti ini?"

"Belum mbak, cuma pernah lihat dari luar saja."

"Hmm."

"Andai saya punya banyak uang, saya pasti bisa membahagiakan ibu dan adik saya."

"Terus berusaha, cari kerjaan yang penghasilannya gede."

"Iya mbak. Semoga saya bisa mendapat pekerjaan seperti itu."

"Hmm. Ayo masuk! Ingat, kamu harus bisa meyakinkan keluarga saya."

"Iya mbak."

Mereka berdua melangkah masuk ke dalam rumah, di awali oleh Jovita dan di susuk oleh Arman, Jovita memberi kode agar Arman berjalan di sampingnya, Arman menurut dan mereka berjalan berdampingan.

Arman juga bersikap berbeda hari ini, ia akan lebih kalem dan tidak kampungan, ia sudah menerima kontrak dan ia akan berusaha untuk menjaga kontrak itu, Jovita sudah membantu dan ini yang bisa Arman berikan sebagai balasan.

Di dalam ruang tengah sudah berkumpul beberapa orang, Hari ayah Jovita, Lilia ibu Jovita dan juga Tania adik Jovita, mereka bertiga sedang menonton televisi di temani beberapa cemilan.

Ketiganya langsung beralih menoleh ke arah Jovita saat mendengar suara derap langkah kaki mendekat, kening ketiganya mengkerut saat melihat Jovita datang bersama seorang laki-laki.

"Siapa laki-laki itu?" tanya Hari yang mewakili pertanyaan yang lain.

Jovita menarik napas dalam sebelum menjawab. "Kenalin, ini Arman, calon suaminya Vita."

SUAMI 100 JUTA ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang