Di malam yang sama, Jovita pergi ke diskotik bersama Karin seorang, entah kenapa dirinya ingin kembali clubing seperti dulu lagi, padahal setelah menikah dengan Arman, dirinya tidak pernah lagi menginjakan kaki di dalam diskotik.
Jovita marah, kecewa dan sedih. Jovita marah karna Arman tidak memberitaunya kalai dirinya bekerja di perusahaan yang sama dengannya, Jovita kecewa kala tau Arman mempunyai hubungan dengan Jesica, walau Arman meluruskan semuanya tadi, lalu Jovita sedih karna sudah membuat Arman sedih.
Jovita tau kalau sikapnya tadi pasti akan sangat membuat hati Arman sakit, sikap Jovita tadi memang sudah keterlaluan karna tidak menganggap Arman, padahal Arman sedang dalam masalah tapi dirinya tidak membantu sama sekali dan justru memperburuk semuanya.
Maka dari itu Jovita ingin melampiaskan semua itu, malam ini Jovita ingin ngefly dan melupakan semua masalahnya, Jovita ingin menghabiskan malam dengan minum tanpa peduli dengan janinnya sendiri.
Sudah beberapa gelas yang Jovita tenggak sampai membuat Karin yang bersamanya heran sendiri.
"Eh Vit! Lo kenapa sih? Heran gue." Karin menautkan kedua alisnya.
"Cih. Diem deh, gue lagi pusing, lagi galau, lagi sedih," balas Jovita.
"Lah! Kenapa? Gara-gara Arman?" tanya Karin.
"Arman brengsek. Kenapa lo gak bilang kalau deket sama Jesica, kenapa lo malah ngasih harapan ke gue, hiks... gue suka sama lo Arman, lo bikin gue galau kayak gini," racau Jovita.
"Gila! Cuma gara-gara Arman lo galau kayak gini?"
"Diem deh Kar. Lo gak tau rasanya jadi gue, gue tuh cinta banget sama Arman. Hiks..."
"Terserah lo. Pusing gue mikirin lo, mending gue cari cowo buat nemenin gue malam ini."
"Sialan lo. Awas aja lo, gue sumpahin lo juga hamil kayak gue. Haha..."
"Saraf! Temen gue udah saraf gini."
Karin akhirnya memilih untuk pergi ke lantai dansa, sambil meliak-liuk, Karin mencari mangsa untuk menemaninya malam ini, sudah lama dia tidak melakukan itu, Karin sungguh sangat rindu dengan sensai luar biasa dari nikmatnya bercinta.
Berjalan perlahan sambil meliuk di antara banyak orang, Karin mencari siapa yang akan di incarnya malam ini, dengan selektif Karin memilih satu persatu dan menyaringnya, Karin tidak ingin bercinta dengan sembarangan orang.
Namun tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perutnya, itu tangan laki-laki yang membuat Karin terkejut apa lagi langsung mengeratkan pelukannya.
"Hallo sayang!" sapa laki-laki itu.
Kedua bola mata Karin membulat sempurna. "B-bram!"
"Ah! Lo masih ingat gue ternyata." Bram tersenyum tipis.
"L-lo ngapain disini? B-bukannya lo di luar negri?"
"Kenapa memangnya? Gue cuma kerja sambil liburan, bukan untuk tinggal disana. Lo kangen ya sama gue?"
"Dih! Kepedean banget lo!"
"Oh. Lo gak kangen sama gue?"
"Gak."
"Tapi gue kangen sama lo, hmm, lebih tepatnya kangen sama tubuh sahabat lo itu. Lo bisa atur kan malam ini? Tenang, gue kasih ongkos buat jasa lo."
"Bram! Lo pikir gue apaan? Gue bukan orang yang suka ngejual sahabatnya sendiri."
"Oh! Terus waktu itu apa? Bukannya lo yang ngejual sahabatnya sendiri ke gue!"
"I-itu... Waktu itu gue terpaksa, gue butuh duit Bram."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI 100 JUTA ✅ [SELESAI]
Romance(END) Jovita seorang wanita karir harus menerima kenyataan kalau dirinya tengah mengandung janin dari laki-laki yang tidak ia ketahui, ia berpikir keras untuk mencari jalan keluar sampai salah satu temannya menyarankan untuk mencari suami kontrak. T...