Part 17

2.5K 104 1
                                    

Hari ini Arman kembali berangkat untuk mencari pekerjaan, setelah beberapa hari gagal, Arman memutuskan untuk mencari pekerjaan lain yang bukan basicnya, Arman akan mencari pekerjaan di tempat yang bukan bidangnya.

Ia tidak akan mencari pekerjaan di dalam perusahaan, ia hanya ingin mempunyai pekerjaan untuk menghasilkan uang, mengirim CV ke perusahaan bukan prioritas utamanya kali ini, kalau memang rezekinya, Arman akan bekerja disana nanti.

Hari baru, semangat baru. Arman mempunyai semangat baru untuk memulai harinya, ia mempunyai harapan karna perasaannya kepada Jovita sedikit tersampaikan, Jovita sedikit merespon.

Semalam, Jovita tidak marah sedikit pun kala mengakui janin dalam perut Jovita sebagai anaknya, Arman justru melihat kalau Jovita terharu karna perkataan Arman.

Arman tidak peduli janin di dalam kandungan Jovita darah siapa, yang jelas Arman menganggap kalau itu adalah anaknya sendiri, Arman mencintai Jovita dengan tulus dan akan menjaga buah hati Jovita dengan penuh kasih sayang.

Arman tidak peduli, yang ia pedulikan hanya satu, Jovita dan buah hatinya, itu akan selalu menjadi penyemangat sendiri bagi Arman.

Arman berjalan melewati beberapa gedung perkantoran, Arman biasa melewati gedung itu sebelum pergi mencari pekerjaan, tapi di dalam perjalanannya, ia justru di hampiri atau lebih tepatnya di berhentikan oleh beberapa satpam perusahaan.

Arman langsung menautkan kedua alisnya bingung, melihat kedua satpam itu berdiri di depannya.

"Maaf! Apa sodara yang bernama Arman?" tanya salah satu satpam.

Arman menatapnya bingung. "Iya. A-ada apa ya pak? Kenapa berhentiin saya?"

"Ah, maaf-maaf!," kata mereka berdua.

"Kalau tidak ada urusan, saya permisi dulu pak!"

"Tunggu!"

"Ada apa lagi pak?"

"Tidak-tidak. Jangan salah paham dulu. Saya hanya di suruh atasan saya untuk menyampaikan pesan kepada mas Arman."

"Atasan? Siapa? Lalu, pesan apa?"

"Nanti mas juga tau sendiri. Mas di suruh atasan saya menghadapnya sekarang juga, beliau ingin bertemu."

"Kalau boleh tau nama atasan bapak sekalian, siapa ya?"

"Nanti mas tau sendiri. Mari! Saya antar langsung kedalam."

"Mm. Baiklah."

Salah satu satpam itu langsung mengantar Arman untuk masuk dan menemui atasannya. Arman sangat penasaran dengan orang itu, ia tidak tau dan tidak pernah berurusan dengan orang hebat mana pun.

Yang ada di pikirannya hanya satu, yaitu Jesica dan ayahnya. Tapi jikalau di lihat lagi itu tidak mungkin karna perusahaan ini bukan perusahaan Halim, jadi Arman sangat penasaran dengan siapa orang itu.

Arman memasuki loby perusahaan, sang satpam langsung menghadap seseorang yang bertanggung jawab disana, beliau berbincang sebentar lalu balik lagi kepada Arman bersama orang itu.

"Mas Arman! Nanti mbak ini yang akan mengantar mas Arman langsung, saya hanya bertugas mengantarkan sampai kesini saja. Saya permisi dulu!" Satpam itu langsung kembali ke pos nya.

"Terima kasih pak!" ucap Arman.

"Silahkan mas! Atasan saya sudah menunggu mas," kata perempuan itu.

Arman mengangguk dan langsung melangkahkan kakinya mengikuti perempuan itu, ternyata Arman harus menaiki tangga atau lift untuk naik ke atas.

Perempuan itu mengantar menaiki lift, ini kali pertama Arman naik yang seperti itu, namun Arman harus bersikap biasa saja tidak boleh menunjukan kekatroannya.

SUAMI 100 JUTA ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang