Dua orang lelaki manis berbaring di atas tempat tidur, memandangi awan di balik jendela kamar yang berarak pelan. Dunk mengusap rambut Phuwin memainkannya sembari bersenandung, mereka berpelukan ringan.
"Phu..."
"Hmm..."
"Bagaimana kau bisa membuat Pond jatuh cinta padamu?"
"Kau sedang mendekati seseorang?" Suara Phuwin riang.
"Aku hanya berusaha membuat seseorang mencintaiku, sama seperti yang Pond lakukan padamu. Kalian manis"
"Hahaha... Kami tak semanis itu, ada saja masalah diantara kami."
Dunk ikut tertawa pelan, tangannya memeluk lengan Phuwin bermanja. "Aku ingin membuat pengakuan"
"Pengakuan apa?"
Si manis menghela nafas, percakapan berbelit-belit tak akan berguna. "Aku pernah melakukan sex dengan seseorang, dan sampai sekarang aku merasa ada yang ganjil-
-shia... Lalu setelah itu kau mencintainya? Sebentar... Sebentar"
sahabatnya duduk dengan wajah serius, antusias sekali mengguncang bahunya. "Phu... Santai saja..." Mulut Dunk mengerut.
"Jadi kalian melakukannya?"
"Humm..."
"Bagaimana rasanya?"
Bau aneh, kental dan sedikit asin, Dunk menggeleng cepat mengingat kejadian hari itu. "Aku tak sanggup menjelaskannya"
"Kapan kalian melakukannya?"
"Sudah lama sekali, tapi rasanya masih tak terlupakan"
"Hebat... Hebat..." Phuwin bertepuk tangan riang, mengundang semangat Dunk juga untuk melanjutkan cerita. "Kau bisa mulai mendekatinya, masih dalam jangkauanmu kan?"
"Tentu saja, kami cukup dekat"
"Dunk memang hebat, jadi siapa orangnya? Namanya siapa?"
Dia berdehem pelan, menetralkan suasana. "Ckk... Aku masih malu mengatakannya"
"Aww... Kenapa malu? Dunk tidak percaya pada Phuwin?"
"Nanti aku beritahu"
"Nantinya kapan?"
"Sabar..."
"Dunk, kau suka dengan siapa? Aku penasaran"
Lelaki itu memeluk lengan Phuwin, senyumnya lebar begitu bahagia. "Kepo"
"Dunk..."
Selang beberapa detik pintu kamar terketuk, agar ricuh namun keduanya mencoba diam. Dunk yang pertama berinisiatif membuka pintu, seraut wajah tampan dengan tak minat membuatnya terkejut bukan main.
"Dimana Phuwin?"
"Itu..." Telunjuknya mengarah pada sang sahabat, dan sontak saja Phuwin menuruni ranjang.
"Kau menjemput ku terlalu cepat, masih banyak yang harus kubicarakan dengan Dunk"
"Ckk... Aku sudah pulang dari kampus, jadi singgah disini menjemputmu"
"Dunk.. aku pulang dulu yah, jangan lupa ceritakan orang yang kau suka" Dunk menyeka wajahnya kemudian mencubit pinggang Phuwin. "Shia... Kenapa kau mencubit ku?"
"Haha... Tidak apa, hati-hati di jalan yah. Pulang dengan selamat"
Dunk tersenyum tak nyaman dengan pipi setengah cekung, ekspresinya begitu lepas untuk mendorong Phuwin keluar dari kamar. Dia dan sahabatnya itu telah lama saling berbicara, sangat yakin bahwa Phuwin akan memahaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Heart [Joongdunk]18+[END]
Fanfic"Jangan menangis, mari kita belajar lagi" Joong tak bergerak sama sekali, dia menghela nafas panjang menatap langit buram. "Bagaimana jika aku gagal lagi, Dunk?" "Maka kita akan memulai lagi segalanya dari awal, setidaknya kita masih punya keyakinan...