"eughh..."
"Dunk manis sekali, seperti strawberry"
"Eughhh, geli..." Dia menggeliat kecil dibawah kukungan sang kekasih, tubuh Joong yang berat, begitu betah menindihnya.
"Katakan sesuatu"
"Sesuatu apa?"
Joong tertawa kecil, menelisik jauh lebih dalam di ceruk leher kekasih manisnya. "Terserah..."
"Eughh... Joong, hentikan.."
"Humm..." Tangannya masih meraba perut rata Dunk tanpa henti, terus memberikan kecupan kecupan ringan. "Ayo katakan sesuatu..."
Dunk tak habis pikir, otaknya tak bisa memproses ucapan lelaki itu bahkan dengan posisi se-vulgar ini. Matanya melirik ke arah pintu, seolah pikiran mengelabuhi penglihatannya. Sontak mendorong Joong sangat kuat, nalurinya tak salah. Seseorang berjalan mendekati pintu kamar, dia gelalapan meronta bersandar di kepala ranjang sembari menata rambut dan bajunya yang berantakan.
Joong melemparkan tatapan bingung sembari menaikkan dagu seolah berkata mengapa? Dunk menggeleng dan tak lama berselang pintu dibuka oleh seseorang.
"Phuwin..." Joong berkata dengan nada panjang, menegaskan kelegaan dari nada suaranya.
"Sialan, kau meninggalkan rumah pagi-pagi sekali dan sampah berantakan belum di buang" oceh Phuwin duduk di salah satu kursi diikuti Pond yang memunculkan wajah pada ambang pintu
"Apa Mommy marah?"
"Tentu saja sialan, mau tak mau aku yang membereskannya. Hari ini kan tugasmu"
"Maaf Phu, aku ada sedikit urusan dengan Dunk" wajahnya berpura-pura memelas, sembari memeluk lengan sang kekasih "iya kan sayang?"
"Penipu..." Cicit Dunk, membuatnya tertawa gemas.
"Aku tau apa urusanmu" ujar Pond menyengir di depan jendela "kau datang meminta susu di pagi hari, untuk sarapan. Aku selalu melakukannya kawan, itulah mengapa aku suka datang kerumahmu pagi-pagi buta"
Plakk...
"Awhhh...." Pond merintih, menatap nanar pada Joong yang berwajah syok "apasih bangsat?"
"Berani sekali, kau menyentuh adikku sejauh itu?"
"Sejauh apa? Aku bahkan lebih jauh.."
"Iya, tapi tidak tiap hari juga bangsat..." Joong menunjuk wajah Pond "woahh... Kau parah sih, aku akan mencekik mu jika besok pagi muncul dirumahku"
"Aww.. benarkah?" Phuwin bersedekap, menatap dua lelaki itu bergantian "ku yakin sebelum Pond sampai dirumah, kau sudah melarikan diri ke rumah Dunk"
"Ehemm..." Joong mencoba menetralkan suaranya dan menatap membunuh pada Pond, pergerakannya kembali menumpu kepala di dada Dunk tanpa berbicara lagi.
"Dunk, hari ini tak ada mata kuliah. Ada rencana?"
"Aku belum tau..."
"Ayo ke Disneyland?"
Matanya berbinar, membayangkan banyak wahana permainan dan boneka karakter yang besar. Sontak saja Dunk mengangguk semangat, dia segera menggoyangkan badan Joong "ayo kesana..."
"Apa kau yakin baby? Sebenarnya menghabiskan waktu seharian bersamaku jauh lebih menyenangkan"
"Iya, ayo ke Disneyland bersama Pond dan Phuwin"
"Tapi aku lebih suka seharian bersamamu di rumah"
"Ckk..."
Dari depan Phuwin melemparkan tatapan muak, terlebih saat lelaki itu dengan tak tahu malu menciumi Dunk berkali-kali di depan mereka "akhh Joong, tau tempat dong"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Heart [Joongdunk]18+[END]
Fiksi Penggemar"Jangan menangis, mari kita belajar lagi" Joong tak bergerak sama sekali, dia menghela nafas panjang menatap langit buram. "Bagaimana jika aku gagal lagi, Dunk?" "Maka kita akan memulai lagi segalanya dari awal, setidaknya kita masih punya keyakinan...